Ular Ternyata Tidak Tuli, Mampu Tangkap Suara Teriakan Manusia
loading...

Ular ternyata mampu mendengar suara dalam frekuensi rendah, termasuk suara manusia ketika berbicara atau berteriak. Foto/pixabay/AAP
A
A
A
CANBERRA - Mitos yang menyebutkan bahwa ular tuli alias tidak bisa mendengar, ternyata tidak benar. Sebaliknya, ular ternyata mampu mendengar suara dalam frekuensi rendah, termasuk suara manusia ketika berbicara atau berteriak.
Para ahli telah lama memahami bahwa ular dapat merasakan getaran suara melalui tanah yang disebut pengindraan “taktil”. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan PLOS ONE, Februari 2023 disebutkan bahwa ular menggunakan pendengaran untuk membantu mengenali lingkungan sekitarnya.
“Karena ular tidak memiliki telinga luar, orang biasanya mengira mereka tuli dan hanya bisa merasakan getaran melalui tanah dan ke dalam tubuh mereka. Tapi penelitian kami menemukan bahwa ular bereaksi terhadap gelombang suara yang bergerak melalui udara dan termasuk suara manusia,” kata Dr Christina Zdenek dari University of Queensland dikutip dari laman 7news, Rabu (15/2/2023).
Baca juga; Mengenal 13 Jenis Ular Piton di Indonesia
Dikutip dari laman theconversation, dijelaskan bahwa para ilmuwan dari Queensland University of Technology’s School of Creative Practice melakukan penelitian terhadap ular di ruang kedap suara. Kemudian para ilmuwan menggunakan tiga jenis suara masing-masing dalam rentang frekuensi 1–150Hz, 150–300Hz, dan 300–450Hz.
Sebagai perbandingan, rentang suara manusia sekitar 100–250Hz, dan burung berkicau sekitar 8.000Hz. Penelitian dilakukan terhadap 19 ular berbeda dari tujuh spesies, untuk mengetahui bagaimana pendengaran ular dan reaksinya terhadap suara yang didengar.
Para ilmuwan juga menggunakan akselerometer untuk mendeteksi apakah suara menghasilkan getaran tanah. Cara ini untuk memastikan bahwa ular memang merekam suara di udara, tidak hanya merasakan getaran tanah.
Ular dapat mendengar meskipun tidak sebaik manusia, karena hanya dapat menangkap frekuensi rendah, kira-kira di bawah 600Hz. Frekuensi suara manusia sekitar 100–250Hz, tergantung jenis kelamin.
Baca juga; Tips Cegah Ular Masuk Motor
Dalam penelitian ini ular menanggapi suara ini, dan banyak yang secara signifikan menanggapinya. Jadi mungkin aman untuk mengatakan bahwa ular dapat mendengar orang berbicara dengan keras atau berteriak.
“Secara umum, lebih baik jika seekor ular menyadari keberadaan Anda. Untuk membuat keberadaan Anda diketahui bisa dilakukan dengan langkah kaki yang keras melalui semak-semak. Berbicara juga bisa menjadi bagian dari repertoar untuk memberi tahu ular bahwa Anda sedang mendekat,” kata Dr Christina Zdenek.
Sebagian besar ular menunjukkan jenis perilaku yang sangat berbeda dalam merespons suara yang didengar. Woma python (Aspidites ramsayi), ular tidak berbisa yang ditemukan di seluruh pedalaman gersang Australia, secara signifikan meningkatkan gerakan sebagai respons terhadap suara dan mendekatinya.
![Ular Ternyata Tidak Tuli, Mampu Tangkap Suara Teriakan Manusia]()
Mereka menunjukkan perilaku menarik yang disebut "periscoping". Ular ini mengangkat sepertiga bagian depan tubuhnya sebagai cara untuk menunjukkan keingintahuan.
Baca juga; 9 Jenis Ular Paling Berbahaya di Dunia
Sebaliknya, tiga genera lainnya, Acanthophis (beludak Australia), Oxyuranus (taipan), dan Pseudonaja (ular coklat), lebih cenderung menjauh dari suara, Reaksi ini menandakan perilaku penghindaran sumber suara.
