Warganet Butuh Edukasi Bagaimana Cara Melindungi Akun dari Hacker
Minggu, 24 Januari 2021 - 08:11 WIB
JAKARTA - Masalah keamanan data dalam dunia digital masih perhatian khusus warganet . Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar password dan user name agar akun tidak diretas orang lain , dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertema Pemanfaatan Teknologi untuk Mendukung Kampanye Digital yang diadakan Universitas Mercu Buana.
Kegiatan PKM ini diadakan dalam bentuk seminar online dengan memanfaatkan dua ruangan online (online room) yang dilakukan secara paralel. Sementara yang menjadi fokus narasumber acara ini yaitu, pemakaian internet aman, kesadaran keamanan data, dan jenis-jenis cybercrime ; cara meningkatkan keterlihatan situs web organisasi LSM di mesin pencari dengan SEO (Search Engine Optimazation); dan pengetahuan pemanfaatan machine learning dalam analisis emosi berdasarkan opini penggunaan tembakau. Sedangkan di ruang terpisah diadakan pelatihan mengenai crowdsourcing dan sistem dashboard untuk pemantauan iklan tembakau menggunakan Microsoft Excel.
PKM yang disokong Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer UMB tersebut menggandeng Yayasan Lentera Anak (YLA). Sementara pesertanya dari berbagai organisasi dan LSM dalam jaringan tobacco control (pengendalian tembakau) di seluruh Indonesia.
Dibuka oleh Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat, Inge Hutagalung, dia menyoroti budaya, bahaya, dan efek dari penggunaan tembakau di Indonesia yang semakin meningkat. “Melihat generasi milenial yang sangat akrab dengan teknologi digital maka kampanye bahaya merokok melalui media sosial dan media digital sudah perlu digalakkan dan ditingkatkan,” kata Inge mengingatkan.
Sementara, Lisda Sundari, Ketua YLA, menyambut baik kerja sama yang terbangun di antara keduanya. “Kerja sama dan kegiatan ini seperti gayung bersambut, karena sejak pandemik COVID-19, organisasi diminta untuk melakukan kampanye secara daring. Pemanfaatan teknologi diharapkan juga dapat meningkatkan kapasitas LSM dan organisasi dalam kampanye pengendalian tembakau dan pemenuhan hak anak,” papar Lisda.
Peserta merespons baik dalam kegiatan ini, bahkan terlihat antusia karena menilai narasumber dapat memberikan informasi yang mudah dipahami, persuasif, informatif, dan inovatif. Ketertarikan peserta untuk dapat menggunakan internet dengan aman juga tinggi.
Hal itu terlihat dari banyaknya pertanyaan mengenai penggunaan username dan password yang baik di dalam akun media sosial agar tidak terjadi peretasan informasi (hacking). Selain itu, sosialisasi mengenai pengetahuan terhadap penggunaan Search Engine Optimization (SEO) dan analisis emosi dengan menerapakan machine learning juga mendapatkan sambutan yang hangat dari peserta kegiatan PKM.
Di ruangan online lainnya, peserta yang mengikuti pelatihan sistem dashboard pun dapat dengan langsung mencoba dengan tutorial yang dibantu oleh instruktur. Pelatihan ini dianggap sangat bermanfaat untuk pengolahan data pada kampanye organisasi/LSM, kata salah satu peserta pelatihan dari TCSC IAKMI.
Kegiatan PKM ini diadakan dalam bentuk seminar online dengan memanfaatkan dua ruangan online (online room) yang dilakukan secara paralel. Sementara yang menjadi fokus narasumber acara ini yaitu, pemakaian internet aman, kesadaran keamanan data, dan jenis-jenis cybercrime ; cara meningkatkan keterlihatan situs web organisasi LSM di mesin pencari dengan SEO (Search Engine Optimazation); dan pengetahuan pemanfaatan machine learning dalam analisis emosi berdasarkan opini penggunaan tembakau. Sedangkan di ruang terpisah diadakan pelatihan mengenai crowdsourcing dan sistem dashboard untuk pemantauan iklan tembakau menggunakan Microsoft Excel.
PKM yang disokong Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer UMB tersebut menggandeng Yayasan Lentera Anak (YLA). Sementara pesertanya dari berbagai organisasi dan LSM dalam jaringan tobacco control (pengendalian tembakau) di seluruh Indonesia.
Dibuka oleh Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat, Inge Hutagalung, dia menyoroti budaya, bahaya, dan efek dari penggunaan tembakau di Indonesia yang semakin meningkat. “Melihat generasi milenial yang sangat akrab dengan teknologi digital maka kampanye bahaya merokok melalui media sosial dan media digital sudah perlu digalakkan dan ditingkatkan,” kata Inge mengingatkan.
Sementara, Lisda Sundari, Ketua YLA, menyambut baik kerja sama yang terbangun di antara keduanya. “Kerja sama dan kegiatan ini seperti gayung bersambut, karena sejak pandemik COVID-19, organisasi diminta untuk melakukan kampanye secara daring. Pemanfaatan teknologi diharapkan juga dapat meningkatkan kapasitas LSM dan organisasi dalam kampanye pengendalian tembakau dan pemenuhan hak anak,” papar Lisda.
Peserta merespons baik dalam kegiatan ini, bahkan terlihat antusia karena menilai narasumber dapat memberikan informasi yang mudah dipahami, persuasif, informatif, dan inovatif. Ketertarikan peserta untuk dapat menggunakan internet dengan aman juga tinggi.
Hal itu terlihat dari banyaknya pertanyaan mengenai penggunaan username dan password yang baik di dalam akun media sosial agar tidak terjadi peretasan informasi (hacking). Selain itu, sosialisasi mengenai pengetahuan terhadap penggunaan Search Engine Optimization (SEO) dan analisis emosi dengan menerapakan machine learning juga mendapatkan sambutan yang hangat dari peserta kegiatan PKM.
Di ruangan online lainnya, peserta yang mengikuti pelatihan sistem dashboard pun dapat dengan langsung mencoba dengan tutorial yang dibantu oleh instruktur. Pelatihan ini dianggap sangat bermanfaat untuk pengolahan data pada kampanye organisasi/LSM, kata salah satu peserta pelatihan dari TCSC IAKMI.
(iqb)
tulis komentar anda