Keamanan Cyber menjadi Bagian dari Isu Strategis Nasional

Selasa, 27 Oktober 2020 - 17:53 WIB
Ilustrasi Hacker. FOTO/ Ist
JAKARTA - Huawei Indonesia bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara ( BSSN ) menggelar workshop keamanan siber untuk meningkatkan capacity building dan awareness para personel BSSN, sebagai bagian dari Tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, Kepala BSSN, mengatakan, serangan siber diprediksikan akan terus berkembang, baik dari segi taktik, teknik, maupun prosedur yang digunakan. Serangan-serangan tersebut perlu menjadi perhatian dalam meningkatkan kewaspadaan nasional. BACA JUGA - SUV Kuncian Mitsubishi yang Lebih Ganas dari Outlander dan Pajero Sport.

"Oleh sebab itu, BSSN mengambil langkah strategis untuk dapat mewujudkan keamanan siber nasional, di antaranya melalui Peningkatan kompetensi SDM Siber dan Sandi, Penguatan National Security Operation Center (NSOC), dan CSIRT," jelas Hinsa, dalam sambutannya.



Lebih lanjut, dia memaparkan, di era digital saat ini, masyarakat memerlukan pengetahuan yang cukup terkait manfaat maupun kerentanan yang ada di ruang siber.

Sementara itu, Mayjen TNI Yoseph Puguh, Deputi III BSSN, yang turut hadir dalam acara tersebut menuturkan, keamanan siber menjadi isu strategis di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dengan ruang siber Indonesia yang luas dan multi dimensi atau multi sektor serta ancaman serangan yang meningkat, membutuhkan perhatian seluruh lapisan masyarakat.

"Sebagai langkah antisipatif dalam penanganan insiden, BSSN berencana membentuk 17 CSIRT yang tersebar di kementerian, lembaga, dan wilayah," kata Yoseph.

CSIRT terdiri dari CSIRT Nasional, CSIRT Sektoral (mencakup sektor pemerintah/instansi, BUMN dan swasta), serta CSIRT Organisasi.

Di sisi lain, Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia, mengatakan, membangun dunia yang aman, cerdas, dan terhubung sepenuhnya adalah tugas jangka panjang, yang membutuhkan upaya bersama antara industri dan regulator.

Huawei klaim telah membentuk tim respons insiden khusus dan proses respons kerentanan yang sesuai dengan ISO.

"Kami akan terus berbagi pemahaman tentang teknologi baru dan risiko keamanan siber yang sesuai, berorientasi masa depan, dan kolaborasi inovatif," ujar Jacky.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More