Cairan Pendingin Komputer yang Ideal Bantu Tekan Emisi dari Data Center
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelumas untuk mendinginkan mesin kendaraan itu sudah biasa. Yang tidak biasa justru adalah pelumas untuk mendinginkan komputer terutama pusat data atau data center.
Ya, saat ini masyarakat cenderung ingat bahwa pelumas memang identik dengan kendaraan. Padahal komputer juga butuh pelumas. Apalagi komputer yang ditugaskan sebagai pusat data atau data center. Penggunaan pelumas untuk data center bahkan sangat krusial.
Pasalnya pelumas tersebut digunakan untuk menjaga komponen komputer tetap dingin dengan cara yang lebih efisien. Hal itu perlu dilakukan guna menekan jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari data center. Hal itulah yang coba diupayakan oleh PT Shell Indonesia dengan mengenalkanproduk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids).
Arie Satyanggoro, Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia, mengatakan immersion cooling fluids buatan Shell diyakini merupakan solusi energi terintegrasi Shell Lubricant untuk mendukung server data dan komponen teknologi informasi (TI) dalam meningkatkan kinerja, efisiensi, dan keberlanjutan. Terbuat dari gas alam menggunakan proses gas-to-liquid (GTL).
"Produk ini telah dikembangkan selama lebih dari 40 tahun dan ditujukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi industri sektor pusat data terkait permintaan akses informasi yang lebih cepat dengan cloud computing, media streaming, dan pertumbuhan AI (artificial intelligence), tapi juga harus dioperasikan dengan cara-cara yang
ramah iklim (climate-friendly)," jelasnya.
Immersion cooling fluids dari Shell digunakan bersamaan dengan immersion tank, misalnya yang disediakan oleh Gigabyte Technology untuk di Indonesia. Dari situ diyakini efisiensi energi dan penghematan biaya operasional jadi lebih meningkat. Jika dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, teknologi immersion cooling dapat meningkatkan performa dari central processing unit (CPU) hingga 40persen dan mengurangi konsumsi listrik hingga 48 persen sehingga dapat menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.
Arie Satyanggoro melanjutkan industri pusat data telah menjadi salah satu industri yang terus berkembang di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dalam permintaan pusat data, baik dari segi volume maupun kualitas layanan yang diinginkan oleh pelanggan.
Berdasarkan Data Center Indonesia, volume permintaan diperkirakan akan tumbuh dari USD2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi USD3,98 miliar pada tahun 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 14,09% selama periode perkiraan 2023-2028.
Pertumbuhan pusat data ini sejalan dengan peralihan gaya hidup dengan cara digital serta perkembangan industri dan infrastruktur ekonomi digital. “Upaya menciptakan solusi berkelanjutan ini sejalan dengan strategi Powering Progress
kami secara global untuk mempercepat transisi bisnis ke net-zero emission. Hadirnya teknologi immersed cooling fluids di Indonesia ini akan mendukung industri teknologi yang terus berkembang seperti untuk pusat data yang merupakan fasilitas berintensitas energi.” tutup Arie Satyanggoro.
Ya, saat ini masyarakat cenderung ingat bahwa pelumas memang identik dengan kendaraan. Padahal komputer juga butuh pelumas. Apalagi komputer yang ditugaskan sebagai pusat data atau data center. Penggunaan pelumas untuk data center bahkan sangat krusial.
Pasalnya pelumas tersebut digunakan untuk menjaga komponen komputer tetap dingin dengan cara yang lebih efisien. Hal itu perlu dilakukan guna menekan jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari data center. Hal itulah yang coba diupayakan oleh PT Shell Indonesia dengan mengenalkanproduk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids).
Arie Satyanggoro, Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia, mengatakan immersion cooling fluids buatan Shell diyakini merupakan solusi energi terintegrasi Shell Lubricant untuk mendukung server data dan komponen teknologi informasi (TI) dalam meningkatkan kinerja, efisiensi, dan keberlanjutan. Terbuat dari gas alam menggunakan proses gas-to-liquid (GTL).
"Produk ini telah dikembangkan selama lebih dari 40 tahun dan ditujukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi industri sektor pusat data terkait permintaan akses informasi yang lebih cepat dengan cloud computing, media streaming, dan pertumbuhan AI (artificial intelligence), tapi juga harus dioperasikan dengan cara-cara yang
ramah iklim (climate-friendly)," jelasnya.
Immersion cooling fluids dari Shell digunakan bersamaan dengan immersion tank, misalnya yang disediakan oleh Gigabyte Technology untuk di Indonesia. Dari situ diyakini efisiensi energi dan penghematan biaya operasional jadi lebih meningkat. Jika dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, teknologi immersion cooling dapat meningkatkan performa dari central processing unit (CPU) hingga 40persen dan mengurangi konsumsi listrik hingga 48 persen sehingga dapat menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.
Arie Satyanggoro melanjutkan industri pusat data telah menjadi salah satu industri yang terus berkembang di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dalam permintaan pusat data, baik dari segi volume maupun kualitas layanan yang diinginkan oleh pelanggan.
Berdasarkan Data Center Indonesia, volume permintaan diperkirakan akan tumbuh dari USD2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi USD3,98 miliar pada tahun 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 14,09% selama periode perkiraan 2023-2028.
Pertumbuhan pusat data ini sejalan dengan peralihan gaya hidup dengan cara digital serta perkembangan industri dan infrastruktur ekonomi digital. “Upaya menciptakan solusi berkelanjutan ini sejalan dengan strategi Powering Progress
kami secara global untuk mempercepat transisi bisnis ke net-zero emission. Hadirnya teknologi immersed cooling fluids di Indonesia ini akan mendukung industri teknologi yang terus berkembang seperti untuk pusat data yang merupakan fasilitas berintensitas energi.” tutup Arie Satyanggoro.
(wsb)