Apple Diprediksi Bakal Mengalami Kesulitan Penjualan iPhone di Q2 2020
Rabu, 13 Mei 2020 - 00:01 WIB
CUPERTINO - Perusahaan perbankan KeyBanc memprediksi kuartal kedua (Q2) 2020 menjadi periode tersulit bagi Apple, karena pada kuartal tersebut penjualan smartphone mereka akan menurun.
Menurut Finding Alpha, analis di KeyBanc memperkirakan bahwa penjualan iPhone anjlok 77% pada April secara year-on-year. Penjualan pada April 2020 turun 56% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dikutip dari Phone Arena, Selasa (12/5/2020), Apple dalam laporan keuangan Januari hingga Maret 2020 mencatat penjualan iPhone turun 6,7 persen ke USD28,96 miliar.
Meskipun penjualan iPhone secara online cukup naik pada bulan April, KeyBanc mengatakan bahwa pembelian ini tidak dapat menebus kehilangan penjualan karena penutupan toko ritel
Ditutupnya sebagian besar Apple Store disebut berpengaruh pada pendapatan Apple. Tak tanggung-tanggung Apple harus menutup total 458 toko di luar China.
Namun yang tak kalah penting adalah banyaknya orang yang mendadak harus kehilangan pekerjaan dan masalah keuangan lain akibat COVID-19, hal tersebut tentu berpengaruh pada pembelian smartphone baru.
Kabar baiknya, penjualan layanan dari Apple justru membaik. Sejak 2015, saat penjualan iPhone berada di puncak, Apple hanya fokus pada unit yang sudah aktif. Apple juga mulai menawarkan konten berlangganan sebagai strategi lain di luar penjualan perangkat.
Apple diketahui memiliki layanan seperti APple Music, Apple TV+, Apple News+, Apple Arcade, iCloud, App Store, Apple Care+, dan Apple Pay.
Menurut Finding Alpha, analis di KeyBanc memperkirakan bahwa penjualan iPhone anjlok 77% pada April secara year-on-year. Penjualan pada April 2020 turun 56% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dikutip dari Phone Arena, Selasa (12/5/2020), Apple dalam laporan keuangan Januari hingga Maret 2020 mencatat penjualan iPhone turun 6,7 persen ke USD28,96 miliar.
Meskipun penjualan iPhone secara online cukup naik pada bulan April, KeyBanc mengatakan bahwa pembelian ini tidak dapat menebus kehilangan penjualan karena penutupan toko ritel
Ditutupnya sebagian besar Apple Store disebut berpengaruh pada pendapatan Apple. Tak tanggung-tanggung Apple harus menutup total 458 toko di luar China.
Namun yang tak kalah penting adalah banyaknya orang yang mendadak harus kehilangan pekerjaan dan masalah keuangan lain akibat COVID-19, hal tersebut tentu berpengaruh pada pembelian smartphone baru.
Kabar baiknya, penjualan layanan dari Apple justru membaik. Sejak 2015, saat penjualan iPhone berada di puncak, Apple hanya fokus pada unit yang sudah aktif. Apple juga mulai menawarkan konten berlangganan sebagai strategi lain di luar penjualan perangkat.
Apple diketahui memiliki layanan seperti APple Music, Apple TV+, Apple News+, Apple Arcade, iCloud, App Store, Apple Care+, dan Apple Pay.
(wbs)
tulis komentar anda