Biaya Semakin Mahal, Google Berhenti Ciptakan Game untuk Stadia
Selasa, 02 Februari 2021 - 19:56 WIB
JAKARTA - Google mumutuskan untuk menutup divisi pengembangan game untuk Stadia. Raksasa teknologi itu ingin mengembalikan hakikat Stadia sebagai platform streaming bagi para pengembang game yang sudah ada.
"Mengembangkan game terbaik di kelasnya butuh waktu bertahun-tahun dan investasi yang signifikan, biayanya sudah semakin mahal," jelas Wakil Presiden Google dan Manajer Umum Stadia, Phil Harrison, dalam unggahan blog Google, dikutip dari The Verge, Selasa (2/2/2021).
"Mengingat tujuan diciptakannya teknologi Stadia yang telah memperdalam kemitraan bisnis, kami memutuskan untuk tidak berinvestasi lagi dalam pengembangan konten ekslusif dari tim internal SG&E, di luar game yang direncanakan hadir dalam waktu dekat," tambahnya.
Seiring dengan keputusan tersebut, Google telah menutup studio game di Los Angeles dan Montreal. Keduanya berada di bawah naungan Stadia Games & Entertainment (SG&E).
Sementara itu, sebagian besar tim di SG&E akan dipindah tugaskan. Sedangkan pemimpin tim Stadia , Jade Raymond memutuskan untuk angkat kaki dari Google.
Google memastikan Stadia akan tetap ada, di samping layanan berbayar Stadia Pro. Dengan begitu, Google tetap bisa mencoba mendapatkan game dari eksklusif dari pihak ketiga yang ditawarkan melalui Stadia.
"Mengembangkan game terbaik di kelasnya butuh waktu bertahun-tahun dan investasi yang signifikan, biayanya sudah semakin mahal," jelas Wakil Presiden Google dan Manajer Umum Stadia, Phil Harrison, dalam unggahan blog Google, dikutip dari The Verge, Selasa (2/2/2021).
"Mengingat tujuan diciptakannya teknologi Stadia yang telah memperdalam kemitraan bisnis, kami memutuskan untuk tidak berinvestasi lagi dalam pengembangan konten ekslusif dari tim internal SG&E, di luar game yang direncanakan hadir dalam waktu dekat," tambahnya.
Seiring dengan keputusan tersebut, Google telah menutup studio game di Los Angeles dan Montreal. Keduanya berada di bawah naungan Stadia Games & Entertainment (SG&E).
Sementara itu, sebagian besar tim di SG&E akan dipindah tugaskan. Sedangkan pemimpin tim Stadia , Jade Raymond memutuskan untuk angkat kaki dari Google.
Google memastikan Stadia akan tetap ada, di samping layanan berbayar Stadia Pro. Dengan begitu, Google tetap bisa mencoba mendapatkan game dari eksklusif dari pihak ketiga yang ditawarkan melalui Stadia.
(wbs)
tulis komentar anda