Era Baru Pembuatan Patung oleh Robot Dimulai, Lebih Mudah dan Cepat
loading...
Pembuatan patung oleh robot. Foto: Istimewa
A
A
A
Era baru pembuatan patung oleh robot dimulai. Dengan tenaga robot dan kecerdasan buatan, pembuatan patung kini menjadi lebih mudah, cepat, dan bekelanjutan.
Dilansir dari The Next Web, patung robot pertama dikembangkan di distrik tambang kota Italia oleh perusahaan Filippo Tincolini dan Giacomo Massari. Keduanya berhasil merevolusi industri pembuatan patung.
"Misi Robotor adalah untuk merevolusi industri, dengan menyederhanakan proses memahat dengan menggunakan robotika dan kecerdasan buatan," kata laman itu, dikutip Jumat (5/5/2023).
Tujuan patung robot ini adalah untuk membuat patung lebih cepat, lebih mudah, dan lebih berkelanjutan, sambil memungkinkan seniman untuk membuat karya yang seharusnya tidak dapat dibayangkan.
"Mesin Robotor menciptakan kembali kuda Parthenon. Menggambar dari penelitian dan interaksi antara seni, area lokal, tradisi, dan teknologi, startup telah mengembangkan pahat robot," jelasnya.
Dimulai pada 2004, ketika Tincolini mendirikan Torart, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam menggabungkan patung, seni kontemporer, dan desain dengan penerapan teknologi baru.
Torart mengembangkan robot pertama dua tahun kemudian, dan pada 2010 Giacomo Massari juga bergabung dengan tim.
Menyusul pesanan yang meningkat, kolaborasi dengan seniman terkenal di dunia seperti Barry X Ball, mereka menciptakan replika Arch of Palmyra, setelah aslinya dihancurkan oleh ISIS pada 2015.
Kemudian, mereka mendirikan Robotor pada 2019. Ukuran dan dana dari perusahaan tetap tidak diungkapkan.
"Robot kami lahir dari pematung, untuk patung. Mereka dilahirkan seni patung tradisional di suatu wilayah, di Carrara, yang merupakan tanah air patung," tukas Giacomo Massari.
Dilansir dari The Next Web, patung robot pertama dikembangkan di distrik tambang kota Italia oleh perusahaan Filippo Tincolini dan Giacomo Massari. Keduanya berhasil merevolusi industri pembuatan patung.
"Misi Robotor adalah untuk merevolusi industri, dengan menyederhanakan proses memahat dengan menggunakan robotika dan kecerdasan buatan," kata laman itu, dikutip Jumat (5/5/2023).
Tujuan patung robot ini adalah untuk membuat patung lebih cepat, lebih mudah, dan lebih berkelanjutan, sambil memungkinkan seniman untuk membuat karya yang seharusnya tidak dapat dibayangkan.
"Mesin Robotor menciptakan kembali kuda Parthenon. Menggambar dari penelitian dan interaksi antara seni, area lokal, tradisi, dan teknologi, startup telah mengembangkan pahat robot," jelasnya.
Dimulai pada 2004, ketika Tincolini mendirikan Torart, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam menggabungkan patung, seni kontemporer, dan desain dengan penerapan teknologi baru.
Torart mengembangkan robot pertama dua tahun kemudian, dan pada 2010 Giacomo Massari juga bergabung dengan tim.
Menyusul pesanan yang meningkat, kolaborasi dengan seniman terkenal di dunia seperti Barry X Ball, mereka menciptakan replika Arch of Palmyra, setelah aslinya dihancurkan oleh ISIS pada 2015.
Kemudian, mereka mendirikan Robotor pada 2019. Ukuran dan dana dari perusahaan tetap tidak diungkapkan.
"Robot kami lahir dari pematung, untuk patung. Mereka dilahirkan seni patung tradisional di suatu wilayah, di Carrara, yang merupakan tanah air patung," tukas Giacomo Massari.
(san)
Lihat Juga :
