Ilmuwan Temukan Kebenaran Mukjizat Nabi Musa Membelah Laut Merah

Minggu, 23 Februari 2025 - 07:14 WIB
loading...
Ilmuwan Temukan Kebenaran...
Sisa-sia terbelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa ditemukan. FOTO/ IFL Science
A A A
KAIRO - Sekelompok ilmuwan menyelidiki wilayah Laut Merah yang belum dijelajahi telah menemukan perangkap alam yang berbahaya di dasar laut. Hal ini dikaitkan dengan kisah Nabi Musa .



Mereka mengidentifikasi kolam air asin yang terletak hampir 4.000 kaki di bawah permukaan Teluk Aqaba. Kolam ini sepuluh kali lebih asin daripada air laut biasa dan hanya memiliki sedikit atau tidak ada oksigen, sehingga menciptakan lingkungan yang mematikan bagi organisme apa pun yang mendekat.

Para ahli meyakini kondisi bawah laut yang ekstrem ini dapat menyerupai lingkungan yang tidak bersahabat di Bumi purba , memberikan gambaran sekilas tentang jenis kondisi di mana kehidupan mungkin pertama kali bermula di laut dalam.

Studi yang dimuat di jurnal Nature ini memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang penemuan yang luar biasa ini.

Dengan hanya sekitar 40 kolam air garam yang pernah diidentifikasi di Laut Merah, Mediterania, dan Teluk Amerika yang baru-baru ini diberi nama, temuan ini menambahkan lapisan yang langka dan signifikan pada pemahaman kita tentang lingkungan bawah laut yang ekstrem tersebut.

Kolam air garam berfungsi sebagai kapsul waktu alami, yang melindungi catatan geologis dari sejarah Teluk Aqaba, berkat lapisan sedimen yang belum tersentuh. Lapisan kuno ini dapat mengungkap bukti tsunami, banjir bandang, dan gempa bumi di masa lalu yang terjadi ribuan tahun lalu.

Hebatnya, kolam-kolam tersebut terletak di area Laut Merah yang secara tradisional dikaitkan dengan kisah Nabi Musa saat membelah Laut Merah.

"Kolam Air Garam NEOM, sebagaimana kami menamainya, memperluas jangkauan geografis kolam air garam Laut Merah yang diketahui, dan mewakili lingkungan preservasi yang unik untuk sinyal sedimen peristiwa iklim dan tektonik regional," para peneliti menjelaskan.

Penelitian tersebut juga mengusulkan bahwa "kolam kematian" ini dapat menawarkan wawasan berharga dalam upaya menemukan kehidupan ekstraterestial.

Ekosistem ekstrem ini, salah satu yang paling keras di Bumi, mungkin meniru lingkungan "dunia air" yang jauh di luar tata surya kita.

Sam Purkis, seorang profesor dan ketua Departemen Geosains Kelautan di Universitas Miami, mengatakan: "Biasanya, hewan-hewan ini melakukan bioturbasi atau mengaduk dasar laut, mengganggu sedimen yang terkumpul di sana,''

"Tidak demikian halnya dengan kolam air garam. Di sini, lapisan sedimen apa pun yang mengendap di dasar kolam air garam tetap utuh."

Purkis dan timnya bersemangat untuk menjelajahi kondisi kolam air asin yang belum tersentuh, karena yakin bahwa kondisi tersebut memegang kunci untuk mengungkap wawasan tentang lingkungan laut purba. Tujuan mereka adalah merekonstruksi pola iklim masa lalu dan melacak evolusi jangka panjang ekosistem Bumi selama jutaan tahun.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2039 seconds (0.1#10.24)