6 Fenomena Astronomi ini Akan Terjadi di Pertengahan September 2020
loading...
A
A
A
Bulan sabit muda dapat disaksikan pertama kali dengan mata telanjang pada 18 September 2020 sejak terbenam Matahari (17.45 WIB) hingga 18.45 WIB ketika bukan terbenam dengan jarak toposentris 357.621 km, iluminasi 1,66 persen dan lebar sudut 0,55 menit busur.
Bulan sabit muda kali ini berumur 23,75 jam, elongasi 14,8 derajat dan terbenam dari arah barat di konstelasi Virgo dekat manzila Auva.
4. Perigee bulan
Bulan akan berada pada titik terdekat Bumi (perigee) pada pukul 20.41.12 WIB dengan jarak 359.093 km, iluminasi 2,04 persen (fase sabit awal) dan lebar sudut 0,68 menit busur.
Bulan terletak di konstelasi Virgo ketika perigee akan tetap baru dapat disaksikan mulai pukul 17.45 WIB di arah timur dan terbenam pada pukul 18.45 WIB.
5. Konjungsi Merkurius-Spica
Spica merupakan bintang paling terang di antara bintang lainnya yang terletak di konstelasi Virgo.
Dalam sistem manzilah Arab, Spica dikenal sebagai as-Simak, sementara dalam sistem manzilah India, Spica disebut Caitra yang bermakna 'paling terang'.
Puncak konjungsi Merkurius-Spica terjadi pada pukul 18.26.58 dengan sudut pisah 0,27 derajat.
Fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang dari arah barat dengan ketinggian 10,7 derajat selama kondisi langit cerah, bebas polusi cahaya maupun bebas dari penghalang di sekitar medan pandangan.
Bulan sabit muda kali ini berumur 23,75 jam, elongasi 14,8 derajat dan terbenam dari arah barat di konstelasi Virgo dekat manzila Auva.
4. Perigee bulan
Bulan akan berada pada titik terdekat Bumi (perigee) pada pukul 20.41.12 WIB dengan jarak 359.093 km, iluminasi 2,04 persen (fase sabit awal) dan lebar sudut 0,68 menit busur.
Bulan terletak di konstelasi Virgo ketika perigee akan tetap baru dapat disaksikan mulai pukul 17.45 WIB di arah timur dan terbenam pada pukul 18.45 WIB.
5. Konjungsi Merkurius-Spica
Spica merupakan bintang paling terang di antara bintang lainnya yang terletak di konstelasi Virgo.
Dalam sistem manzilah Arab, Spica dikenal sebagai as-Simak, sementara dalam sistem manzilah India, Spica disebut Caitra yang bermakna 'paling terang'.
Puncak konjungsi Merkurius-Spica terjadi pada pukul 18.26.58 dengan sudut pisah 0,27 derajat.
Fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang dari arah barat dengan ketinggian 10,7 derajat selama kondisi langit cerah, bebas polusi cahaya maupun bebas dari penghalang di sekitar medan pandangan.