3 Modus Kejahatan Siber Jelang Lebaran 2023, Selalu Waspada!

Rabu, 19 April 2023 - 23:35 WIB
loading...
3 Modus Kejahatan Siber Jelang Lebaran 2023, Selalu Waspada!
Kejahatan siber jelang libur Lebaran 2023 terus meningkat, memanfaatkan konsumen yang lengah. Foto: dok Blibli
A A A
JAKARTA - Perayaan libur Lebaran 2023 jadi momen bagi penjahat siber untuk beraksi. Mereka memanfaatkan konsumen yang lengah, sehingga mudah diperdaya.

Laporan terbaru Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut bahwa ada hampir 1 miliar serangan siber yang terjadi di Indonesia sepanjang 2022. Masa libur Lebaran menjadi salah satu periode dengan tingkat serangan tertinggi.

Temuan serupa juga ditunjukkan PT Global Digital Niaga (Blibli) yang mencatat adanya tren kenaikan intaian bahaya siber (fraud) sebesar 15% di libur Lebaran dibanding periode biasa pada tahun lalu.

Adapun jenis serangan siber yang paling banyak ditemukan adalah social engineering seperti phishing dan serangan malware.

Vice President of Information Security Blibli Rendra Perdana Satria mengatakan, jenis serangan siber kian beragam dengan berbagai modus. Mulai sebar link promo palsu sampai penipuan kode OTP.

Menurutnya, Blibli sudah berupaya menjaga keamanan data transaksi dan data pelanggan untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan saat beraktivitas di dalam ekosistemnya. Namun, tetap saja

Berdasarkan catatan Blibli, ada beberapa modus kejahatan siber yang marak menjelang libur panjang. Berikut beberapa modusnya:

1. Pelaku mengaku sebagai Customer Service dari platform e-commerce atau Bank dan menawarkan doorprize, diskon, cashback, voucher belanja, THR, menang undian, konfirmasi perubahan biaya, penukaran poin reward, atau pembatalan transaksi sepihak.

2. Pelaku berpura-pura sebagai kurir e-commerce dan mengirimkan link palsu berupa file ekstensi APK dan foto paket customer, lalu meminta korban menginstal aplikasi tertentu dan menyetujui hak akses (permission) pada aplikasi, kemudian data dalam handphone pun dapat diambil.



3. Pelaku berpura-pura mengkonfirmasi dan verifikasi penukaran hadiah, dengan membujuk dan menipu korban untuk menyebutkan Kode/OTP yang telah dikirimkan melalui SMS/Email. Kode tersebut pun digunakan untuk menarik data dandanakorban.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2922 seconds (0.1#10.140)