Suku Navajo Menentang Penerbangan Sisa Kremasi Manusia ke Bulan

Sabtu, 06 Januari 2024 - 19:00 WIB
loading...
Suku Navajo Menentang...
Suku Navajo mempercayai bulan sebagai tempat suci dalam kulturnya sehingga tak layak dikotori.(Foto: Phys.org)
A A A
JAKARTA - Beberapa pihak di Amerika Serikat akan meluncurkan wahana antariksa pertamanya di bulan pada Senin (8/1/2024) mendatang. Namun, rencana tersebut terancam batal karena salah satu elemen masyarakatnya, Suku Navajo menentangnya.

Roket Vulcan Centaur baru milik United Launch Alliance akan diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida membawa pendarat bulan Peregrine milik Astrobotic dengan muatan Celestis dan Elysium yang berisi jenazah manusia dan DNA.

Suku Navajo yang memiliki sekira 300 ribu anggota atau suku pribumi terbesar kedua di Amerika ini menyuarakan kekhawatiran atas rencana tadi. Lantaran mereka mempercayai bahwa bulan sebagai tempat yang suci serta sakral dalam kulturnya dan tak layak dikotori dengan membuang 'sampah' dari Bumi.

Misi Peregrine sejatinya menyelidiki radiasi permukaan Bulan serta membantu badan luar angkasa AS, NASA mempersiapkan misi berawak ke sana dalam program Artemis. Namun, misi lainnya setelah ditelusuri ada beberapa manifest barang muatan dari dua perusahaan—Elysium Space dan Celestis berisi sisa-sisa kremasi dan DNA untuk ditinggalkan di Bulan selamanya.

Baca Juga: Suku-suku yang Pernah Meramalkan Kiamat dengan Cara Aneh

Meskipun Elysium tidak memberikan rincian, Celestis memiliki 69 daftar barang individu, beberapa di antaranya pencipta Star Trek yang sudah meninggal Gene Roddenberry, penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke, dan seekor anjing bernama Indica-Noodle Fabiano.

Para peserta misi ini membayar harga mulai dari 12.995 dollar AS atau setara Rp 201 juta berdasarkan informasi situs web perusahaan tersebut.

Dalam surat tertanggal 21 Desember 2023 yang ditujukan kepada pejabat NASA dan Departemen Transportasi, Presiden Navajo Nation Buu Nygren menyampaikan pemikirannya. "Kami punya kekhawatiran dan kekecewaan mendalam mengenai suatu hal yang sangat penting, dan kami meminta NASA untuk menunda peluncuran karena Bulan memiliki posisi sakral dalam banyak budaya Pribumi, termasuk kami," tulis Nygren.

Tindakan menaruh sisa manusia dan bahan lainnya, menurut Nygren, setara dengan penghinaan terhadap ruang sakral ini.

Baca Juga: Profil Suku Indian Cherokee, Suku Muslim Penghuni Asli Benua Amerika

NASA berjanji untuk bertemu


Nygren menambahkan bahwa situasi ini mengingatkan pada misi Lunar Prospector yang diluncurkan pada 1998 oleh NASA. Misi ini sengaja menabrakkan roket probe ke permukaan Bulan karena di dalamnya terdapat sisa-sisa kremasi geolog terkenal Eugene Shoemaker.

Melansir The Spokesman-Review, Sabtu (6/1/2024), saat itu, suku Navajo juga mengungkapkan keberatan. NASA meminta maaf dan berkomitmen untuk berkonsultasi dengan suku-suku asli di masa depan.

Joel Kearns, wakil administrator asosiasi NASA untuk eksplorasi, mengatakan bahwa sebuah tim lintas badan pemerintah telah mengatur pertemuan dengan Navajo Nation. Namun, mereka menegaskan tidak bisa mengintervensi atas muatan yang dikelola oleh pihak swasta.

"Kami sangat, sangat serius mengenai kekhawatiran yang diungkapkan oleh Navajo Nation, dan kami pikir kami akan terus berlanjut dalam percakapan ini," kata Kearns kepada para wartawan. "Kami menghormati hak semua budaya untuk melakukan praktik keagamaan, tetapi tidak satupun budaya atau agama harus membatalkan misi antariksa berdasarkan ajaran agama," kata perusahaan itu.

Baca Juga: Lebih Barbar dari Suku Inca, Suku Chimu Gemar Persembahkan Jantung Manusia

Menyangkal bahwa misi ini "mencemarkan Bulan," perusahaan tersebut menekankan bahwa materi tersebut akan tetap di dalam pendarat daripada ditempatkan di permukaan. Kearns mengatakan bahwa kemitraan swasta yang semakin berkembang dengan NASA dapat menyebabkan "perubahan dalam cara kita melihat ini" atau pembentukan standar industri.

Ini bukanlah pertama kalinya DNA manusia ditinggalkan di benda langit gersang ini, hampir 100 kantong tinja dan urine yang ditinggalkan oleh astronaut Amerika selama pendaratan bulan Apollo tahun 1969-1972.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Berencana Bawa...
China Berencana Bawa Bakteri dari Luar Angkasa ke Bumi
Struktur Raksasa di...
Struktur Raksasa di Mars Jadi PR Besar Astronom untuk Mengungkapnya
Roket Uni Soviet Kembali...
Roket Uni Soviet Kembali ke Bumi setelah 53 Tahun Terjebak di Antariksa
Melampaui Zamannya,...
Melampaui Zamannya, Bukti Kecanggihan Teknologi Antariksa Zaman Firaun Terungkap
Tantang Starlink, Amazon...
Tantang Starlink, Amazon Luncurkan Satelit Pertama
Teleskop Hubble Tangkap...
Teleskop Hubble Tangkap Struktur Tersembunyi Berjuluk Pilar Penciptaan
Trump akan Pasang Senjata...
Trump akan Pasang Senjata AS di Luar Angkasa, Bagian dari Rencana Kubah Emas
AS Kalah, China dan...
AS Kalah, China dan Rusia Siap Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
Rekomendasi
XCMG Forklift Bawa Solusi...
XCMG Forklift Bawa Solusi Inovasi Energi Baru di Forklift Indonesia 2025
Breaking News! Kejagung...
Breaking News! Kejagung Tetapkan 3 Tersangka Kasus Kredit Sritex Rp3,6 Triliun
Demo Mahasiswa Ricuh...
Demo Mahasiswa Ricuh di Depan Balai Kota Jakarta, 7 Polisi Terluka
Berita Terkini
Cara Mengubah Kuota...
Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Kuota Utama XL, Apakah Bisa?
China Bocor Halus: Robot...
China Bocor Halus: Robot Humanoid Tiangong Jadi Open Source, Siapa Saja Boleh Gunakan dan Kembangkan!
Era Baru Internet Tanpa...
Era Baru Internet Tanpa Kartu Fisik, Begini Jurus XLSMART Dorong Adopsi eSIM!
Varian JN.1 Picu Lonjakan...
Varian JN.1 Picu Lonjakan Drastis Kasus Covid-19 di Asia
Keseringan Menggunakan...
Keseringan Menggunakan Ponsel Diklaim Menyebabkan Kepala Tertunduk
Nama Baru Elon Musk...
Nama Baru Elon Musk di X Menyebabkan Kripto Tiba-tiba Melonjak
Infografis
AS Setujui Penjualan...
AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 T untuk F-16 ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved