Lewat Facebook, Ukraina Beberkan Cara China Kirim Drone ke Rusia
Minggu, 12 Januari 2025 - 14:07 WIB
KIEV - Seorang pengguna Facebook Ukraina, Vadim Labas, baru-baru ini memicu terungkapnya sebuah skema pengelakan sanksi yang melibatkan perusahaan China.
BACA JUGA - Facebook Tambahkan Layanan Musik Video di Facebook Watch
Menurut laporan Militarnyi, skema ini bertujuan untuk mengalirkan komponen penting untuk bom terbang dan drone kamikaze ke Rusia, yang disamarkan sebagai suku cadang mobil dari merek Taiwan.
Pada hari Jumat, aktivis Ukraina, Vadim Labas, mengungkapkan kekesalannya setelah mengetahui bahwa TRC, perusahaan Taiwan, diduga memasok komponen yang pada kenyataannya adalah bagian dari senjata untuk Rusia.
Namun, pada hari Senin, Labas memberikan pembaruan setelah penyelidikan mengungkapkan bahwa sebuah perusahaan China telah memalsukan merek TRC untuk menghindari sanksi internasional.
Labas menjelaskan bahwa warga Taiwan yang ramah dan orang Ukraina yang tinggal di Taiwan berhasil menggali sebuah 'operasi ganda' untuk menghindari sanksi dan merusak reputasi produsen Taiwan yang dimaksud.
Menurut Labas, perangkat servo tersebut merupakan komponen penting dalam pembuatan bom terbang UMPK dan drone kamikaze Shahed. Bagian-bagian ini diproduksi oleh pabrik China, KST Digital Technology Limited, yang telah terdaftar sebagai perusahaan yang dikenakan sanksi.
Namun, perusahaan ini 'menjual' perangkat servo tersebut kepada sebuah perusahaan palsu di Tiongkok bernama Kaiffeng Zhendaqian Technology (KZT). Selanjutnya, suku cadang tersebut dijual kepada perusahaan Tiongkok lainnya, Unihui International Limited. Dalam proses transaksi ini, suku cadang tersebut juga 'diubah mereknya' untuk mengindikasikan bahwa bagian-bagian tersebut berasal dari TRC Taiwan.
Perusahaan Tiongkok lainnya, Shenzhen Biosen Bio-Tech Co., kemudian mentransfer suku cadang dan dokumentasi terkait ke Omni Trade dan Dymir Trade, dua perusahaan yang disebut sebagai proxy Rusia.
TRC Taiwan sendiri menyatakan bahwa mereka tidak tahu menahu mengenai penggunaan merek mereka untuk mengirimkan bagian senjata.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNA Taiwan, seorang eksekutif dari TRC menyebutkan bahwa mereka tidak memproduksi komponen tersebut dan akan mempertimbangkan langkah hukum untuk melindungi nama, hak, dan kepentingan perusahaan.
BACA JUGA - Facebook Tambahkan Layanan Musik Video di Facebook Watch
Menurut laporan Militarnyi, skema ini bertujuan untuk mengalirkan komponen penting untuk bom terbang dan drone kamikaze ke Rusia, yang disamarkan sebagai suku cadang mobil dari merek Taiwan.
Pada hari Jumat, aktivis Ukraina, Vadim Labas, mengungkapkan kekesalannya setelah mengetahui bahwa TRC, perusahaan Taiwan, diduga memasok komponen yang pada kenyataannya adalah bagian dari senjata untuk Rusia.
Namun, pada hari Senin, Labas memberikan pembaruan setelah penyelidikan mengungkapkan bahwa sebuah perusahaan China telah memalsukan merek TRC untuk menghindari sanksi internasional.
Labas menjelaskan bahwa warga Taiwan yang ramah dan orang Ukraina yang tinggal di Taiwan berhasil menggali sebuah 'operasi ganda' untuk menghindari sanksi dan merusak reputasi produsen Taiwan yang dimaksud.
Menurut Labas, perangkat servo tersebut merupakan komponen penting dalam pembuatan bom terbang UMPK dan drone kamikaze Shahed. Bagian-bagian ini diproduksi oleh pabrik China, KST Digital Technology Limited, yang telah terdaftar sebagai perusahaan yang dikenakan sanksi.
Namun, perusahaan ini 'menjual' perangkat servo tersebut kepada sebuah perusahaan palsu di Tiongkok bernama Kaiffeng Zhendaqian Technology (KZT). Selanjutnya, suku cadang tersebut dijual kepada perusahaan Tiongkok lainnya, Unihui International Limited. Dalam proses transaksi ini, suku cadang tersebut juga 'diubah mereknya' untuk mengindikasikan bahwa bagian-bagian tersebut berasal dari TRC Taiwan.
Perusahaan Tiongkok lainnya, Shenzhen Biosen Bio-Tech Co., kemudian mentransfer suku cadang dan dokumentasi terkait ke Omni Trade dan Dymir Trade, dua perusahaan yang disebut sebagai proxy Rusia.
TRC Taiwan sendiri menyatakan bahwa mereka tidak tahu menahu mengenai penggunaan merek mereka untuk mengirimkan bagian senjata.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNA Taiwan, seorang eksekutif dari TRC menyebutkan bahwa mereka tidak memproduksi komponen tersebut dan akan mempertimbangkan langkah hukum untuk melindungi nama, hak, dan kepentingan perusahaan.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda