Miris, ChatGPT Digunakan untuk Curangi Ujian Masuk Pegawai Negeri
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Penggunaan aplikasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) ChatGPT semakin keluar dari arah yang sebenarnya. Baru-baru ini Tim Investigasi Khusus atau Special Investigation Team (SIT) dari India membongkar skandal ujian masuk pegawai negeri yang dicurangi dengan aplikasi ChatGPT.
Tindakan curang itu disebutkan Times of India terjadi dalam seleksi pegawai negeri baru di Telangana State Public Service Comission (TSPC). Saat itu TSPC tengah membuka lowongan untuk posisi Aisstan Executive Engineer (AEE) dan Divisional Accounts Officer (DAO).
Pelanggaran tersebut terungkap setelah SIT menahan seorang joki ujian bernama Poola Ramesh yang sehari-hari bekerja sebagai Divisional Engineer di Telangana State Northern Power Distribution Company Limited di Peddapali, India. Ternyata Poola Ramesh berhasil mendapatkan bocoran ujian di TSPC.
Poola Ramesh kemudian menyiapkan rencana untuk membantu tujuh orang kandidat yang akan mengikuti seleksi. Dia kemudian menyiapkan Bluetooth Earbuds ke tujuh orang tersebut.
Dari situ dia kemudian terpikir untuk memanfaatkan ChatGPT untuk menjawab seluruh soal ujian. Soal ujian sendiri berhasil dipegang oleh Poola Ramesh sepuluh menit sebelum ujian dimulai.
Times of India menyebutkan ada orang dalam dari TSPC yang membocorkan soal-soal ujian tersebut ke Poola Ramesh. Begitu soal diterima, Poola Ramesh kemudian menjalankan aplikasi ChatGPT untuk menjawab seluruh soal ujian.
Diketahui untuk jasa curang tersebut, ketujuh peserta ujian membayar sebesar 4 juta Rupee atau setara Rp722,4 juta. Ternyata setelah diperiksa lebih lanjut lagi, Poola Ramesh tidak hanya melakukan aksi joki ke tujuh peserta saja.
Pada ujian kedua dia juga melakukan aksi curang tersebut ke peserta lainnya. Hanya saja di hari kedua dia sudah lebih dulu mendapatkan soal ujian.
Jadi dia tidak perlu lagi menggunakan ChatGPT untuk ujian hari kedua. "Untuk ujian hari kedua Poola Ramesh menjual jawaban soal ujian ke lebih dari 30 oran pelamar," ungkap pihak kepolisian yang dikutip Times of India.
Tindakan curang itu disebutkan Times of India terjadi dalam seleksi pegawai negeri baru di Telangana State Public Service Comission (TSPC). Saat itu TSPC tengah membuka lowongan untuk posisi Aisstan Executive Engineer (AEE) dan Divisional Accounts Officer (DAO).
Pelanggaran tersebut terungkap setelah SIT menahan seorang joki ujian bernama Poola Ramesh yang sehari-hari bekerja sebagai Divisional Engineer di Telangana State Northern Power Distribution Company Limited di Peddapali, India. Ternyata Poola Ramesh berhasil mendapatkan bocoran ujian di TSPC.
Poola Ramesh kemudian menyiapkan rencana untuk membantu tujuh orang kandidat yang akan mengikuti seleksi. Dia kemudian menyiapkan Bluetooth Earbuds ke tujuh orang tersebut.
Dari situ dia kemudian terpikir untuk memanfaatkan ChatGPT untuk menjawab seluruh soal ujian. Soal ujian sendiri berhasil dipegang oleh Poola Ramesh sepuluh menit sebelum ujian dimulai.
Times of India menyebutkan ada orang dalam dari TSPC yang membocorkan soal-soal ujian tersebut ke Poola Ramesh. Begitu soal diterima, Poola Ramesh kemudian menjalankan aplikasi ChatGPT untuk menjawab seluruh soal ujian.
Diketahui untuk jasa curang tersebut, ketujuh peserta ujian membayar sebesar 4 juta Rupee atau setara Rp722,4 juta. Ternyata setelah diperiksa lebih lanjut lagi, Poola Ramesh tidak hanya melakukan aksi joki ke tujuh peserta saja.
Pada ujian kedua dia juga melakukan aksi curang tersebut ke peserta lainnya. Hanya saja di hari kedua dia sudah lebih dulu mendapatkan soal ujian.
Jadi dia tidak perlu lagi menggunakan ChatGPT untuk ujian hari kedua. "Untuk ujian hari kedua Poola Ramesh menjual jawaban soal ujian ke lebih dari 30 oran pelamar," ungkap pihak kepolisian yang dikutip Times of India.
(wib)