Pentingnya Kawasan Industri Mengadopsi Industri 4.0
Senin, 01 Maret 2021 - 08:28 WIB
JAKARTA - Pemerintah mendorong perusahaan untuk menerapkan konsep Revolusi Industri 4.0 guna meningkatkan produktivitas. Hal ini dipatuhi oleh Kawasan Industri Jababeka.
Infrastruktur yang dimiliki kawasan sudah mendukung Industri 4.0 . Untuk itu, industri dari skala UKM sampai ukuran besar sudah bisa menerapkan teknologi tersebut.
Muhammad Ayub Arwin, Direktur PT Infrastruktur Cakrawala Telekomunikasi (ICTel), mengatakan, saat ini jaringan telekomunikasi fiber optik yang merupakan infrastruktur dasar Industri 4.0 sudah tersebar di hampir semua kawasan Jababeka seluas 5.600 hektare. Sehingga di mana pun pabrik baru akan dibangun, layanan internet sudah bisa didapat.
"Selain itu, kami juga telah menyediakan end to end IOT solution. Mulai dari aplikasi absen, payroll, HR (human resources), dan proses produksi," tambah Ayub dalam webinar bertema KIJA Premium Service, baru-baru ini.
Kemudian ICTel –salah satu anak usaha dari Jababeka Group– memiliki aplikasi layanan sosial, J-Smart. Dengan aplikasi ini, para tenant dan masyarakat setempat lebih mudah mengadukan keluhan, mendapatkan layanan dan berkomunikasi langsung antara tenant dengan pengelola atau pihak lain. "Bahkan di sana user juga bisa memantau progres pekerjaan dan evaluasi kerja di aplikasi tersebut," tutur Ayub.
Menurut Ayub, Kawasan Industri Jababeka sudah mampu mendukung Industri 4.0 dan menampung para investor yang ingin membangun perusahaan berbasis IoT. Alasannya, kawasan industri lain tidak ada yang memiliki infrastruktur selengkap yang dimiliki Jababeka.
Sehubungan dengan hal ini, GM Kawasan Industri Jababeka, Rudy Subrata, mengutarakan, pihaknya sudah siap menerima perusahaan dari berbagai sektor industri dan semua skala bagi yang ingin menerapkan Industri 4.0. Selain itu juga, terbuka bagi perusahaan startup yang saat ini sudah banyak merelokasi usahanya ke Jababeka.
Hal itu bisa terjadi karena fenomena cross border market, yaitu perpindahan industri startup dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jawa Barat, khususnya ke Kawasan Industri Jababeka. Sementara industri padat karya yang tadinya beroperasi di Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah.
"Januari lalu kami baru saja meluncurkan Fablab, sebuah pusat inovasi, pengembangan kompetensi dan purwarupa berbagai produk terkait implementasi Industri 4.0. Nantinya, para perusahaan startup bisa memakai fablab untuk riset dan pengembangan produk mereka," sebutnya.
Kehadiran fablab ini, ujar dia, bukti keseriusan mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan para perusahaan startup yang ada di Jababeka. Sekaligus membangun ekosistem Industri 4.0 terbesar dan terbaik di Indonesia.
Infrastruktur yang dimiliki kawasan sudah mendukung Industri 4.0 . Untuk itu, industri dari skala UKM sampai ukuran besar sudah bisa menerapkan teknologi tersebut.
Muhammad Ayub Arwin, Direktur PT Infrastruktur Cakrawala Telekomunikasi (ICTel), mengatakan, saat ini jaringan telekomunikasi fiber optik yang merupakan infrastruktur dasar Industri 4.0 sudah tersebar di hampir semua kawasan Jababeka seluas 5.600 hektare. Sehingga di mana pun pabrik baru akan dibangun, layanan internet sudah bisa didapat.
"Selain itu, kami juga telah menyediakan end to end IOT solution. Mulai dari aplikasi absen, payroll, HR (human resources), dan proses produksi," tambah Ayub dalam webinar bertema KIJA Premium Service, baru-baru ini.
Kemudian ICTel –salah satu anak usaha dari Jababeka Group– memiliki aplikasi layanan sosial, J-Smart. Dengan aplikasi ini, para tenant dan masyarakat setempat lebih mudah mengadukan keluhan, mendapatkan layanan dan berkomunikasi langsung antara tenant dengan pengelola atau pihak lain. "Bahkan di sana user juga bisa memantau progres pekerjaan dan evaluasi kerja di aplikasi tersebut," tutur Ayub.
Menurut Ayub, Kawasan Industri Jababeka sudah mampu mendukung Industri 4.0 dan menampung para investor yang ingin membangun perusahaan berbasis IoT. Alasannya, kawasan industri lain tidak ada yang memiliki infrastruktur selengkap yang dimiliki Jababeka.
Sehubungan dengan hal ini, GM Kawasan Industri Jababeka, Rudy Subrata, mengutarakan, pihaknya sudah siap menerima perusahaan dari berbagai sektor industri dan semua skala bagi yang ingin menerapkan Industri 4.0. Selain itu juga, terbuka bagi perusahaan startup yang saat ini sudah banyak merelokasi usahanya ke Jababeka.
Hal itu bisa terjadi karena fenomena cross border market, yaitu perpindahan industri startup dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jawa Barat, khususnya ke Kawasan Industri Jababeka. Sementara industri padat karya yang tadinya beroperasi di Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah.
"Januari lalu kami baru saja meluncurkan Fablab, sebuah pusat inovasi, pengembangan kompetensi dan purwarupa berbagai produk terkait implementasi Industri 4.0. Nantinya, para perusahaan startup bisa memakai fablab untuk riset dan pengembangan produk mereka," sebutnya.
Kehadiran fablab ini, ujar dia, bukti keseriusan mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan para perusahaan startup yang ada di Jababeka. Sekaligus membangun ekosistem Industri 4.0 terbesar dan terbaik di Indonesia.
(iqb)
tulis komentar anda