Populasi Komodo Menurun? Ini Fakta Sebenarnya
loading...
Isu yang menyebutkan populasi komodo saat ini mulai menurun, mendapat tanggapan Badan Pariwisata Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Foto/Pixabay
A
A
A
JAKARTA - Isu yang menyebutkan populasi komodo saat ini mulai menurun, mendapat tanggapan Badan Pariwisata Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina mengatakan, populasi komodo dalam 5 tahun terakhir sudah cukup stabil dan cenderung mengalami peningkatan.
Shana menjelaskan, jumlah atau populasi komodo terhitung sejak 2018 ada sekitar 2.800 ekor dan pada 2022 sekitar 3.150. Berarti dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terjadi peningkatan sekitar 300 ekor.
“Pada tahun 2022 malah populasinya (lebih dari) 300 ekor. Artinya dalam 4 tahun (2018 - 2021) terjadi peningkatan yg sangat tajam hampir 500 ekor," katanya kepada MNC Portal dalam keterangan resminya, Minggu (6/8/2023).
Shana mengatakan, peningkatan itu berpengaruh pada populasi komodo tahun selanjutnya yang terbilang cukup wajar. Sebab, ini menandai terjadi mekanisme alam populasi komodo menyesuaikan dengan sumber daya yang terbatas di pulau kecil.
Shana menjelaskan jika populasi komodo terus meningkat bahkan sampai lebih dari 20% dalam 5 tahun, maka dapat terjadi bencana population crash. Artinya pemangsa terlalu banyak dibandingkan sumber daya alam (mangsa dan habitat terbatas).
Jika kondisi ini terjadi, maka akibatnya lebih fatal yang enyebabkan populasi drop secara drastis dan sulit recovery-nya. "Jadi jika ada penurunan yang saat ini terjadi secara ekologis masih sangat normal," ujarnya.
Shana menambahkan, metode penghitungan satwa khususnya komodo saat ini diklaim sudah baik. Di mana pihaknya telah memublikasinya di jurnal hingga ditunjuk ole review dari para ahli internasional.
Shana menjelaskan, jumlah atau populasi komodo terhitung sejak 2018 ada sekitar 2.800 ekor dan pada 2022 sekitar 3.150. Berarti dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terjadi peningkatan sekitar 300 ekor.
“Pada tahun 2022 malah populasinya (lebih dari) 300 ekor. Artinya dalam 4 tahun (2018 - 2021) terjadi peningkatan yg sangat tajam hampir 500 ekor," katanya kepada MNC Portal dalam keterangan resminya, Minggu (6/8/2023).
Shana mengatakan, peningkatan itu berpengaruh pada populasi komodo tahun selanjutnya yang terbilang cukup wajar. Sebab, ini menandai terjadi mekanisme alam populasi komodo menyesuaikan dengan sumber daya yang terbatas di pulau kecil.
Shana menjelaskan jika populasi komodo terus meningkat bahkan sampai lebih dari 20% dalam 5 tahun, maka dapat terjadi bencana population crash. Artinya pemangsa terlalu banyak dibandingkan sumber daya alam (mangsa dan habitat terbatas).
Jika kondisi ini terjadi, maka akibatnya lebih fatal yang enyebabkan populasi drop secara drastis dan sulit recovery-nya. "Jadi jika ada penurunan yang saat ini terjadi secara ekologis masih sangat normal," ujarnya.
Shana menambahkan, metode penghitungan satwa khususnya komodo saat ini diklaim sudah baik. Di mana pihaknya telah memublikasinya di jurnal hingga ditunjuk ole review dari para ahli internasional.
(wib)
Lihat Juga :
