Ilmuwan Ungkap Peningkatkan Titik Panas yang Akan Picu Kebakaran di Asia Tenggara
Minggu, 23 Februari 2025 - 14:55 WIB
Kebakaran hutan. FOTO/ DAILY
BANGKOK - Kebakaran hutan yang sporadis di Asia Tenggara menandakan datangnya kabut asap yang berbahaya, yang dapat menimbulkan dampak besar terhadap perekonomian dan masyarakat, mengingatkan kita pada episode kabut asap tahun 1997.
Kebakaran hutan yang berkobar di Thailand dan Kamboja dalam beberapa minggu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran tentang polusi udara, yang dapat bertambah parah saat suhu panas musim panas melanda wilayah tersebut dalam beberapa bulan mendatang.
Biasanya terjadi antara bulan Desember dan April saat petani mempraktikkan metode tebang-bakar untuk mempersiapkan lahan untuk musim tanam baru.
Thailand, yang telah memerangi kebakaran hutan sejak Januari yang telah meningkatkan kadar PM2,5 (partikel halus berbahaya) di udara, telah menandatangani perjanjian dengan anggota ASEAN untuk mengatasi masalah kabut asap lintas batas.
Profesor Madya Dr Helena Varkkey dari Departemen Studi Internasional dan Strategis, Universitas Malaya mengatakan kepada Bernama bahwa Thailand adalah salah satu negara ASEAN yang paling proaktif di tingkat regional dan nasional.
"Ada kesadaran yang tinggi akan bahaya PM2.5 di kalangan masyarakat umum di Thailand,''
“Hal ini terbukti ketika Thailand memainkan peran utama dalam upaya tambahan di tingkat ASEAN,''
“Negara-negara ASEAN lainnya harus meniru pemerintah dan masyarakat Thailand dalam menangani kabut asap lintas batas,” kata Helena seperti dilansir dari Science Alert
Kebakaran hutan yang berkobar di Thailand dan Kamboja dalam beberapa minggu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran tentang polusi udara, yang dapat bertambah parah saat suhu panas musim panas melanda wilayah tersebut dalam beberapa bulan mendatang.
Biasanya terjadi antara bulan Desember dan April saat petani mempraktikkan metode tebang-bakar untuk mempersiapkan lahan untuk musim tanam baru.
Thailand, yang telah memerangi kebakaran hutan sejak Januari yang telah meningkatkan kadar PM2,5 (partikel halus berbahaya) di udara, telah menandatangani perjanjian dengan anggota ASEAN untuk mengatasi masalah kabut asap lintas batas.
Profesor Madya Dr Helena Varkkey dari Departemen Studi Internasional dan Strategis, Universitas Malaya mengatakan kepada Bernama bahwa Thailand adalah salah satu negara ASEAN yang paling proaktif di tingkat regional dan nasional.
"Ada kesadaran yang tinggi akan bahaya PM2.5 di kalangan masyarakat umum di Thailand,''
“Hal ini terbukti ketika Thailand memainkan peran utama dalam upaya tambahan di tingkat ASEAN,''
“Negara-negara ASEAN lainnya harus meniru pemerintah dan masyarakat Thailand dalam menangani kabut asap lintas batas,” kata Helena seperti dilansir dari Science Alert
Lihat Juga :
tulis komentar anda