Matahari Buatan Korsel Diklaim Lebih Panas dari yang Asli

Senin, 01 April 2024 - 10:47 WIB
loading...
Matahari Buatan Korsel...
Matahari Buatan Korsel . FOTO/ DAILY
A A A
SEOUL - Rekor baru berhasil dicetak oleh reaktor fusi Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR) milik Korea Institute of Fusion Energy (KFE). Matahari buatan tersebut telah memiliki suhu yang lebih panas dari Matahari asli.



Seperti dilansir dari Interesting Engineering, Senin (1/4/2024), para peneliti yang mengerjakan proyeki KSTAR ini menyebut, selama pengujian antara Desember 2023 dan Februari 2024, Matahari buatan memecahkan rekor baru untuk proyek reaktor fusi.

KSTAR berhasil mempertahankan suhu 212 derajat Fahrenheit (100 juta derajat Celcius) selama 48 detik, sebagai perbandingan, suhu inti Matahari asli sendiri adalah 27 juta derajat Fahrenheit (15 juta derajat Celcius), yang artinya 7 kali lipat lebih panas.

Capaian tersebut merupakan kesuksesan terbaru KSTAR setelah banyak kesuksesan sebelumnya. Misalnya, pada tahun 2021, KSTAR mencetak rekor baru dengan berlari pada suhu satu juta derajat dan mempertahankan plasma super panas selama 30 detik.

Untuk diketahui, fusi adalah proses yang meniru proses yang sama yang menghasilkan cahaya dan panas dari bintang. Hal ini melibatkan penggabungan hidrogen dan elemen ringan lainnya untuk melepaskan tenaga luar biasa yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik tanpa batas dan tanpa karbon.

Menurut Dewan Riset Sains & Teknologi Nasional (NST) Korea, menciptakan teknologi yang dapat mempertahankan plasma bersuhu tinggi dan berdensitas tinggi di mana reaksi fusi terjadi paling efektif dalam jangka waktu lama sangatlah penting.

Menurut NST, rahasia di balik pencapaian besar ini adalah pengalih tungsten. Ini adalah komponen penting yang terletak di bagian bawah bejana vakum dalam perangkat fusi magnetik.

Mereka memainkan peran penting dalam mengeluarkan gas limbah dan kotoran dari reaktor sekaligus menahan beban panas permukaan yang besar. Tim KSTAR baru-baru ini beralih menggunakan tungsten sebagai pengganti karbon pada pengalihnya.

Tungsten memiliki titik leleh tertinggi di antara semua logam, dan keberhasilan tim dalam mempertahankan mode H untuk jangka waktu yang lebih lama terutama disebabkan oleh keberhasilan peningkatan ini. NST melaporkan bahwa perubahan ini merupakan kemajuan yang signifikan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kambing Misterius Ini...
Kambing Misterius Ini Mampu Hidup di Area Vulkanik selama 2 Abad Lebih
Ilmuwan Temukan Olo...
Ilmuwan Temukan Olo Warna Baru yang Belum Dilihat oleh Manusia
Lempeng Tektonik Berubah...
Lempeng Tektonik Berubah Drastis, Riset Klaim India Mulai Terbagi Jadi Dua
Jepang Kenalkan Rudal...
Jepang Kenalkan Rudal dengan Kecepatan Lebih dari 9.000 Km per-Jam
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan...
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan Bisa Menjerit saat Tersakiti
Fokus Masa Depan, LG...
Fokus Masa Depan, LG Bangun Jalinan Konektivitas dengan Mahasiswa
Tangkap Tren di Kalangan...
Tangkap Tren di Kalangan Gen Z, LG Subscribe Makin Diminati di Korea Selatan
China Siap Lanjutkan...
China Siap Lanjutkan Misi Luar Angkasa Minggu ini
Diselimuti Jutaan Telur...
Diselimuti Jutaan Telur Raksasa, Gunung Berapi Bawah Laut Purba Ditemukan
Rekomendasi
Ledakan Dahsyat Guncang...
Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Iran, Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
Hasil MotoGP Spanyol...
Hasil MotoGP Spanyol 2025: Alex Marquez Juara untuk Pertama Kalinya!
Pramono Tak Kuasa Tahan...
Pramono Tak Kuasa Tahan Tangis saat Melayat ke Rumah Duka Brando Susanto
Berita Terkini
Cara Mengatasi HP Xiaomi...
Cara Mengatasi HP Xiaomi Restart Sendiri, Pengguna Wajib Tahu
4 jam yang lalu
10 Game Terburuk di...
10 Game Terburuk di Dunia, Penuh Bug dan Grafis Mengecewakan
7 jam yang lalu
Kambing Misterius Ini...
Kambing Misterius Ini Mampu Hidup di Area Vulkanik selama 2 Abad Lebih
7 jam yang lalu
Tema PlayStation Klasik...
Tema PlayStation Klasik Kini Bisa Dipakai di PS5
7 jam yang lalu
Video YouTube Pertama...
Video YouTube Pertama Berusia 20 Tahun telah Ditonton 355 Juta Kali
11 jam yang lalu
Ilmuwan Temukan Olo...
Ilmuwan Temukan Olo Warna Baru yang Belum Dilihat oleh Manusia
15 jam yang lalu
Infografis
Susu Kecoa Diklaim Peneliti...
Susu Kecoa Diklaim Peneliti Tiga Kali Lebih Bergizi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved