Terhubung ke Internet lewat Starlink, Suku Terpencil di Amazon Justru Ketagihan Pornografi dan Media Sosial

Jum'at, 07 Juni 2024 - 19:44 WIB
loading...
Terhubung ke Internet lewat Starlink, Suku Terpencil di Amazon Justru Ketagihan Pornografi dan Media Sosial
Starlink membawa bencana bagi suku terpencil di Amazon. Foto: ist
A A A
AMAZON - Seharusnya koneksi internet bisa membawa dampak positif. Tapi, yang terjadi di suku terpencil di Amazon ini sebaliknya. Mereka justru kecanduan pornografi dan media sosial.

Berkat layanan Starlink milik Elon Musik, suku terpencil di Amazon Marubo Brasil yang beranggotakan 2000 orang akhirnya terhubung ke internet. Namun, gara-gara itu anggota suku justru terpecah belah.

9 bulan lalu, Starlink akhirnya menghubungkan komunitas hutan hujan terpencil di sepanjang Sungai ItuĂ­ ke internet untuk pertama kalinya.

"Ketika Starlink pertama tiba, semua orang senang," kata Tsainama Marubo, 73 tahun, kepada The New York Times. "Tapi sekarang, semuanya menjadi lebih buruk. Anak-anak muda menjadi malas karena internet, mereka belajar cara-cara orang kulit putih."

Suku Marubo adalah suku yang suci, yang bahkan tidak suka berciuman di depan umum — tetapi anggota suku Alfredo Marubo mengatakan dia khawatir bahwa kedatangan layanan ini, yang memberikan internet super cepat ke pelosok-pelosok dapat merusak standar kesopanan.

Alfredo mengatakan banyak pria muda Marubo telah berbagi video porno dalam obrolan grup bahkan menjadi banyak "perilaku seksual agresif" di beberapa anggota.

"Kami khawatir anak-anak muda akan ingin mencobanya," katanya tentang tindakan seks aneh yang tiba-tiba mereka lihat di layar. "Semua orang begitu terhubung sehingga kadang-kadang mereka bahkan tidak berbicara dengan keluarga mereka sendiri."

Starlink mampu memberikan jaringan internet melalui antena serta 6.000 satelit dengan orbit rendah. Modul antena tersebut disumbangkan ke suku tersebut oleh pengusaha Amerika Allyson Reneau.

Awalnya, internet dianggap sebagai hal positif bagi suku terpencil tersebut. Harapannya, mereka bisa dengan cepat menghubungi pihak berwenang untuk meminta bantuan dalam keadaan darurat, termasuk gigitan ular yang berpotensi mematikan.

"Memang ini sudah menyelamatkan nyawa," kata Enoque Marubo, 40 tahun.

Anggota suku juga dapat terhubung dengan teman dan keluarga yang tinggal di tempat lain.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3390 seconds (0.1#10.140)
pixels