Vanuatu Diserang Hacker Berbulan-bulan, Pulpen dan Kertas Laku Keras

Selasa, 13 Desember 2022 - 15:04 WIB
Hacker serang Vanuatu, pulpen dan kertas laku keras. FOTO/ IST
PORT VILA - Akibat tak bisa mengatasi serangan siber selama berbulan-bulan, negara Vanuatu harus melakukan aktivitasnya secara offline.



Serangan siber diterima Vanuatu sejak musim gugur ini atau sejak awal November 2022. Rincian tentang sifat serangan belum jelas, namun hingga saat ini baru sekitar 70% layanan pemerintah yang berhasil pulih dan sudah bisa digunakan kembali.



Seperti dilansir dari TechSpot, Selasa (13/12/2022), pemerintah Vanuatu yang baru terpilih mulai menyadari adanya masalah dengan sistem komputer resmi pada hari pertama masa jabatannya pada 6 November.

Akhirnya, semua layanan komputer pemerintah dinonaktifkan.

Pejabat tidak dapat mengakses akun email pemerintah, warga tidak dapat memperbarui SIM atau membayar pajak, dan informasi medis dan darurat menjadi tidak dapat diakses.

Untuk banyak fungsi sehari-hari, negara telah kembali ke pulpen dan kertas.

Pemerintah mengakui bahwa mereka mendeteksi pelanggaran dalam sistem yang terhubung secara terpusat pada awal November. Beberapa sumber, termasuk pers di Australia terdekat, mengirim spesialis untuk membantu memperbaiki sistem.

Dari sana diketahui bahwa insiden tersebut adalah serangan ransomware. Namun, pemerintah Vanuatu belum mengonfirmasi sifat pelanggaran tersebut.

Salah satu alasan untuk meyakini bahwa itu mungkin ransomware adalah insiden yang sangat mirip terjadi di wilayah New York sekitar sebulan sebelum sistem pemerintah Vanuatu ditutup.

Pada 8 September, Suffolk County mendeteksi serangan ransomware dan merespons dengan mematikan sistem komputernya.

Pemadaman tersebut memengaruhi divisi pemerintah mulai dari polisi hingga layanan sosial, yang terpaksa kembali ke teknologi awal tahun 90-an selama berminggu-minggu.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More