Ngamuk Rekannya Kena PHK, Ratusan Karyawan Google Mogok Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratusan karyawan Google di Zurich, Swiss, turun ke jalan. Penyebabnya adalah solidaritas, setelah Google melakukan PHK terhadap 200 karyawan mereka di Swiss. Rencana PHK masal Google sudah muncul sejak Januari 2023 silam.
Gara-gara itu, ratusan karyawan Google keluar dari kantornya di Zurich pada Rabu waktu setempat sebagai bentuk protes atas PHK massal yang mengakibatkan sekitar 200 orang kehilangan pekerjaan di Swiss.
Serikat IT Syndicom, yang mewakili beberapa karyawan Google, mengumumkan aksi mogok kerja dalam posting blog. Mereka meminta dialog antara karyawan dan perusahaan, juga melakukan peninjauan ulang terhadap keputusan untuk melakukan PHK.
Pada pukul 11 siang waktu setempat, para karyawan berkumpul di depan kantor Google sambil membawa slogan, ”kami berjalan keluar demi mereka yang tidak bisa kembali masuk,”.
Lebih dari 200 karyawan Google di Swiss terkena PHK sebagai bagian dari rencana 6 persen pemangkasan karyawan secara global. Hal tersebut sebenarnya sudah diumumkan oleh CEO Alphabet Sundar Pichai pada Januari 2023.
Secara total, Google memangkas 12.000 karyawan mereka di seluruh dunia.
Perwakilan Syndicom mengatakan kepada Insider dalam sebuah pernyataan bahwa Google menolak proposal dari sekitar 2.500 karyawan yang menawarkan untuk mengurangi gaji dan jam kerja mereka untuk menghindari pemutusan hubungan kerja di Swiss.
“Anggota kami di Google Zurich dan semua karyawan yang bergabung dalam pemogokan menunjukkan solidaritas dengan mereka yang di-PHK," kata serikat pekerja.
Mereka menyoroti apa yang disebutnya “prosedur PHK yang tidak transparan”. Padahal, perusahaan menghasilkan keuntungan miliaran dollar setiap tahun.
Sebagia catatan, perusahaan induk Google, Alphabet, menghasilkan laba bersih hampir USD60 miliar (Rp923 triliun) tahun lalu. Perwakilan Google mengatakan kepada Reuters bahwa pemutusan hubungan kerja terpaksa dilakukan sesuai prioritas perusahaan.
Gara-gara itu, ratusan karyawan Google keluar dari kantornya di Zurich pada Rabu waktu setempat sebagai bentuk protes atas PHK massal yang mengakibatkan sekitar 200 orang kehilangan pekerjaan di Swiss.
Serikat IT Syndicom, yang mewakili beberapa karyawan Google, mengumumkan aksi mogok kerja dalam posting blog. Mereka meminta dialog antara karyawan dan perusahaan, juga melakukan peninjauan ulang terhadap keputusan untuk melakukan PHK.
Pada pukul 11 siang waktu setempat, para karyawan berkumpul di depan kantor Google sambil membawa slogan, ”kami berjalan keluar demi mereka yang tidak bisa kembali masuk,”.
Lebih dari 200 karyawan Google di Swiss terkena PHK sebagai bagian dari rencana 6 persen pemangkasan karyawan secara global. Hal tersebut sebenarnya sudah diumumkan oleh CEO Alphabet Sundar Pichai pada Januari 2023.
Secara total, Google memangkas 12.000 karyawan mereka di seluruh dunia.
Perwakilan Syndicom mengatakan kepada Insider dalam sebuah pernyataan bahwa Google menolak proposal dari sekitar 2.500 karyawan yang menawarkan untuk mengurangi gaji dan jam kerja mereka untuk menghindari pemutusan hubungan kerja di Swiss.
“Anggota kami di Google Zurich dan semua karyawan yang bergabung dalam pemogokan menunjukkan solidaritas dengan mereka yang di-PHK," kata serikat pekerja.
Mereka menyoroti apa yang disebutnya “prosedur PHK yang tidak transparan”. Padahal, perusahaan menghasilkan keuntungan miliaran dollar setiap tahun.
Sebagia catatan, perusahaan induk Google, Alphabet, menghasilkan laba bersih hampir USD60 miliar (Rp923 triliun) tahun lalu. Perwakilan Google mengatakan kepada Reuters bahwa pemutusan hubungan kerja terpaksa dilakukan sesuai prioritas perusahaan.