Ilmuwan Ciptakan Alat Bertenaga Surya, Ubah Air Kotor Jadi Air Minum

Sabtu, 25 November 2023 - 12:24 WIB
loading...
Ilmuwan Ciptakan Alat...
Cara kerja alat penjernih air ini terinspirasi dari kemampuan tumbuhan melakukan fotosintesis. (Foto: New Atlas)
A A A
JAKARTA - Para ilmuwan telah menciptakan perangkat terapung bertenaga surya yang mampu mengubah air terkontaminasi atau air laut menjadi bahan bakar hidrogen dan air minum.

Hebatnya lagi lantaran bekerja dengan sumber air terbuka dan tidak memerlukan daya eksternal, perangkat ini dapat digunakan di tempat-tempat terpencil.

Cara kerja alat ini terinspirasi dari kemampuan tumbuhan melakukan fotosintesis, tetapi berbeda dari perangkat sebelumnya yang menggunakan bahan air bersih untuk menghasil hidrogen, perangkat baru ini memakai air terkontaminasi, sehingga dapat digunakan di daerah sulit air bersih.

"Perangkat yang dapat bekerja dengan air terkontaminasi dapat memecahkan dua masalah sekaligus: dapat memisahkan air untuk membuat bahan bakar bersih, dan dapat membuat air minum bersih," kata Ariffin Mohamad Annuar, salah satu penulis studi ini. Ariffin melakukan riset ini bersama para peneliti dari University of Cambridge.

Chanon Pornrungroj, penulis utama dari studi ini mengatakan, menyatukan produksi bahan bakar surya dan produksi air dalam satu perangkat bukan perkara mudah.

Baca Juga: Siswa SMA Ciptakan Alat Penjernih Air Laut untuk Cuci Motor, Anti Karat

"Pemecahan air dengan tenaga surya, di mana molekul air dipecah menjadi hidrogen dan oksigen, perlu dimulai dengan air yang benar-benar murni karena kontaminan apa pun dapat meracuni katalis atau menyebabkan reaksi kimia yang tidak diinginkan," ujarnya.

Para peneliti menempatkan fotokatalis yang menyerap cahaya UV pada jala karbon nanostruktur yang menyerap cahaya dan panas inframerah, untuk menghasilkan uap air yang digunakan oleh fotokatalis untuk membuat hidrogen. Jala karbon berpori, yang diolah untuk menolak air, membantu fotokatalis mengapung dan menjaga jaraknya dari air di bawah sehingga kontaminan tidak mengganggu fungsinya. Selain itu, konfigurasi ini memungkinkan perangkat menggunakan lebih banyak energi matahari.

Mereka juga menggunakan lapisan putih yang menyerap UV di bagian atas perangkat yang mengapung untuk produksi hidrogen melalui pemisahan air. Sisanya cahaya dalam spektrum matahari ditransmisikan ke bagian bawah perangkat, yang menguapkan air. Tahapan inilebih mirip dengan transpirasi, proses pergerakan air melalui tumbuhan dan penguapannya dari bagian udara seperti daun, batang, dan bunga. "Dengan cara ini, kita benar-benar meniru daun nyata karena sekarang kita telah dapat menggabungkan proses transpirasi,” kata Pornrungroj.

Para peneliti menguji perangkat menggunakan sumber air terbuka, termasuk air dari Sungai Cam di Cambridge dan limbah industri yang keruh dari industri kertas. Dalam air laut buatan, perangkat ini mempertahankan 80 persen kinerjanya setelah 154 jam.

Baca Juga: Pakai Teknologi SWRO, PAM Jaya Mampu Ubah Air Laut Jadi Layak Minum

"Perangkat ini sangat toleran terhadap polutan, dan desain mengapung memungkinkan substrat bekerja di air yang sangat berawan atau berlumpur. Ini adalah sistem yang sangat serbaguna," kata Pornrungroj.

Perangkat ini memiliki potensi untuk mengatasi masalah keberlanjutan dan ekonomi sirkular, meski masih dalam tahap konsep. "Krisis iklim dan masalah seputar polusi dan kesehatan sangat terkait, dan mengembangkan pendekatan yang dapat membantu mengatasi keduanya akan menjadi perubahan bagi begitu banyak orang," kata Erwin Reisner, penulis korespondensi dari studi ini.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ilmuwan Temukan Gumpalan...
Ilmuwan Temukan Gumpalan Air Raksasa yang Hilang di Tengah Atlantik
Apakah Air Laut Bisa...
Apakah Air Laut Bisa Mendidih? Ini Jawabannya!
Keajaiban Sungai di...
Keajaiban Sungai di Bawah Laut: Bukti Nyata Kekuasaan Allah dalam Surah Al-Furqan Ayat 53
Apakah Air Laut Bisa...
Apakah Air Laut Bisa Mendidih? Fenomena Alam Ini Jawabannya
Toshiba Bantu Airbus...
Toshiba Bantu Airbus Ciptakan Mesin Pesawat Bertenaga Hidrogen
Asal-usul Air di Bumi...
Asal-usul Air di Bumi dan Alam Semesta Akhirnya Terungkap
PLN Indonesia Power...
PLN Indonesia Power Siap Tingkatkan Kapasitas SPBU Hidrogen Senayan
Terungkap, China Uji...
Terungkap, China Uji Bom Hidrogen Non-Nuklir yang Picu Reaksi Berantai Kimia Dahsyat
Hyundai Siap Bangun...
Hyundai Siap Bangun Stasiun Pengisian Hidrogen dari Sampah di Indonesia
Rekomendasi
Komisi V DPR Desak Reformasi...
Komisi V DPR Desak Reformasi Sistem Transportasi Nasional
10 Sebab Jet Tempur...
10 Sebab Jet Tempur J-10C Pakistan Bisa Tembak Jatuh 3 Rafale India yang Lebih Canggih
Biodata dan Agama Olla...
Biodata dan Agama Olla Ramlan, Aktris yang Busananya Dihujat Netizen saat Kondangan ke Luna-Maxime
Berita Terkini
India Akan Blokir Aliran...
India Akan Blokir Aliran Air Danau yang Menuju Pakistan
Bukti Nyata Gladiator...
Bukti Nyata Gladiator Bertarung dengan Singa Ditemukan
Bumi Bakal Terbakar...
Bumi Bakal Terbakar Matahari, Elon Musk Ngotot Pindahkan Manusia ke Mars
Danau Raksasa Tiba-tiba...
Danau Raksasa Tiba-tiba Muncul Kembali setelah 130 Tahun Menghilang
5 Fakta GTA VI yang...
5 Fakta GTA VI yang Baru Luncurkan Trailer Kedua, Salah Satunya Berkaitan dengan Tanggal Rilis
Meta Lakukan Update...
Meta Lakukan Update untuk Aplikasi Edits
Infografis
Jadi Pemicu Insomnia,...
Jadi Pemicu Insomnia, Berikut Bahaya Minum Obat dengan Teh
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved