Viral Tren Live Streaming Pria Jadi Model Pakaian Dalam di China, Ternyata Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
CHINA - Pemerintah China melarang wanita untuk jadi model pakaian dalam. Tidak kehilangan akal, tugas tersebut kini “diambil alih” oleh para pria.
Mengapa wanita tidak boleh menjadi model pakaian dalam? Ternyata, pemerintah China punya alasannya sendiri. Tujuannya adalah mencegah penyebaran konten cabul online.
Saat ini, pemerintah China memang berupaya menekan segala sesuatu yang mungkin dianggap cabul. Dan itu berdampak pada banyak hal.
Termasuk penjual yang mencoba menjajakan pakaian dalam wanita secara live streaming di platform media sosial seperti Douyin (nama China untuk TikTok).
Karena tidak punya pilihan lain, beberapa toko online beralih ke alternatif yang aneh. Yakni, menggunakan model pria untuk menjual pakaian dalam wanita. Live streaming aksi tersebut terjadi sejak Desember 2022.
”Sebenarnya ini dilakukan karena tidak ada pilihan lain. Desain pakaian dalam atau lingerie sekarang ini tidak boleh diperagakan oleh wanita. Mau tidak mau kami menggunakan model pria,” ujar salah satu pemilik bisnis kepada Mashable.
Ternyata, hal tersebut diikuti oleh banyak toko pakaian dalam lainnya dan malah menjadi tren. Tentu saja, banyak juga warganet China yang kebingungan. Ada yang mendukung, ada juga yang mengkritik, ada juga yang tetap bingung dalam memberikan respon.Uniknya, ada beberapa komentar yang justru mengatakan bahwa model pria lebih baik dibandingkan wanita saat memeragakan lingerie.
”Jika modelnya adalah wanita, maka kegiatan livestream berjualan (TikTok Shop) akan langsung diblok oleh Douyin,” ujar serang warganet.
Sama dengan di Indonesia, belanja lewat live streaming di China sangat populer. Transaksinya besar sekali. Diperkirakan pasar belanja live streaming di China mencapai USD700 miliar di 2023 atau 10 persen dari total nilai e-commerce di China.
Hingga saat ini, pemerintah China tampaknya masih diam dan belum memberikan respon terhadap para pria yang menjadi model lingerie.
Tentu saja, bukan berarti kegiatan live streaming crossdresser (seseorang yang mengenakan pakaian lawan jenis) tidak akan memunculkan masalah baru.
Beberapa warganet menyarankan untuk menggunakan boneka manekin. Namun, tentu saja solusi itu tidak digunakan karena memang tidak menarik banyak view atau konversi dibandingkan manusia (terlepas jeniskelaminnya).
Lihat Juga: Selesaikan Misi ‘Grabulous Race’, Kreator TikTok dan Mitra Pengemudi Grab Menangkan Puluhan Juta Rupiah
Mengapa wanita tidak boleh menjadi model pakaian dalam? Ternyata, pemerintah China punya alasannya sendiri. Tujuannya adalah mencegah penyebaran konten cabul online.
Saat ini, pemerintah China memang berupaya menekan segala sesuatu yang mungkin dianggap cabul. Dan itu berdampak pada banyak hal.
Termasuk penjual yang mencoba menjajakan pakaian dalam wanita secara live streaming di platform media sosial seperti Douyin (nama China untuk TikTok).
Karena tidak punya pilihan lain, beberapa toko online beralih ke alternatif yang aneh. Yakni, menggunakan model pria untuk menjual pakaian dalam wanita. Live streaming aksi tersebut terjadi sejak Desember 2022.
”Sebenarnya ini dilakukan karena tidak ada pilihan lain. Desain pakaian dalam atau lingerie sekarang ini tidak boleh diperagakan oleh wanita. Mau tidak mau kami menggunakan model pria,” ujar salah satu pemilik bisnis kepada Mashable.
Ternyata, hal tersebut diikuti oleh banyak toko pakaian dalam lainnya dan malah menjadi tren. Tentu saja, banyak juga warganet China yang kebingungan. Ada yang mendukung, ada juga yang mengkritik, ada juga yang tetap bingung dalam memberikan respon.Uniknya, ada beberapa komentar yang justru mengatakan bahwa model pria lebih baik dibandingkan wanita saat memeragakan lingerie.
”Jika modelnya adalah wanita, maka kegiatan livestream berjualan (TikTok Shop) akan langsung diblok oleh Douyin,” ujar serang warganet.
Sama dengan di Indonesia, belanja lewat live streaming di China sangat populer. Transaksinya besar sekali. Diperkirakan pasar belanja live streaming di China mencapai USD700 miliar di 2023 atau 10 persen dari total nilai e-commerce di China.
Hingga saat ini, pemerintah China tampaknya masih diam dan belum memberikan respon terhadap para pria yang menjadi model lingerie.
Tentu saja, bukan berarti kegiatan live streaming crossdresser (seseorang yang mengenakan pakaian lawan jenis) tidak akan memunculkan masalah baru.
Beberapa warganet menyarankan untuk menggunakan boneka manekin. Namun, tentu saja solusi itu tidak digunakan karena memang tidak menarik banyak view atau konversi dibandingkan manusia (terlepas jeniskelaminnya).
Lihat Juga: Selesaikan Misi ‘Grabulous Race’, Kreator TikTok dan Mitra Pengemudi Grab Menangkan Puluhan Juta Rupiah
(dan)