Jumlah Bintang Menurun Drastis, Ilmuwan Ungkap Fakta Tak Biasa Ini
loading...
Jumlah bintang di antariksa menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir. FOTO/ BRIN
A
A
A
LOS ANGELES - Ilmuwan ungkap jumlah bintang yang terlihat dengan mata telanjang telah menurun drastis selama dekade terakhir.
Keadaan tersebut disebabkan oleh fenomena 'Skyglow', yaitu cahaya yang dipancarkan langsung ke atmosfer melalui debu atau molekul gas, sehingga menimbulkan pancaran jingga.
Fenomena tersebut juga terjadi karena pencahayaan buatan dan kecerahan cahaya tersebut meningkat setiap tahun sejak 2011.
"Pandangan kami tentang bintang adalah bahwa mereka menghilang, " tutur seorang ilmuwan dari Pusat Penelitian Geosains Jerman, Dr. Christopherf Kyba seperti dilansir dari BBC
Kyba dan timnya menerbitkan temuan tersebut di jurnal Science. Itu adalah kesimpulan dari 12 tahun para astronom dan ilmuwan amatir yang keluar pada malam hari untuk menghitung jumlah bintang di langit.
Para ilmuwan mengatakan bahwa seorang anak yang lahir di daerah dengan 250 bintang pada malam hari mungkin melihat kurang dari 100 bintang di lokasi yang sama 18 tahun kemudian.
Sementara itu, Gerry Gilmore, astronom dan guru besar di Universitas Cambridge, Inggris, yang terlibat dalam proyek Gaia, yang antara lain memetakan langit dan menghitung jumlah bintang di Bima Sakti, galaksi tempat kita berada.
Dari data yang dikumpulkan, tim Gaia menyusun model tiga dimensi Bima Sakti, untuk menentukan jumlah bintang di galaksi ini.
Gilmore mengatakan berdasarkan data pertama, ada sekitar dua miliar bintang di Bima Sakti.
"Itu sekitar 1% dari total bintang di galaksi ini," kata Gilmore kepada BBC.
Berdasarkan data ini, jika 1% setara dengan dua miliar bintang, maka jumlah keseluruhan bintang di Bima Sakti bisa jadi adalah 200 miliar bintang.
Bima Sakti adalah satu dari beberapa jenis galaksi yang kita kenal. Hampir semua galaksi di alam raya ini memiliki jumlah bintang yang kira-kira sama dengan jumlah bintang yang ada di Bima Sakti, kata Profesor Gilmore.
Kalau kita bisa memperkirakan jumlah galaksi, maka kita bisa memperkirakan jumlah total bintang di jagat raya.
Keadaan tersebut disebabkan oleh fenomena 'Skyglow', yaitu cahaya yang dipancarkan langsung ke atmosfer melalui debu atau molekul gas, sehingga menimbulkan pancaran jingga.
Fenomena tersebut juga terjadi karena pencahayaan buatan dan kecerahan cahaya tersebut meningkat setiap tahun sejak 2011.
"Pandangan kami tentang bintang adalah bahwa mereka menghilang, " tutur seorang ilmuwan dari Pusat Penelitian Geosains Jerman, Dr. Christopherf Kyba seperti dilansir dari BBC
Kyba dan timnya menerbitkan temuan tersebut di jurnal Science. Itu adalah kesimpulan dari 12 tahun para astronom dan ilmuwan amatir yang keluar pada malam hari untuk menghitung jumlah bintang di langit.
Para ilmuwan mengatakan bahwa seorang anak yang lahir di daerah dengan 250 bintang pada malam hari mungkin melihat kurang dari 100 bintang di lokasi yang sama 18 tahun kemudian.
Sementara itu, Gerry Gilmore, astronom dan guru besar di Universitas Cambridge, Inggris, yang terlibat dalam proyek Gaia, yang antara lain memetakan langit dan menghitung jumlah bintang di Bima Sakti, galaksi tempat kita berada.
Dari data yang dikumpulkan, tim Gaia menyusun model tiga dimensi Bima Sakti, untuk menentukan jumlah bintang di galaksi ini.
Gilmore mengatakan berdasarkan data pertama, ada sekitar dua miliar bintang di Bima Sakti.
"Itu sekitar 1% dari total bintang di galaksi ini," kata Gilmore kepada BBC.
Berdasarkan data ini, jika 1% setara dengan dua miliar bintang, maka jumlah keseluruhan bintang di Bima Sakti bisa jadi adalah 200 miliar bintang.
Bima Sakti adalah satu dari beberapa jenis galaksi yang kita kenal. Hampir semua galaksi di alam raya ini memiliki jumlah bintang yang kira-kira sama dengan jumlah bintang yang ada di Bima Sakti, kata Profesor Gilmore.
Kalau kita bisa memperkirakan jumlah galaksi, maka kita bisa memperkirakan jumlah total bintang di jagat raya.
(wbs)
Lihat Juga :
