China Siap Kalahkan NASA seperti Apple dan Tesla

Jum'at, 01 November 2024 - 13:23 WIB
loading...
A A A
Laporan terbaru dari lembaga think tank RAND menyoroti peningkatan keinginan China untuk mengambil risiko dan memperluas operasi strategisnya di antariksa, sebuah langkah berani yang dirancang untuk menentang supremasi Amerika Serikat (AS) di bidang ini.

RAND meneliti dokumen pertahanan China yang tersedia untuk umum, menawarkan tinjauan ekstensif tentang sudut pandang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tentang eskalasi di ruang angkasa dalam 20 tahun terakhir.

Mengutip dari The Hong Kong Post, ), laporan RAND menyatakan bahwa para pemimpin China menganggap AS sebagai negara kuat namun perlahan melemah, dan meramalkan eskalasi dalam strategi agresif di masa depan, termasuk peningkatan militerisasi ruang angkasa.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan PLA merupakan perpaduan antara pencegahan dan intimidasi, kombinasi strategis yang dirancang untuk memaksa musuh mematuhi tujuan politiknya atau menghadapi risiko perang dahsyat di ruang angkasa.

Laporan RAND juga merinci perubahan sikap PLA terhadap eskalasi di ruang angkasa. Sikap ini menunjukkan meningkatnya ambisi untuk secara proaktif memengaruhi lanskap strategis yang berubah dengan cepat. Di tahap awal, pemikiran strategis PLA masih bersifat teoritis, dengan fokus pada pencegahan konflik.

Pada tahun 2013, terjadi pergeseran dalam strategi PLA terhadap operasi ruang angkasa, seperti yang disorot oleh RAND. Fokus dialihkan ke persaingan militer dan eskalasi terkelola, dengan sasaran akhir mencapai tujuan politik.

Strategi ini disusun berdasarkan hierarki eskalasi empat tingkat, yang meliputi memamerkan kecakapan ruang angkasa, latihan militer ruang angkasa, mengerahkan pasukan luar angkasa, dan melancarkan serangan luar angkasa. Tujuan akhir dari strategi ini adalah menekan musuh agar menyerah, sekaligus menghindari konflik habis-habisan.

Masih dari laporan RAND, disebutkan bahwa meningkatnya keinginan PLA untuk mengambil risiko di ruang angkasa sebagian besar didorong persepsinya terhadap AS sebagai kekuatan yang sedang mengalami kemunduran, yang kemungkinan akan beralih ke militerisasi.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Gambar AI Donald Trump...
Gambar AI Donald Trump Jadi Paus Picu Reaksi Keras
Rekomendasi Link Tambah...
Rekomendasi Link Tambah Follower TikTok Gratis
Satelit Kubus Milik...
Satelit Kubus Milik Korea Selatan Bakal Ramaikan Misi Artemis
3 Tanda Kiamat yang...
3 Tanda Kiamat yang Muncul di China Semua Datang dari Langit
Apple Tunggu Tangan...
Apple Tunggu Tangan Robot untuk Pindahkan iPhone dari China
Tentara Robotik China...
Tentara Robotik China Bikin Para Ahli Khawatir
Profil Yulia Svyrydenko,...
Profil Yulia Svyrydenko, Menteri Ekonomi Ukraina yang Sepakat Jual Logam Tanah Jarang Ukraina ke AS
Petinggi Tesla Bantah...
Petinggi Tesla Bantah Mencari Pengganti Elon Musk sebagai CEO
Beda Jauh, Ini Perbandingan...
Beda Jauh, Ini Perbandingan Luas Kebakaran Israel vs Los Angeles
Rekomendasi
Perluas Jejaring Bisnis,...
Perluas Jejaring Bisnis, Hipmi Jaya Siap Bentuk Badan Otonom Olahraga Padel
Fajar Noor Siap Bikin...
Fajar Noor Siap Bikin Baper Bareng BCL di Panggung Road to Grand Final Indonesian Idol XIII
Komparasi dengan Banyak...
Komparasi dengan Banyak Negara, Ekonomi RI Kuartal I/2025 Diklaim Lebih Baik
Berita Terkini
Cara Pakai Aplikasi...
Cara Pakai Aplikasi Deteksi Produk Israel, Mudah Banget!
5 Fakta Singa Putih,...
5 Fakta Singa Putih, Salah Satunya jadi Simbol Budaya dan Spiritualitas
Google Siapkan Fitur...
Google Siapkan Fitur Mode Desktop Mirip Samsung DeX untuk HP Android
Melampaui Zamannya,...
Melampaui Zamannya, Bukti Kecanggihan Teknologi Antariksa Zaman Firaun Terungkap
AS Kembali Perpanjang...
AS Kembali Perpanjang Batas Waktu Penjualan TikTok
Intel Siapkan Teknologi...
Intel Siapkan Teknologi Pendingin CPU Berperforma Tinggi
Infografis
Militer Rusia, Iran,...
Militer Rusia, Iran, dan China Jauh Tinggalkan Inggris
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved