24 Juta Insiden Siber Guncang Asia Tenggara dalam 6 Bulan Terakhir
Rabu, 27 November 2024 - 10:06 WIB
JAKARTA - Perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara tengah berjibaku dengan lonjakan ancaman siber yang signifikan.
Menurut data terbaru dari Kaspersky, lebih dari 24 juta insiden perangkat terdeteksi di kawasan ini hanya dalam enam bulan pertama 2024.
Angka ini menunjukkan betapa seriusnya situasi keamanan siber yang dihadapi oleh bisnis di wilayah yang tengah mengalami pertumbuhan ekonomi digital pesat ini.
Malware yang menyebar melalui perangkat penyimpanan seperti USB flash drive, CD, dan DVD menjadi penyebab utama serangan.
File yang awalnya terlihat tidak berbahaya, seperti program dalam penginstal yang kompleks atau file terenkripsi, juga seringkali disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menyusup ke sistem.
Selain itu, kurangnya kesadaran akan praktik keamanan siber yang baik dan pemanfaatan solusi keamanan yang tidak memadai juga
menjadi faktor pendorong meningkatnya ancaman.
Menurut data terbaru dari Kaspersky, lebih dari 24 juta insiden perangkat terdeteksi di kawasan ini hanya dalam enam bulan pertama 2024.
Angka ini menunjukkan betapa seriusnya situasi keamanan siber yang dihadapi oleh bisnis di wilayah yang tengah mengalami pertumbuhan ekonomi digital pesat ini.
Vietnam dan Indonesia Jadi Sasaran Utama
Vietnam dan Indonesia muncul sebagai negara dengan jumlah insiden perangkat tertinggi di kawasan ini.Malware yang menyebar melalui perangkat penyimpanan seperti USB flash drive, CD, dan DVD menjadi penyebab utama serangan.
File yang awalnya terlihat tidak berbahaya, seperti program dalam penginstal yang kompleks atau file terenkripsi, juga seringkali disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menyusup ke sistem.
Kurangnya Kesadaran dan Perlindungan yang Lemah
Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, menjelaskan bahwa peningkatan digitalisasi di berbagai sektor telah menciptakan permukaan serangan yang lebih luas bagi para pelaku kejahatan siber.Selain itu, kurangnya kesadaran akan praktik keamanan siber yang baik dan pemanfaatan solusi keamanan yang tidak memadai juga
menjadi faktor pendorong meningkatnya ancaman.
tulis komentar anda