Bangkai Kapal Tenggelam Tahun 1914 di Danau Superior Ditemukan
loading...
Bangkai kapal tenggelam. Foto: Istimewa
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Michigan menemukan bangkai dua kapal pengiriman kayu yang menghilang di Danau Superior, pada tahun 1914. Kapal-kapal itu menenggelamkan sebanyak 30 orang.
Dilansir dari AP News, kapal-kapal tersebut milik Edward Hines Lumber Company. Kapal tenggelam oleh badai, pada 18 November 1914, saat mereka memindahkan kayu dari Baraga, Michigan, ke Tonawanda, New York
Ric Mixter, anggota dewan masyarakat dan sejarawan maritim mengatakan, temuan itu memecahkan satu bab di hari tergelap bangsa tersebut dan kisah-kisah yang tidak dilupakan.
Baca juga: Peneliti Virginia Temukan Sumber Energi Terbarukan
"Kedua bangkai kapal tersebut ditemukan sekitar 20 mil atau 32 kilometer di utara Grand Marais, Michigan," katanya, dikutip SINDOnews, Kamis (13/4/2023).
Dalam rekaman video yang beredar, tampak puing-puing lambung kapal uap masih terawat, rodanya, jangkar, boiler dan alat pengukur yang masih bersinar. Semuanya diawetkan oleh perairan Danau Superior yang dingin.
Baca juga: Peneliti Temukan Gen Tersebunyi Pada Covid-19
Dari kerusakan itu, para peneliti menduga, selain karena badai kapal-kapal tersebut tenggelam karena bertabrakan.
"Sudah 109 tahun, tapi mungkin masih ada beberapa anggota keluarga yang ingin tahu apa yang terjadi. Kami bisa mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan itu," pungkasnya.
Dilansir dari AP News, kapal-kapal tersebut milik Edward Hines Lumber Company. Kapal tenggelam oleh badai, pada 18 November 1914, saat mereka memindahkan kayu dari Baraga, Michigan, ke Tonawanda, New York
Ric Mixter, anggota dewan masyarakat dan sejarawan maritim mengatakan, temuan itu memecahkan satu bab di hari tergelap bangsa tersebut dan kisah-kisah yang tidak dilupakan.
Baca juga: Peneliti Virginia Temukan Sumber Energi Terbarukan
"Kedua bangkai kapal tersebut ditemukan sekitar 20 mil atau 32 kilometer di utara Grand Marais, Michigan," katanya, dikutip SINDOnews, Kamis (13/4/2023).
Dalam rekaman video yang beredar, tampak puing-puing lambung kapal uap masih terawat, rodanya, jangkar, boiler dan alat pengukur yang masih bersinar. Semuanya diawetkan oleh perairan Danau Superior yang dingin.
Baca juga: Peneliti Temukan Gen Tersebunyi Pada Covid-19
Dari kerusakan itu, para peneliti menduga, selain karena badai kapal-kapal tersebut tenggelam karena bertabrakan.
"Sudah 109 tahun, tapi mungkin masih ada beberapa anggota keluarga yang ingin tahu apa yang terjadi. Kami bisa mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan itu," pungkasnya.
(san)
Lihat Juga :
