Hacker Korut Rampok Aset Kripto Milik AS Lewat Game Online
Sabtu, 16 April 2022 - 13:57 WIB
Hacker Korea Utara Rampok Aset Kripto milik AS. FOTO/ IST
WASHINGTON - Sekelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara disebut 'merampok' cryptocurrency milik Amerika Seikat senilai USD620 juta bulan lalu dengan menargetkan game online, Axie Infinity.
Seperti dilansir dari Mirror, Sabtu (16/4/2022), perampokan tersebut dianggap sebagai yang terbesar dalam sejarah dunia kripto, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan industri.
Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan perampokan terhadap Axie Infinity membuat pemain bisa mendapatkan cryptocurrency dengan memainkan atau menjual avatar mereka.
"Penyelidikan kami mengkonfirmasi Lazarus Group dan APT38, karakter siber yang terkait dengan Korea Utara bertanggung jawab atas perampokan ini," biro itu menjelaskan.
Grup Lazarus pertama kali mendapat perhatian pada tahun 2014 ketika dituduh meretas Sony Pictures Entertainment sebagai tanggapan atas film satir yang diduga mengejek pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjudul 'The View'.
Menurut laporan militer AS pada tahun 2020, program siber Korea Utara dimulai pada pertengahan 1990-an dan kini telah berkembang menjadi 6.000 unit perang saraf siber yang dikenal sebagai Bureau 121.
Seperti dilansir dari Mirror, Sabtu (16/4/2022), perampokan tersebut dianggap sebagai yang terbesar dalam sejarah dunia kripto, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan industri.
Baca Juga
Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan perampokan terhadap Axie Infinity membuat pemain bisa mendapatkan cryptocurrency dengan memainkan atau menjual avatar mereka.
"Penyelidikan kami mengkonfirmasi Lazarus Group dan APT38, karakter siber yang terkait dengan Korea Utara bertanggung jawab atas perampokan ini," biro itu menjelaskan.
Grup Lazarus pertama kali mendapat perhatian pada tahun 2014 ketika dituduh meretas Sony Pictures Entertainment sebagai tanggapan atas film satir yang diduga mengejek pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjudul 'The View'.
Menurut laporan militer AS pada tahun 2020, program siber Korea Utara dimulai pada pertengahan 1990-an dan kini telah berkembang menjadi 6.000 unit perang saraf siber yang dikenal sebagai Bureau 121.
(wbs)
tulis komentar anda