AS Akui Rusia Sulit Diserang dari Udara dengan Pesawat Secanggih Apapun

Rabu, 01 Februari 2023 - 14:31 WIB
loading...
AS Akui Rusia Sulit...
S-500 Rudal jelajah milik Rusia yang bikin barat ketar-ketir. FOTO/ RT
A A A
MOSCOW - Rudal Hipersonik anti jelajah Rusia seperti S-300, S-400, dan yang terbaru S-500 adalah senjata yang paling ditakuti negara barat. Sistem pertahanan ini tak bisa ditiru Amerika Serikat dan Sekutunya.

BACA JUGA - Ilmuwan Sebut Perang Dunia III Dimulai dari Ledakkan The 2S4 Tulip

Hal inilah yang diakui Amerika Serikat bahwa Rusia sulit diserang dari Udara dengan pesawat tempur karena memiliki sistem rudal anti-balistik.

Rudal ini dibuat oleh pabrik senjata milik negara, Almaz-Antey, yang menjadi sasaran sanksi Uni Eropa dan AS atas tindakan Rusia di Ukraina.

S-400 dikembangkan untuk menghancurkan jet tempur, rudal jelajah, rudal balistik, dan pesawat nirawak atau drone. Media Rusia mengklaim kalau S-400 lebih unggul dari saingannya buatan Prancis atau AS.

"Rusia dan pendahulunya, Uni Soviet, selalu terdepan dalam teknologi rudal," kata pakar militer Inggris Richard Connolly di Universitas Birmingham seperti dilansir RT

Generasi pendahulu sebelum adanya perangkat mutakhir S-400, termasuk S-300 buatan Soviet, dirancang sebagai bagian dari sistem antipesawat terbang yang komprehensif.

Tak hanya itu, Rusia kini memiliki pertahanan udara jarak jauh dan sistem rudal anti-balistik S-500 Prometey (Prometheus) dikembangkan Rusia di tahun 2002.

Sistem S-500 dikembangkan oleh perusahaan Almaz-Antey yang dikenal sebagai Triumfator-M dan pertama kali ditampilkan pada tahun 2021.

Sistem S-500 pertama dikerahkan di sekitar Moskoc, untuk melindungi Ibu Kota Rusia dan daerah sekitarnya dari serangan rudal balistik.

Pada tahun 2022 diumumkan bahwa produksi massal sistem S-500 dimulai, dan Rusia berencana untuk menurunkan sepuluh Batalion Rudal S-500 dalam beberapa tahun ke depan.

Dikutip dari laman military-today, S-500 bukanlah upgrade dari S-400, melainkan desain baru. S-500 menggunakan banyak teknologi baru dan lebih unggul dari S-400 dan dirancang untuk mencegat rudal balistik.

Beberapa sumber mengklaim bahwa sistem S-500 mampu melacak 5-20 target balistik dan mencegat hingga 5-10 target balistik secara bersamaan. Bahkan S-500 mampu mengalahkan rudal balistik yang melaju dengan kecepatan 5-7 kilometer per detik.

Rudal S-500 memiliki jangkauan 500-600 km dan mencapai target di ketinggian 40 km. Telah dilaporkan bahwa sistem pertahanan udara ini juga dapat menargetkan satelit orbit rendah.

Rudal S-500 hanya akan digunakan untuk melawan target yang paling penting, seperti rudal balistik antarbenua, AWACS, dan pesawat pengacau.

“S-500 merupakan pukulan terhadap prestise Amerika. Sistem kami menetralkan senjata ofensif Amerika, dan melampaui semua sistem anti-udara dan anti-rudal Amerika yang sangat digembar-gemborkan,” kata kepala insinyur Almaz-Antey Pavel Sozinov pada media Rusia dikutip dari laman nationalinterest.

Sistem rudal S-500 membawa berbagai rudal yang memiliki berbagai jangkauan dan digunakan untuk melawan target yang berbeda.

Sistem rudal S-500 ini memiliki waktu reaksi yang singkat, dapat meluncurkan rudal dalam waktu 10 menit dari perjalanan.

Rudal S-500 bersifat mobile. Semua peralatan akan diangkut dengan truk berat dengan mobilitas tinggi. Kendaraan peluncur dengan rudal disebut sebagai 55P6. Ini didasarkan pada sasis mobilitas tinggi BAZ-690960 dengan konfigurasi 10x10.

Radar akuisisi dan manajemen pertempuran direncanakan akan ditarik oleh truk traktor BAZ-6403.01 8x8. Semua kendaraan ini memiliki mobilitas lintas negara yang baik dan dapat beroperasi di medan off-road.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Struktur Raksasa di...
Struktur Raksasa di Mars Jadi PR Besar Astronom untuk Mengungkapnya
Ini Penyebab Lautan...
Ini Penyebab Lautan Pertama di Bumi Tidak Berwarna Biru
Tanggal Datangnya Kiamat...
Tanggal Datangnya Kiamat Resmi Ditentukan Berdasarkan Hitungan Ilmuwan Belanda
Bumi Miring 31,5 Inci,...
Bumi Miring 31,5 Inci, Ilmuwan Sebut Akibat Aktivitas Manusia
Peran Penting Sungai...
Peran Penting Sungai Nil dalam Kejayaan Kerajaan Firaun Terungkap
Terlalu Banyak Pekerjaan...
Terlalu Banyak Pekerjaan Secara Harfiah Bisa Mengubah Otak Anda
Trump Siapkan Sanksi...
Trump Siapkan Sanksi Mematikan ke Rusia, Ancaman Kiamat Ekonomi bagi Putin
Rusia Bakal Luncurkan...
Rusia Bakal Luncurkan Rudal Antarbenua RS-24 Yars untuk Intimidasi Ukraina dan NATO
AS Kirim Bantuan Rp2.078...
AS Kirim Bantuan Rp2.078 Triliun ke Ukraina, Trump Ungkap Kekesalannya
Rekomendasi
Daftar Pati TNI AL Dimutasi...
Daftar Pati TNI AL Dimutasi Panglima TNI Penghujung April 2025, Ini Nama-namanya
Kasus Dugaan Ijazah...
Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Kapolri: Proses Berjalan
Mantan Presiden AS Joe...
Mantan Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Idap Kanker Prostat Agresif
Berita Terkini
Babak Baru Inovasi LG...
Babak Baru Inovasi LG di Indonesia: Ketika Kecerdasan Buatan Merajai Produk Premium
Bye-Bye Qualcomm? Xiaomi...
Bye-Bye Qualcomm? Xiaomi Lahirkan Chip Monster XRING 01 setelah 10 Tahun Bertapa di Lab!
Struktur Raksasa di...
Struktur Raksasa di Mars Jadi PR Besar Astronom untuk Mengungkapnya
Ini Penyebab Lautan...
Ini Penyebab Lautan Pertama di Bumi Tidak Berwarna Biru
ByteDance Bertekad Kalahkan...
ByteDance Bertekad Kalahkan Meta Tahun 2025
Snapdragon 7 Gen 4 Resmi...
Snapdragon 7 Gen 4 Resmi Hadir Dilengkapi Teknologi AI
Infografis
AS Siapkan 100 Hari...
AS Siapkan 100 Hari Lagi untuk Damaikan Rusia dan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved