Dianggap Berbahaya, Negara Bagian AS Cari Celah untuk Menutup Instagram
Sabtu, 20 November 2021 - 11:02 WIB
LOS ANGELES - Beberapa negara bagian di AS sedang menyelidiki bagaimana Instagram menargetkan anak-anak, padahal mereka tahu hal itu berpotensi menimbulkan risiko kesehatan. Jaksa agung negara bagian itu berjanji akan mengidentifikasi jika ada undang-undang yang dilanggar untuk mengakhiri semua itu.
Dikutip dari BBC, Sabtu (20/11/2021), kelompok yang terdiri dari negara bagian Demokrat dan Republik sedang menyelidiki Instagram dan perusahaan induk Facebook Meta untuk menentukan apakah ada undang-undang perlindungan konsumen yang dilanggar. Itu terjadi setelah pelapor perusahaan bersaksi di AS bahwa perusahaan tahu produknya dapat membahayakan anak-anak.
Jaksa Agung Massachusetts Maura Healey, seorang Demokrat yang pertama kali mengumumkan penyelidikan, mentweet: "Facebook, atau Meta, telah mengetahui bahwa Instagram terkait dengan depresi, gangguan makan & bunuh diri di kalangan anak muda."
"Kami akan mengidentifikasi jika ada undang-undang yang dilanggar dan mengakhiri penyalahgunaan untuk selamanya," kata Healey dalam cuitannya di Twitter.
Sedangkan Jaksa Agung Nebraska Doug Peterson mengatakan, bahwa perusahaan memperlakukan anak-anak hanya sebagai komoditas untuk memanipulasi ekstraksi data penggunaan Instagram .
"Platform media sosial ini sangat berbahaya dan telah terbukti menyebabkan kerusakan fisik dan mental pada orang muda," tambah Jaksa Agung New York Letitia James.
Seorang juru bicara Meta menolak tuduhan konsorsium. "Tuduhan ini salah dan menunjukkan kesalahpahaman yang mendalam tentang fakta," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.
Dugaan pelanggaran yang dilakukan Meta muncul setelah serangkaian laporan eksplosif berdasarkan dokumen yang dibocorkan oleh mantan karyawan Facebook Frances Haugen.
Dalam kesaksiannya kepada anggota parlemen di AS, Haugen mengatakan bahwa perusahaan dengan sengaja mendorong platformnya ke anak-anak meskipun mengetahui bahwa itu dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Lihat Juga: Telepon Langsung, Momen Akrab Prabowo Ucapkan Selamat Usai Donald Trump Menang Pilpres AS
Dikutip dari BBC, Sabtu (20/11/2021), kelompok yang terdiri dari negara bagian Demokrat dan Republik sedang menyelidiki Instagram dan perusahaan induk Facebook Meta untuk menentukan apakah ada undang-undang perlindungan konsumen yang dilanggar. Itu terjadi setelah pelapor perusahaan bersaksi di AS bahwa perusahaan tahu produknya dapat membahayakan anak-anak.
Jaksa Agung Massachusetts Maura Healey, seorang Demokrat yang pertama kali mengumumkan penyelidikan, mentweet: "Facebook, atau Meta, telah mengetahui bahwa Instagram terkait dengan depresi, gangguan makan & bunuh diri di kalangan anak muda."
"Kami akan mengidentifikasi jika ada undang-undang yang dilanggar dan mengakhiri penyalahgunaan untuk selamanya," kata Healey dalam cuitannya di Twitter.
Sedangkan Jaksa Agung Nebraska Doug Peterson mengatakan, bahwa perusahaan memperlakukan anak-anak hanya sebagai komoditas untuk memanipulasi ekstraksi data penggunaan Instagram .
"Platform media sosial ini sangat berbahaya dan telah terbukti menyebabkan kerusakan fisik dan mental pada orang muda," tambah Jaksa Agung New York Letitia James.
Seorang juru bicara Meta menolak tuduhan konsorsium. "Tuduhan ini salah dan menunjukkan kesalahpahaman yang mendalam tentang fakta," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.
Dugaan pelanggaran yang dilakukan Meta muncul setelah serangkaian laporan eksplosif berdasarkan dokumen yang dibocorkan oleh mantan karyawan Facebook Frances Haugen.
Dalam kesaksiannya kepada anggota parlemen di AS, Haugen mengatakan bahwa perusahaan dengan sengaja mendorong platformnya ke anak-anak meskipun mengetahui bahwa itu dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Lihat Juga: Telepon Langsung, Momen Akrab Prabowo Ucapkan Selamat Usai Donald Trump Menang Pilpres AS
(ysw)
tulis komentar anda