Ini Deretan Miliarder Teknologi yang Disorot dalam Pelantikan Donald Trump, Ada Bos TikTok!

Selasa, 21 Januari 2025 - 19:34 WIB
loading...
Ini Deretan Miliarder...
Para miliarder teknologi yang juga orang-orang terkaya di dunia terbukti memiliki pengaruh besar terhadap politik Amerika. Foto: AFP
A A A
AMERIKA - Para miliarder teknologi, termasuk Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jeff Bezos, mendapat posisi istimewa dalam pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada Senin (20/1/2025) waktu setempat.

Kehadiran mereka di acara kenegaraan ini mencerminkan kekuatan dan pengaruh besar yang mereka miliki dalam dunia politik AS.

Dalam pelantikan yang berlangsung di Rotunda Capitol AS, CEO Meta Mark Zuckerberg hadir bersama istrinya, Priscilla Chan; Jeff Bezos ditemani tunangannya, Lauren Sanchez; sementara CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, turut hadir sebagai salah satu tokoh utama dalam barisan para tamu penting.

Selain itu, pendiri Google Sergey Brin, CEO Apple Tim Cook, dan CEO Alphabet Sundar Pichai juga terlihat dalam acara tersebut.

CEO TikTok, Shou Chew, yang hadir di barisan belakang, tetap menjadi sorotan di tengah ketidakpastian masa depan platform video pendek tersebut.

Pada hari yang sama, Trump memerintahkan penangguhan 75 hari atas undang-undang yang akan melarang TikTok di Amerika Serikat.

Miliarder Teknologi: Tiga Orang Terkaya di Dunia

Menurut Forbes, Elon Musk, Jeff Bezos, dan Mark Zuckerberg adalah tiga orang terkaya di dunia, masing-masing memiliki kekayaan bersih lebih dari USD250 miliar (sekitar Rp3.875 triliun), USD160 miliar (sekitar Rp2.480 triliun), dan USD100 miliar (sekitar Rp1.550 triliun).

Kehadiran mereka dalam pelantikan ini menunjukkan pergeseran hubungan Silicon Valley yang sebelumnya cenderung kritis terhadap Trump selama masa jabatan pertamanya.

Berbeda dengan empat tahun lalu, para eksekutif teknologi kini terlihat lebih proaktif dalam menjalin hubungan dengan Trump.

Salah satunya adalah Elon Musk, yang dilaporkan menghabiskan USD277 juta (sekitar Rp4,3 triliun) untuk mendukung kampanye Trump dan kandidat Partai Republik lainnya dalam pemilu November 2024.

Peran Politik dan Kontroversi

Posisi strategis para pemimpin teknologi ini dalam pelantikan menuai reaksi, termasuk dari Senator Bernie Sanders. "Ketika tiga orang terkaya di Amerika duduk di belakang Trump saat pelantikannya, semua orang paham bahwa kelas miliarder kini mengendalikan pemerintahan kita," ujar Sanders melalui media sosial.

Kehadiran Zuckerberg menjadi sorotan khusus, mengingat Trump sebelumnya mengancamnya dengan hukuman penjara seumur hidup hanya beberapa bulan lalu.

CEO Meta ini baru-baru ini mendapat kritik setelah mengubah kebijakan perusahaan untuk lebih selaras dengan pandangan konservatif Trump, termasuk menghapus fitur pengecekan fakta di AS dan melonggarkan aturan terkait ujaran kebencian di platform Facebook dan Instagram.

Jeff Bezos, pemilik The Washington Post, juga menjadi subjek kontroversi setelah memblokir rencana surat kabar tersebut untuk mendukung kandidat Demokrat Kamala Harris dalam pemilu 2024, yang memicu protes internal dari newsroom dan penurunan jumlah pelanggan.

Pengaruh Ekonomi dan Bisnis

Para miliarder teknologi ini tidak hanya hadir untuk menunjukkan dukungan simbolis. Bisnis mereka memiliki hubungan erat dengan pemerintah AS. SpaceX milik Musk telah menjadi kontraktor utama pemerintah, sementara divisi komputasi awan Amazon Web Services (AWS) dan Google juga termasuk klien terbesar pemerintah AS.

Namun, perusahaan teknologi besar seperti Google, Meta, Apple, dan Amazon juga menghadapi gugatan antitrust besar-besaran dari pemerintah AS. Dengan kehadiran mereka di pelantikan, para eksekutif ini tampaknya berusaha memastikan hubungan yang lebih baik dengan administrasi Trump.

Andrew Selepak, profesor media dari University of Florida, menyatakan bahwa kehadiran para miliarder ini merupakan strategi untuk memperkuat posisi mereka di pemerintahan. "Orang-orang ini sangat kaya dan pada dasarnya membayar akses. Mereka memastikan bahwa nama, wajah, dan terutama uang mereka terlihat jelas," ujarnya.

Peran Elon Musk dalam Pemerintahan Trump
Elon Musk telah ditunjuk sebagai pemimpin Department of Government Efficiency, sebuah badan baru yang bertugas memberi saran kepada Gedung Putih tentang pengurangan pengeluaran publik.

Selama dua bulan terakhir, Musk diketahui sering menghabiskan waktu di Mar-a-Lago, kediaman Trump di Florida, untuk mendiskusikan kebijakan ekonomi.

Musk juga menghadapi kritik atas transformasi platform media sosialnya, X (sebelumnya Twitter), menjadi alat untuk memperkuat suara-suara pro-Trump. Langkah ini dianggap oleh banyak pihak sebagai upaya Musk untuk memperkuat pengaruhnya di pemerintahan.

Masa Depan Teknologi dan Pemerintahan Trump

Kehadiran para miliarder teknologi dalam pelantikan Trump mencerminkan pengaruh besar mereka terhadap ekonomi dan politik AS. Sementara beberapa pihak melihat langkah ini sebagai bagian dari dinamika bisnis, lainnya mengkhawatirkan potensi konflik kepentingan, terutama mengingat hubungan erat antara perusahaan-perusahaan teknologi ini dengan pemerintah.

Dengan hubungan yang semakin erat antara Silicon Valley dan Gedung Putih, masa depan sektor teknologi di bawah pemerintahan Trump tampaknya akan sangat dipengaruhi oleh para miliarder ini. Langkah-langkah seperti antitrust, kebijakan privasi data, dan regulasi platform akan menjadi perhatian utama di tahun-tahun mendatang.



Dalam konteks global, kehadiran tokoh seperti Elon Musk dan Jeff Bezos dalam pemerintahan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kebijakan ekonomi dan inovasi teknologi. Namun, seperti yang diingatkan oleh beberapa pengamat, penting untuk memastikan bahwa hubungan ini tidak mengorbankan prinsip-prinsip keadilan dan transparansi.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2046 seconds (0.1#10.24)