Diduga Kumpulkan Data, Xiaomi Rilis Pembaruan Browser
Kamis, 07 Mei 2020 - 00:01 WIB
BEIJING - Xiaomi meluncurkan pembaruan untuk tiga aplikasi browsernya yakni Mi Browser, Mi Browser Pro dan Mint Browser.
Dikutip dari Cnet, Rabu (6/5/2020), dalam blog resminya Xiaomi menyebut pembaruan ini memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan pengumpulan data data saat berada di mode incognito. Pembaruan ini telah digulirkan lewat Google Play Store.
"Kami percaya fungsionalitas ini, dikombinasikan dengan pendekatan kami untuk mengelola data agregat dalam bentuk yang tidak dapat diidentifikasi, melampaui persyaratan hukum apapun dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap privasi pengguna," tulis Xiaomi.
Rilis pembaruan perangkat lunak itu muncul setelah sebuah laporan Forbes yang diterbitkan Kamis lalu menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan data pribadi vendor asal China tersebut.
Xiaomi dituding mengumpulkan informasi tentang aplikasi yang digunakan dan data yang dibuka di perangkat.
Laporan itu mengutip beberapa peneliti keamanan, termasuk Gabi Cirling yang mengatakan bahwa peramban default Xiaomi pada Redmi Note 8-nya, mencatat semua situs yang dikunjungi, termasuk permintaan mesin pencari.
Praktek itu bahkan amsih berjalan ektika ia menggunakan mode incognito. Laporan itu melanjutkan ke detail bahwa data pengguna dikirim ke server di Rusia dan Singapura.
Xiaomi diketahui membantah tudingan tersebut. Mereka mengatakan telah menuruti hukum dan regulasi perlindungan privasi pengguna di negara tempat mereka beroperasi.
Dikutip dari Cnet, Rabu (6/5/2020), dalam blog resminya Xiaomi menyebut pembaruan ini memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan pengumpulan data data saat berada di mode incognito. Pembaruan ini telah digulirkan lewat Google Play Store.
"Kami percaya fungsionalitas ini, dikombinasikan dengan pendekatan kami untuk mengelola data agregat dalam bentuk yang tidak dapat diidentifikasi, melampaui persyaratan hukum apapun dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap privasi pengguna," tulis Xiaomi.
Rilis pembaruan perangkat lunak itu muncul setelah sebuah laporan Forbes yang diterbitkan Kamis lalu menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan data pribadi vendor asal China tersebut.
Xiaomi dituding mengumpulkan informasi tentang aplikasi yang digunakan dan data yang dibuka di perangkat.
Laporan itu mengutip beberapa peneliti keamanan, termasuk Gabi Cirling yang mengatakan bahwa peramban default Xiaomi pada Redmi Note 8-nya, mencatat semua situs yang dikunjungi, termasuk permintaan mesin pencari.
Praktek itu bahkan amsih berjalan ektika ia menggunakan mode incognito. Laporan itu melanjutkan ke detail bahwa data pengguna dikirim ke server di Rusia dan Singapura.
Xiaomi diketahui membantah tudingan tersebut. Mereka mengatakan telah menuruti hukum dan regulasi perlindungan privasi pengguna di negara tempat mereka beroperasi.
(wbs)
tulis komentar anda