Tak Bisa Berdamai, Sembuh dari Infeksi Mutasi COVID-19 'D614G' Bisa Stroke
loading...

Gambar virus corona. FOTO/ DAILY
A
A
A
JAKARTA - Mutasi COVID-19 “D614G” membuat takut dunia, pasalnya virus ini menjadi lebih kuat dan menakutkan. Para ilmuwan di Amerika Serikat telah mempelajari otak para korban Covid-19 yang telah meninggal dan telah menemukan bukti bahwa virus tersebut dapat menyebabkan stroke dan peradangan. BACA JUGA - Mutasi Sempurna COVID-19 Terjadi di Indonesia, Dunia Keluarkan Tanda Bahaya
Para peneliti di Universitas Yale mengklaim mereka memiliki bukti yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, dapat secara langsung menginfeksi sel-sel otak yang disebut neuron. BACA JUGA - Bajaj Siap Gempur Vespa Matik dengan Husqvarna E-01
Para ilmuwan sebelumnya khawatir virus tersebut dapat menjadi penyebab berbagai bentuk kerusakan otak di antara pasien - termasuk radang otak dan penyakit seperti ensefalopati dengan gejala termasuk kebingungan, kabut otak, dan delirium.
Sejauh ini, hanya ada sedikit bukti bahwa virus dapat secara langsung bertanggung jawab atas kondisi otak seperti itu, tetapi sekarang para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti adanya hubungan tersebut.
Akiko Iwasaki, ahli imunologi di Universitas Yale, mengatakan kepada Live Science: "Kami secara aktif melihat lebih banyak jaringan pasien untuk dapat mengetahui seberapa sering infeksi otak seperti itu terjadi ... dan gejala apa yang berkorelasi dengan infeksi di area otak mana.” tuturnya seperti dilansir dari Daily Senin (14/9/2020).
Para peneliti di Universitas Yale mengklaim mereka memiliki bukti yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, dapat secara langsung menginfeksi sel-sel otak yang disebut neuron. BACA JUGA - Bajaj Siap Gempur Vespa Matik dengan Husqvarna E-01
Para ilmuwan sebelumnya khawatir virus tersebut dapat menjadi penyebab berbagai bentuk kerusakan otak di antara pasien - termasuk radang otak dan penyakit seperti ensefalopati dengan gejala termasuk kebingungan, kabut otak, dan delirium.
Sejauh ini, hanya ada sedikit bukti bahwa virus dapat secara langsung bertanggung jawab atas kondisi otak seperti itu, tetapi sekarang para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti adanya hubungan tersebut.
Akiko Iwasaki, ahli imunologi di Universitas Yale, mengatakan kepada Live Science: "Kami secara aktif melihat lebih banyak jaringan pasien untuk dapat mengetahui seberapa sering infeksi otak seperti itu terjadi ... dan gejala apa yang berkorelasi dengan infeksi di area otak mana.” tuturnya seperti dilansir dari Daily Senin (14/9/2020).
Lihat Juga :