Dari 700 Baru 7 Aksara Nusantara Memasuki Dunia Digitalisi

Minggu, 13 Desember 2020 - 10:15 WIB
acara Grand Launching Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara serta peresmian Inisiasi Bersama Kerja Sama antara Pandi dan UNESCO di Jakarta, Sabtu (12/12/2020) malam. FOTO/ SINDOnews
JAKARTA - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) terus berupaya mendigitalisasikan aksara nusantara dalam format internationalize domain name (IDN) yang mudah untuk bisa diakses melalui internet. Hingga saat ini sudah ada tujuh aksara yang terdigitalisasi. Baca Juga: Perjalanan Yamaha RX Series di Indonesia

Hal demikian disampaikan oleh Ketua Pandi Yudho Giri Sucahyo. Dia mengatakan, di Indonesia ada 700 aksara. BACA JUGA - Gas-Gas Persembahan Nyata Yogyakarta Buat Sang Raja 135

"Tujuh aksara yang sudah terdigitisasi yaitu Jawa, Bali, Sunda, Batak, Bugis, Makassar, dan Rejang. Tujuh aksara ini baru dalam kategori Limited Uses pada Unicode," ujar Yudho usai acara Grand Launching Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara serta peresmian Inisiasi Bersama Kerja Sama antara Pandi dan UNESCO di Jakarta, Sabtu (12/12/2020) malam.



Unicode adalah suatu standar teknis yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer. Kategori Limited Uses naik menjadi Recommended bila ada bukti aksara tersebut masih dipakai.

Untuk itu, Pandi menggandeng pemerintah daerah agar memasyarakatkan aksara daerahnya dalam program itu. Sejumlah caranya yaitu mengadakan lomba dan website pemerintah yang menggunakan aksara tersebut. Menurut dia, saat ini Bali tengah merancang peraturan daerah untuk mempergunakan aksaranya di setiap tempat bersama dengan bahasa Indonesia dan lainnya sebagai keterangan.

"Bali tengah menggodok hal itu untuk dijadikan Perda," tambahnya.



Ia mengakui tidak mudah untuk memasukkan ratusan aksara Nusantara dalam Unicode. Pasalnya, Pandi mesti mempertemukan komunitas aksara dan budaya dengan teknologi informasi. Ini disebabkan yang tahu tentang aksara tersebut ialah komunitas aksara dan budaya. Pihaknya membantu biaya untuk pencantuman aksara ke standar Unicode sebesar US$7.500 per tahun.

Sementara itu , Wakil Dewan Pembina YALN, Andi Alifian Mallarangeng mengatakan, lomba dan website yang menggunakan aksara akan menggairahkan kembali dan membuktikan bahwa aksara nusantara masih tetap ada hingga sekarang.

"Dengan adanya situs web yang berbasis aksara Lontaraq, ini merupakan kesempatan, mari kita ikuti lomba membuat situs web berbasis aksara Lontara. Kita tunjukan bahwa di dunia digital, Lontara tetap eksis," tutur Andi dalam video Zoom dalam acara yang sama.

Sekadar informasi, IDN merupakan nama domain untuk bahasa lokal atau aksara tiap daerah/negara. Nama domain ini bersifat khusus, karena tidak menggunakan huruf latin dengan karakter selain a, b, z; 0, 1, ..., 9; dan "-" yang merupakan kode dari American Standard Code for Information Interchange (ASCII).

ASCII merupakan standar pengodean karakter untuk alat komunikasi. Kode ASCII mewakili teks dalam komputer, peralatan telekomunikasi, dan perangkat lain. Singkatnya, huruf dan angka yang biasa dipergunakan sehari-hari. Kebanyakan skema pengodean karakter modern didasarkan pada ASCII, meskipun mereka mendukung banyak karakter tambahan.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More