Mager = Dipecat! Zuckerberg Bersih-bersih 3.600 Karyawan Meta yang Kerjanya Lemot!
Rabu, 15 Januari 2025 - 10:07 WIB
JAKARTA - Perusahaan-perusahaan besar semakin fokus pada efisiensi operasional dan manajemen talenta di tengah tekanan dari berbagai pihak. Foto:
Perusahaan teknologi raksasa Meta, pemilik platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengumumkan rencana untuk memberhentikan sekitar 3.600 karyawan yang dinilai memiliki kinerja rendah. Informasi ini diungkapkan melalui sebuah memo internal yang dilaporkan oleh Bloomberg pada Selasa (14/1/2025).
“Saya telah memutuskan untuk menaikkan standar dalam manajemen kinerja dan mempercepat proses pemindahan karyawan dengan kinerja rendah,” ujar Zuckerberg. “Langkah ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki ‘bakat terbaik’ dan dapat merekrut tenaga kerja baru yang lebih potensial,” tambahnya.
Meta baru-baru ini juga mengumumkan penghentian program pengecekan fakta di Amerika Serikat. Program ini sebelumnya bertujuan untuk memerangi penyebaran informasi yang salah di platform-platform milik Meta, tetapi menghadapi kritik dari kelompok konservatif yang menilai program tersebut sebagai bentuk sensor.
Selain itu, Meta juga melonggarkan kebijakan moderasi konten di Facebook dan Instagram, terutama terkait beberapa jenis ujaran yang sebelumnya dianggap berlawanan. Langkah ini menandai perubahan besar dalam strategi Meta, yang sebelumnya lebih ketat dalam mengatur konten demi mencegah penyebaran kebencian dan disinformasi.
Perusahaan teknologi raksasa Meta, pemilik platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengumumkan rencana untuk memberhentikan sekitar 3.600 karyawan yang dinilai memiliki kinerja rendah. Informasi ini diungkapkan melalui sebuah memo internal yang dilaporkan oleh Bloomberg pada Selasa (14/1/2025).
Kebijakan PHK Berbasis Kinerja
Keputusan untuk memberhentikan karyawan ini merupakan bagian dari langkah yang diambil oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, yang bertujuan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja di perusahaan. Dalam pernyataannya, Zuckerberg mengatakan bahwa keputusan ini akan memengaruhi sekitar lima persen dari total tenaga kerja Meta, yang tercatat sebanyak 72.400 karyawan pada September 2024.“Saya telah memutuskan untuk menaikkan standar dalam manajemen kinerja dan mempercepat proses pemindahan karyawan dengan kinerja rendah,” ujar Zuckerberg. “Langkah ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki ‘bakat terbaik’ dan dapat merekrut tenaga kerja baru yang lebih potensial,” tambahnya.
Praktik Lazim di Perusahaan Besar AS
PHK berbasis kinerja bukanlah hal baru di kalangan perusahaan besar di Amerika Serikat. Pekan lalu, Microsoft juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan serupa, meskipun jumlahnya hanya mencakup kurang dari satu persen dari total tenaga kerjanya. Hal ini mencerminkan tren di industri teknologi, di mana perusahaan berusaha menjaga efisiensi dan kualitas tenaga kerja di tengah persaingan yang semakin ketat.Perubahan Besar di Meta Menjelang Pelantikan Donald Trump
Keputusan ini juga terjadi di tengah serangkaian perubahan signifikan di Meta, yang bersamaan dengan persiapan menyambut Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari 2025. Zuckerberg belakangan menunjukkan kedekatan dengan tokoh-tokoh politik konservatif, termasuk mengadakan pertemuan makan malam dengan Trump dan menunjuk seorang tokoh dari Partai Republik sebagai kepala urusan publik Meta.Meta baru-baru ini juga mengumumkan penghentian program pengecekan fakta di Amerika Serikat. Program ini sebelumnya bertujuan untuk memerangi penyebaran informasi yang salah di platform-platform milik Meta, tetapi menghadapi kritik dari kelompok konservatif yang menilai program tersebut sebagai bentuk sensor.
Sistem Baru untuk Moderasi Konten
Meta berencana mengganti program pengecekan fakta dengan sistem yang memungkinkan pengguna menambahkan konteks pada unggahan. Pendekatan ini mirip dengan fitur di platform X (sebelumnya Twitter), yang dipromosikan oleh pemiliknya, Elon Musk.Selain itu, Meta juga melonggarkan kebijakan moderasi konten di Facebook dan Instagram, terutama terkait beberapa jenis ujaran yang sebelumnya dianggap berlawanan. Langkah ini menandai perubahan besar dalam strategi Meta, yang sebelumnya lebih ketat dalam mengatur konten demi mencegah penyebaran kebencian dan disinformasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda