Penjelasan Sederhana Rivalitas Google Bard vs Microsoft dan ChatGPT

Sabtu, 11 Februari 2023 - 20:48 WIB
loading...
Penjelasan Sederhana Rivalitas Google Bard vs Microsoft dan ChatGPT
Microsoft dan Google menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan layanan mesin pencari di 2023. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Google Bard , ChatGPT OpenAI, dan Microsoft Bing belakangan menjadi viral. Apa sebenarnya latar belakang “perseteruan” kedua perusahaan tersebut?

Nah, berikut penjelasan sederhana mengapa ChatGPT membuat Google panik hingga cepat-cepat merilis produk serupa Bard:

November 2022
Salah satu perusahaan kecerdasan buatan/AI terbaik di dunia OpenAI membuka layanan chatbot AI ChatGPT untuk umum untuk pertama kalinya. OpenAI didirikan oleh Sam Altman (CEO sekarang), Elon Musk, serta 4 orang lainnya pada 2015 bermarkas di San Francisco, California. Pada 2018, Elon Musk mundur dari OpenAI tapi tetap jadi donatur.

Awal Desember 2022
Layanan ChatGPT langsung viral di seluruh dunia. Seminggu, situs mereka didatangi 1 juta user. Bahkan, dalam 2 bulan tembus 100 juta user. ChatGPT jadi aplikasi dengan pertumbuhan tercepat sepanjang masa, lebih cepat dari Instagram bahkan TikTok.

Dibanding search engine, chatbot AI bisa memahami konteks dan memberikan interpretasi lebih baik dari sebuah pertanyaan. Jawabannya pun memakai bahasa alami, seperti sedang chatting dengan manusia.

22 Desember
Penjelasan Sederhana Rivalitas Google Bard vs Microsoft dan ChatGPT

CEO Alphabet Sundar Pichai mengumumkan “code red”. Artinya, ada ancaman besar yang mungkin bisa mengancam bisnis search engine Google. Bos-bos Google pun rapat besar. Bahkan, meminta pendapat dari pendiri Google Sergey Brin.

Pada 2022, market share mesin pencari Google di atas 90 persen. Jauh meninggalkan kompetitornya seperti Bing yang hanya 3 persen. Google tidak ingin dominasinya di mesin pencari berubah. Dan untuk pertama kalinya Google menganggap ada “ancaman besar” terhadap layanan mereka.

23 Januari 2023
Semafor melaporkan bahwa Microsoft berencana menambah investasi di OpenAI sebesar USD10 miliar (Rp151 triliun).

Lho, kok menambah? Ternyata di 2019 Microsoft sudah pernah menyuntik OpenAI USD1 miliar supaya OpenAI menggunakan layanan cloud Microsoft Azure.

Lantas apa tujuan tambahan investasi Microsoft di OpenAI untuk memuluskan integrasi layanan chatbot AI milik OpenAI ke mesin pencari Bing, yang market sharenya hanya 3 persen itu.

Di akhir Januari 2023 itu analis dan investor ribut. Apakah mesin pencari dengan chatbot AI ini bakal jadi senjata Microsoft melawan Google? Apakah dominasi Google bakal terancam?

6 Februari 2023
CEO Alphabet Sundar Pichai akhirnya umumkan chatbot AI mereka Bard. Bard memakai teknologi Language Model for Dialogue Applications (LaMDA).

LaMDA dibangun diatas Transformer, yakni arsitektur jaringan saraf/neural open source yang dikenalkan Google di 2017. Klaim Google, GPT-3, model bahasa fungsi ChatGPT, juga dibangun di atas Transformer.

Lho, Google sudah punya AI toh? Ya, Google punya banyak produk AI. Bukan hanya buat teks/chatbot, tapi juga gambar (rival Dall-E, produk ChatGPT lainnya) bahkan musik.

Mengapa tidak dirilis? Karena banyak produk AI itu yang belum benar-benar sempurna. Jika jawaban chatGPT salah, maka publik akan memaafkan karena dianggap sebagai “perusahaan kecil”.

Namun, ketika Google bard salah menjawab, dampaknya besar. Dalam demo Google Bard, chatbotAI itu melakukan kesalahan fatal.

Pertanyaan yang diajukan adalah ini: “Apa penemuan terbaru dari James Webb Space Telescope yang bisa saya ceritakan ke anak berusia 9 tahun?”.

Bard memberikan 3 jawaban. Salah satunya, menyebut teleskop James Webb merekam gambar pertama dari planet diluar tata surya kita. Namun, di Twitter jawaban itu jadi viral karena sejumlah astronomer menyebut bahwa gambar pertama planet di luar tata surya direkam pada 2004, bukan oleh teleskop James Webb. Gara-gara itu, market value Alphabet amblas USD100 miliar.



8 Februari 2023
Penjelasan Sederhana Rivalitas Google Bard vs Microsoft dan ChatGPT

Sehari setelah Google pamer Bard, Microsoft bikin mengundang jurnalis ke Redmond, kantor pusat mereka. Kepada media, CEO Microsoft Satya Nadella sesumbar bahwa ChatbotAI yang akan digunakan di mesin pencari Bing bakal lebih baik dari Google.

Nadella juga mengatakan bahwa chatbot AI di mesin pencari merupakan hal terbesar di industri teknologi setelah cloud computing, juga selama dirinya menjadi CEO Microsoft.

Ia juga menegaskan bahwa Microsoft bakal abis-abisan di mesin pencari Bing (yang sudah dilebur dengan layanan OpenAI) serta browser Microsoft Edge baru.

Saat ini Bing membuka pendaftaran terbatas untuk pengguna yang ingin mencoba. Di satu sisi, saat ini Microsoft memang selangkah lebih maju dibandingkan Google. Namun, bukan berarti Google sudah kalah. Google akan berupaya keras untuk memperbaiki kualitas Bard sebelum nanti akhirnya diluncurkan.

Kedua perusahaan boleh saling klaim yang terbaik, tapi jurinya tentu berada di tangan konsumen. Karena mereka lah yang akan dimudahkan dengan persaingan dua perusahaan raksasateknologiini.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1727 seconds (0.1#10.140)