Diam-Diam CEO Facebook Mark Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg Ternyata Tidak Akur
Minggu, 11 Juli 2021 - 21:25 WIB
CALIFORNIA - Beda pendapat antar eksekutif perusahaan memang biasa. Tapi, CEO Facebook Mark Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg ternyata tidak akur “di belakang layar”. Terutama, cara pandang keduanya dalam menangani kebijakan.
Hal tersebut terlihat dalam buku An Ugly Truth: Inside Facebook’s Battle for Domination yang baru saja diterbitkan oleh The New York Times, ditulis oleh Cecilia Kang dan Sheera Frankel. Buku tersebut mengumpulkan kesaksian dari mantan dan karyawan Facebook saat ini di semua level perusahaan.
Mereka mengklaim bahwa jika dilihat dari luar, hubungan antara Zuckerberg dan Sandberg baik-baik saja. Karena mereka rapat dua kali seminggu. Keduanya juga dekat secara pribadi dan profesional. Tapi, dibelakang layar, keduanya sebenarnya sudah tidak sejalan.
Saat ini Zuckerberg tidak terlalu “menganggap penting” pendapat atau pandangan dari Sandberg dibandingkan waktu pertama kali ia mengajaknya bergabung di Facebook pada 13 tahun silam.
Zuckerberg memang membutuhkan Sandberg untuk mengisi posisi sebagai COO atau Direktur Operasional. Karena saat itu tugas tersebut dianggap Zuckerberg membosankan dan tidak menarik. Dan Sandberg menjalankan tugasnya dengan baik.
Namun, saat ini Zuckerberg lebih kritis pada hal-hal tertentu. Terutama dalam hal kebijakan perusahaan terkait Public Relation. Lebih spesifik lagi terkait kasus campur tangan Facebook di Pemilu AS dan skandal Cambridge Analytica.
Tentu saja, juru bicara Facebook Dani Lever dengan tegas menolak klaim yang dibuat dalam buku tersebut. ”Narasi seperti itu palsu, karena hanya berdasarkan wawancara selektif. Wawancara dari individu-individu yang tidak puas. Juga fakta-fakta yang sengaja dipisahkan,” katanya.
”Garis batas yang digambarkan penulis antara Mark dan Sheryl dan orang-orang yang bekerja dengan mereka tidak ada,” kata Lever. ”Semua bawahan langsung melapor ke Mark dan diawasi oleh Sheryl. Peran Sheryl di perusahaan tidak berubah,” tambahnya.
Hal tersebut terlihat dalam buku An Ugly Truth: Inside Facebook’s Battle for Domination yang baru saja diterbitkan oleh The New York Times, ditulis oleh Cecilia Kang dan Sheera Frankel. Buku tersebut mengumpulkan kesaksian dari mantan dan karyawan Facebook saat ini di semua level perusahaan.
Mereka mengklaim bahwa jika dilihat dari luar, hubungan antara Zuckerberg dan Sandberg baik-baik saja. Karena mereka rapat dua kali seminggu. Keduanya juga dekat secara pribadi dan profesional. Tapi, dibelakang layar, keduanya sebenarnya sudah tidak sejalan.
Saat ini Zuckerberg tidak terlalu “menganggap penting” pendapat atau pandangan dari Sandberg dibandingkan waktu pertama kali ia mengajaknya bergabung di Facebook pada 13 tahun silam.
Zuckerberg memang membutuhkan Sandberg untuk mengisi posisi sebagai COO atau Direktur Operasional. Karena saat itu tugas tersebut dianggap Zuckerberg membosankan dan tidak menarik. Dan Sandberg menjalankan tugasnya dengan baik.
Namun, saat ini Zuckerberg lebih kritis pada hal-hal tertentu. Terutama dalam hal kebijakan perusahaan terkait Public Relation. Lebih spesifik lagi terkait kasus campur tangan Facebook di Pemilu AS dan skandal Cambridge Analytica.
Tentu saja, juru bicara Facebook Dani Lever dengan tegas menolak klaim yang dibuat dalam buku tersebut. ”Narasi seperti itu palsu, karena hanya berdasarkan wawancara selektif. Wawancara dari individu-individu yang tidak puas. Juga fakta-fakta yang sengaja dipisahkan,” katanya.
”Garis batas yang digambarkan penulis antara Mark dan Sheryl dan orang-orang yang bekerja dengan mereka tidak ada,” kata Lever. ”Semua bawahan langsung melapor ke Mark dan diawasi oleh Sheryl. Peran Sheryl di perusahaan tidak berubah,” tambahnya.
tulis komentar anda