Riset Sebut Hanya 39% Perusahaan di Indonesia yang Siap Hadapi Serangan Siber

Rabu, 29 Maret 2023 - 14:32 WIB
loading...
Riset Sebut Hanya 39% Perusahaan di Indonesia yang Siap Hadapi Serangan Siber
Cybersecurity Readiness Index Cisco yang memperlihatkan indeks tersebut dikembangkan dengan latar belakang dunia hybrid pasca-Covid. FOTO/ DAILY
A A A
JAKARTA - Hasil Riset Studi Cisco menunjukkan bahwa hanya 39 persen dari organisasi di Indonesia memiliki kesiapan di level yang tergolong matang dalam menghadapi risiko keamanan siber modern saat ini.



Jika melihat laporan yang dirilis oleh Cybersecurity Readiness Index Cisco yang memperlihatkan indeks tersebut dikembangkan dengan latar belakang dunia hybrid pasca-Covid. Jadi. bisa dikatakan bahwa pengguna dan data harus diamankan kapanpun dan dimanapun pekerjaan dilakukan.

Jeetu Patel sebagai Executive Vice President and General Manager of Security and Collaboration Cisco mengatakan bahwa peralihan ke dunia hybrid pada dasarnya sudah memberikan perubahan lanskap bagi perusahaan dan mereka mampu untuk menciptakan keamanan siber yang lebih besar.

Ia juga mengatakan bahwa perusahaan harus berhenti melakukan pendekatan pertahanan dengan melakukan penggabungan alat dengan fungsi khusus. Jadi, Patel menyarankan untuk bisa mem[pertimbangkan platform untuk mencapai ketahanan keamanan sekaligus mengurangi kompleksitas.

“Peralihan ke dunia hybrid pada dasarnya telah mengubah lanskap bagi perusahaan-perusahaan dan menciptakan kompleksitas keamanan siber yang bahkan lebih besar,” ucap Patel


Laporan tersebut menyoroti bisnis berjalan dengan baik dan dimana kesenjangan kesiapan keamanan siber akan terus melebar jika bisnis global dan pemimpin keamanan tidak mengambil tindakan.

Organisasi yang sudah beralih dari model operasional yang sebagian besar dinilai statis, maka para pekerja harus mengoperasikan pekerjaan mereka melalui satu perangkat dari satu lokasi dan sudah terhubung dengan jaringan statis ke dunia hybrid.

Mereka akan semakin banyak melakukan pekerjaan menggunakan beberapa perangkat di lokasi yang berbeda, terhubung ke beberapa jaringan dan mengakses aplikasi di cloud.

Tren kerja hybrid juga memungkinkan para pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka dalam perjalanan dan menghasilkan jumlah data yang besar. Perlu diketahui bahwa hal ini memberikan tantangan keamanan siber baru dan unik bagi perusahaan yang menjalankan tren sistem tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2472 seconds (0.1#10.140)