Hujan Kritik soal Trump, Mark Zuckerberg Mau Revisi Kebijakan Facebook

Senin, 08 Juni 2020 - 10:02 WIB
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, menegaskan, Facebook akan lebih transparan tentang pengambilan keputusan tentang pengambilan keputusan yang melatari sebuah konten dihapus. Foto/ist
MENLO PARK - CEO Facebook Mark Zuckerberg berjanji akan mempertimbangkan perubahan kebijakan yang ada di platform-nya.

Namun Zuckerberg belum menjelaskan secara detail terkait kebijakan yang akan diubah. Langkah tersebut dia ungkap setelah dirinya dihujani kritik karena telah membiarkan unggahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump , mengenai kematian George Floyd . (Baca juga: Walikota Washington Ubah Nama Jalan di Depan Gedung Putih )

"Saya tahu banyak dari Anda berpikir kita seharusnya melabeli jabatan Presiden dalam beberapa cara tertentu pekan lalu," tulis Zuckerberg, merujuk pada keputusannya untuk tidak menghapus pesan Trump, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/6/2020).



"Kami akan meninjau kebijakan kami yang memungkinkan diskusi dan ancaman negara menggunakan kekuatan, untuk menilai apakah ada amandemen yang perlu kami adopsi," jelas Zuckerberg.

"Kami akan meninjau opsi-opsi potensial untuk mengatasi pelanggaran atau sebagian pelanggaran konten, selain menggunakan keputusan biner membiarkan atau menurunkan," tambahnya.

Zuckerberg menegaskan, Facebook akan lebih transparan tentang pengambilan keputusan tentang pengambilan keputusan yang melatari sebuah konten dihapus. Saat ini, Facebook tidak memiliki opsi lain selain hanya mencatat atau membiarkan sebuah unggahan. Sekarang, lanjut dia, kemungkinan lain akan dipertimbangkan.

"Saya khawatir bahwa pendekatan ini berisiko membawa kita untuk melakukan editorial pada konten yang tidak kita sukai, bahkan jika itu tidak melanggar kebijakan kita," kilahnya.
(iqb)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More