Bagi ular beludak Australia yang dikenal sebagai predator penyergap, reaksi ini cukup masuk akal. Mereka tidak dapat bergerak dengan cepat, jadi memilih menghindari suara untuk bertahan hidup dari risiko diinjak vertebrata besar.
“Ular sangat rentan, makhluk pemalu yang sering bersembunyi dan kita masih harus banyak belajar tentang mereka,” tambah Dr Christina Zdenek.
Para ahli telah lama memahami bahwa ular dapat merasakan getaran suara melalui tanah yang disebut pengindraan “taktil”. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan PLOS ONE, Februari 2023 disebutkan bahwa ular menggunakan pendengaran untuk membantu mengenali lingkungan sekitarnya.
“Karena ular tidak memiliki telinga luar, orang biasanya mengira mereka tuli dan hanya bisa merasakan getaran melalui tanah dan ke dalam tubuh mereka. Tapi penelitian kami menemukan bahwa ular bereaksi terhadap gelombang suara yang bergerak melalui udara dan termasuk suara manusia,” kata Dr Christina Zdenek dari University of Queensland dikutip dari laman 7news, Rabu (15/2/2023).
Baca juga; Mengenal 13 Jenis Ular Piton di Indonesia
Dikutip dari laman theconversation, dijelaskan bahwa para ilmuwan dari Queensland University of Technology’s School of Creative Practice melakukan penelitian terhadap ular di ruang kedap suara. Kemudian para ilmuwan menggunakan tiga jenis suara masing-masing dalam rentang frekuensi 1–150Hz, 150–300Hz, dan 300–450Hz.
Sebagai perbandingan, rentang suara manusia sekitar 100–250Hz, dan burung berkicau sekitar 8.000Hz. Penelitian dilakukan terhadap 19 ular berbeda dari tujuh spesies, untuk mengetahui bagaimana pendengaran ular dan reaksinya terhadap suara yang didengar.
Para ilmuwan juga menggunakan akselerometer untuk mendeteksi apakah suara menghasilkan getaran tanah. Cara ini untuk memastikan bahwa ular memang merekam suara di udara, tidak hanya merasakan getaran tanah.
Ular dapat mendengar meskipun tidak sebaik manusia, karena hanya dapat menangkap frekuensi rendah, kira-kira di bawah 600Hz. Frekuensi suara manusia sekitar 100–250Hz, tergantung jenis kelamin.
Baca juga; Tips Cegah Ular Masuk Motor
Dalam penelitian ini ular menanggapi suara ini, dan banyak yang secara signifikan menanggapinya. Jadi mungkin aman untuk mengatakan bahwa ular dapat mendengar orang berbicara dengan keras atau berteriak.
“Secara umum, lebih baik jika seekor ular menyadari keberadaan Anda. Untuk membuat keberadaan Anda diketahui bisa dilakukan dengan langkah kaki yang keras melalui semak-semak. Berbicara juga bisa menjadi bagian dari repertoar untuk memberi tahu ular bahwa Anda sedang mendekat,” kata Dr Christina Zdenek.
Sebagian besar ular menunjukkan jenis perilaku yang sangat berbeda dalam merespons suara yang didengar. Woma python (Aspidites ramsayi), ular tidak berbisa yang ditemukan di seluruh pedalaman gersang Australia, secara signifikan meningkatkan gerakan sebagai respons terhadap suara dan mendekatinya.

Mereka menunjukkan perilaku menarik yang disebut "periscoping". Ular ini mengangkat sepertiga bagian depan tubuhnya sebagai cara untuk menunjukkan keingintahuan.
Baca juga; 9 Jenis Ular Paling Berbahaya di Dunia
Sebaliknya, tiga genera lainnya, Acanthophis (beludak Australia), Oxyuranus (taipan), dan Pseudonaja (ular coklat), lebih cenderung menjauh dari suara, Reaksi ini menandakan perilaku penghindaran sumber suara.
Bagi ular beludak Australia yang dikenal sebagai predator penyergap, reaksi ini cukup masuk akal. Mereka tidak dapat bergerak dengan cepat, jadi memilih menghindari suara untuk bertahan hidup dari risiko diinjak vertebrata besar.
“Ular sangat rentan, makhluk pemalu yang sering bersembunyi dan kita masih harus banyak belajar tentang mereka,” tambah Dr Christina Zdenek.
(wib)
Lihat Juga :