TikTok, Ajang Perang Konten Gen Z Versus Baby Boomers

Senin, 07 Agustus 2023 - 07:52 WIB
loading...
TikTok, Ajang Perang...
Perang konten Gen Z versus Baby Boomers di TikTok mengarah ke hal negatif. (Foto: Freepik)
A A A
JAKARTA - Kreativitas serta sifat kritis anak muda alias Gen Z di media sosial patut dicermati kembali. Penelitian terbaru menemukan ada perang konten Gen Z versus Baby Boomers yang mengarah ke hal negatif.

Baby boomer menjadi sebutan umum bagi orang yang lahir antara awal 1940an dan awal 1960an. Kelompok usia ini lahir pada masa Perang Dunia II. Sedangkan Gen Z menjadi kelompok yang terlahir di rentang 1996 hingga 2012. Hampir setengah abad perbedaan usia mereka.

Analisis baru yang terbit di jurnal PLOS One meneliti terdapat 673 video tentang baby boomer yang diunggah di TikTok, dan telah dilihat lebih dari satu miliar orang. Sebanyak 49,3 persen di antaranya mengandung stereotipe negatif tentang orang tua.

Pesan yang Gen Z sampaikan rata-rata bahwa orang tua memiliki pandangan kolot dan menahan kemajuan. Mereka membuat konten bernada menyalahkan (boomer-blaming) dengan berargumentasi bahwa para orang tua telah menghancurkan ekonomi atau lingkungan, atau memberikan contoh mereka berperilaku buruk terhadap orang yang lebih muda. Bahkan julukan 'boomer' telah menjadi istilah umum bagi beberapa anak muda untuk merujuk pada hal negatif.



Dr Reuben Ng, kepala peneliti dari National University of Singapore mengakui ada perbedaan pola pikir pada anak zaman sekarang. "Penggambaran orang dewasa yang lebih tua di tahun 1900-an sangat positif, anak muda menganggap para orang tua sebagai pahlawan dan ceritanya diromantisasi,” ujarnya dilansir dari Dailymail, Senin (7/8/2023).

Dalam 50 tahun terakhir, pandangan tadi telah berubah secara drastis. Dari video-video di media sosial terlihat kaum muda kini cenderung sangat meremehkan orang yang lebih tua.

"Pada tahun 2050, akan ada lebih dari dua miliar orang dewasa yang lebih tua, jadi kita perlu merayakan penuaan dan menumbuhkan solidaritas antar generasi," ujar Dr. Reuben memberi saran.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, menggunakan perangkat lunak pengenalan wajah untuk mengidentifikasi milenium dan generasi Z, berusia 16 hingga 40 tahun, yang telah membuat video tentang baby boomer. Studi ini menunjukkan video tentang baby boomer tujuh kali lebih dominan dibandingkan konten tentang nilai-nilai dan keyakinan orang tua.



Video tentang cemoohan anak muda dan bagaimana para orang tua menyarankan mereka agar tidak kecanduan teknologi, menasehati agar tidak terobsesi pada diri sendiri atau hipersensitif terpantau delapan kali lebih banyak dibuat dibandingkan konten lainnya.

Studi ini juga menyimpulkan bahwa video yang menekankan kehangatan hubungan orang tua perlu untuk dibuat. Upaya ini penting untuk menyoroti kualitas positif seperti kebaikan dan ketulusan orang yang lebih tua.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2165 seconds (0.1#10.140)