Lubang Raksasa di Matahari Bertambah, NASA Minta Penduduk Bumi Waspada!
loading...
A
A
A
Menurut Space Weather Prediction Center (SWPC), terbukanya atmosfer matahari memungkinkan partikel-partikel berenergi tersembur keluar lebih cepat ketimbang angin surya normal.
Aliran super cepat ini dapat menyebabkan gangguan di magnetosfer Bumi yang membahayakan satelit dan jaringan listrik.
Partikel-partikel berenergi tersebut juga bisa memperkuat aurora-aurora di planet kita, baik di kutub utara maupun selatan.
NASA menduga, lubang inilah yang menjadi penyebab munculnya aurora-aurora kuat dengan warna-warna cerah di Nebraska awal bulan ini.
Lubang koronoal akan muncul lebih sering saat Matahari mendekati siklus minimum 11 tahunan, yang kali ini jatuh pada tahun 2019 mendatang. Lubang-lubang tersebut dapat bertahan selama beberapa kali rotasi Matahari, yang menurut SWPC, membutuhkan waktu rata-rata 27 hari.
Aliran super cepat ini dapat menyebabkan gangguan di magnetosfer Bumi yang membahayakan satelit dan jaringan listrik.
Partikel-partikel berenergi tersebut juga bisa memperkuat aurora-aurora di planet kita, baik di kutub utara maupun selatan.
NASA menduga, lubang inilah yang menjadi penyebab munculnya aurora-aurora kuat dengan warna-warna cerah di Nebraska awal bulan ini.
Lubang koronoal akan muncul lebih sering saat Matahari mendekati siklus minimum 11 tahunan, yang kali ini jatuh pada tahun 2019 mendatang. Lubang-lubang tersebut dapat bertahan selama beberapa kali rotasi Matahari, yang menurut SWPC, membutuhkan waktu rata-rata 27 hari.
(wbs)