Antisipasi Wanita Umbar Aurat, Iran Pasang CCTV Berteknologi 3D
loading...
A
A
A
TEHRAN - Dalam upaya mengekang meningkatnya jumlah perempuan yang melanggar peraturan berpakaian sopan di tempat umum.
Otoritas Iran memasang kamera pengintai berteknologi 3D (CCTV) di tempat umum dan jalan untuk mengidentifikasi pelanggar, termasuk menghukum perempuan yang tidak berjilbab.
Channel News Asia melaporkan bahwa setelah pelanggar diidentifikasi melalui CCTV, mereka akan menerima pesan teks peringatan tentang konsekuensi dari tindakan mereka.
Menurut polisi, langkah itu bertujuan untuk mencegah penentangan terhadap hukum hijab.
Polisi menambahkan bahwa perlawanan semacam itu hanya menodai citra spiritual negara dan menyebarkan rasa tidak aman di kalangan masyarakat.
Dilaporkan, semakin banyak wanita Iran yang melepas jilbab mereka sejak kematian seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun dalam tahanan polisi moral September lalu.
Mahsa Amini ditangkap karena diduga melanggar aturan hijab.
Setidaknya 108 orang tewas dalam tindakan keras Iran terhadap protes kematian Mahsa Amini yang meletus selama tiga minggu.
Kelompok hak asasi manusia Iran (IHR) mengklaim bahwa pasukan keamanan Iran menewaskan sedikitnya 93 orang lagi dalam bentrokan terpisah di kota Zahedan, di provinsi tenggara Sistan-Baluchistan.
Kekerasan di Zahedan meletus pada 30 September tahun lalu ketika protes meletus menyusul kemarahan publik atas laporan seorang gadis remaja yang diperkosa oleh seorang komandan polisi di wilayah tersebut.
Kelompok hak asasi itu juga menyuarakan keprihatinan tentang tingkat tindakan keras di Sanandaj, ibu kota provinsi asal Amini Kurdistan di Iran barat.
Jaksa Iran juga dikatakan menuntut lebih dari 1.000 orang karena ikut serta dalam protes massal jalanan.
Protes atas kematian Mahsa dilaporkan menyebar ke Eropa.
Otoritas Iran memasang kamera pengintai berteknologi 3D (CCTV) di tempat umum dan jalan untuk mengidentifikasi pelanggar, termasuk menghukum perempuan yang tidak berjilbab.
Channel News Asia melaporkan bahwa setelah pelanggar diidentifikasi melalui CCTV, mereka akan menerima pesan teks peringatan tentang konsekuensi dari tindakan mereka.
Menurut polisi, langkah itu bertujuan untuk mencegah penentangan terhadap hukum hijab.
Polisi menambahkan bahwa perlawanan semacam itu hanya menodai citra spiritual negara dan menyebarkan rasa tidak aman di kalangan masyarakat.
Dilaporkan, semakin banyak wanita Iran yang melepas jilbab mereka sejak kematian seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun dalam tahanan polisi moral September lalu.
Mahsa Amini ditangkap karena diduga melanggar aturan hijab.
Setidaknya 108 orang tewas dalam tindakan keras Iran terhadap protes kematian Mahsa Amini yang meletus selama tiga minggu.
Kelompok hak asasi manusia Iran (IHR) mengklaim bahwa pasukan keamanan Iran menewaskan sedikitnya 93 orang lagi dalam bentrokan terpisah di kota Zahedan, di provinsi tenggara Sistan-Baluchistan.
Kekerasan di Zahedan meletus pada 30 September tahun lalu ketika protes meletus menyusul kemarahan publik atas laporan seorang gadis remaja yang diperkosa oleh seorang komandan polisi di wilayah tersebut.
Kelompok hak asasi itu juga menyuarakan keprihatinan tentang tingkat tindakan keras di Sanandaj, ibu kota provinsi asal Amini Kurdistan di Iran barat.
Jaksa Iran juga dikatakan menuntut lebih dari 1.000 orang karena ikut serta dalam protes massal jalanan.
Protes atas kematian Mahsa dilaporkan menyebar ke Eropa.
(wbs)