Lewat Digitalisasi Aksara, 6 Sastrawan Terima Penghargaan ASR 2021

Senin, 01 Februari 2021 - 10:37 WIB
Penghargaan Anugerah Sastera Rancagé ASR 2021 ke 33. FOTO/ IST
JAKARTA - Yayasan Kebudayaan Rancagé mengumumkan 6 Sastrawan pemenang Penghargaan Anugerah Sastera Rancagé 'ASR 2021' ke 33, yang kali pertama diselenggarakan secara daring dikantor Melsa.net Bandung pada Minggu, 31 Januari 2021.



Keenam pemenang itu ialah Dadan Sutisna untuk Sastera Sunda dengan Novel berjudul Sasalad, Supali Kasim mewakili sastera jawa dengan Kumpulan Puisi yang berjudul Sawiji Dina Sawiji Mangsa, untuk Sastera Bali ada kumpulan Cerpen Berjudul Nglekadang Mèmè karya Komang Berata, Sastera Lampung ada kumpulan puisi karya Elly Dharmawanti dengan Judul Dang Miwang Miku Ading, Sastera Madura ada kumpulan Puisi berjudul Sagara Aeng Mata Ojan karya Lukman Hakim AG, dan terakhir ada Risnawati Pemenang Hadiah Samsudi dengan karya cerpen anak yang berjudul Pelesir Ka Basisir.



Penyelenggaraan Anugerah Sastera Rancage kali ini pun untuk kali pertama tanpa dihadiri sosok penggagas acara tersebut, Ajip Rosidi yang sudah tutup usia.

Dalam sambutannya, Erry Riyana Hardjapamekas selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage berharap kepada pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,agar Anugerah Sastera Rancage ini dapat menjadi indikator untuk menempatkan bahasa daerah dalam kurikulum nasional, setidaknya bagi bahasa-bahasa daerah yang hidup secara lisan dan tulisan.

"Selama ini posisi bahasa daerah berada dalam kurikulum lokal yang sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah, padahal bahasa daerah memiliki peran penting sebagai penggali kearifan lokal yangmemperkuat kebudayaan nasional," ungkap eks Wakil Ketua KPK tersebut.

Sementara itu dalam kesempatannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan bahwa Kemendikbud menempatkan kemajuan bahasa sebagai program prioritas melalui badan pengembangan dan pembinaan atau Badan Bahasa.

"Secara konsisten kami menyelenggarakan program pelestarian bahasa daerah. Kami menyadari bahwa bahasa daerah yang selama ini terdata sebanyak 718 bahasa merupakan suatu aset bangsa kita. Kelangsungan hidup bahasa tersebut akan sangat bergantung pada para penutur dan masyarakat tuturnya," ujar Mendikbud.

Lebih lanjut kata Nadiem, tahun ini Kemendikbud menargetkan ratusan karya berbahasa daerah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia, agar khasanah kekayaan nusantara dapat dikenal luas.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More