Mengenal Teori Dead Internet: Klaim Mengerikan Ketika Web Dikendalikan oleh Bot dan AI
Rabu, 09 Oktober 2024 - 08:00 WIB
JAKARTA - Jika Anda mencari “shrimp Jesus” di Facebook, Anda mungkin akan menemukan lusinan gambar udang yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) digabungkan dengan gambar Yesus Kristus.
Beberapa gambar hiper-realistis ini telah mengumpulkan lebih dari 20.000 Likes dan komentar. Inilah yang disebut sebagai teori “dead internet”.
Teori "dead internet" pada dasarnya mengklaim bahwa aktivitas dan konten di internet, termasuk akun media sosial, sebagian besar dibuat dan diotomatisasi oleh “agen kecerdasan buatan”.
Di teori “Dead Internet”, aktivitas manusia organik di internet telah tergantikan oleh bot dan algoritma. Konten yang kita lihat di media sosial, forum, dan website sebagian besar dihasilkan oleh bot yang diprogram untuk meniru aktivitas manusia.
Algoritma juga berperan dalam menyaring dan mengkurasi informasi yang kita terima, sehingga membentuk persepsi kita tentang dunia.
“Agen” ini dapat dengan cepat membuat postingan berupa gambar yang dihasilkan AI yang dirancang untuk menarik engagement (klik, suka, komentar) di platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Salah satunya, seperti fenomena Shrimp Jesus.
Teori ini memungkinkan seorang “aktor negara atau organisasi tertentu“ memanipulasi internet untuk mengendalikan populasi. Mereka menggunakan bot dan algoritma untuk menyebarkan propaganda, memanipulasi opini publik, dan mengendalikan arus informasi.
Engagement Farming yang Tidak Berbahaya atau Justru Propaganda Canggih?
Sekilas, motivasi akun-akun itu untuk membuat konten AI jelas: engagement media sosial dan menghasilkan pendapatan iklan. Jika seseorang sukses membuat akun, mereka dapat memperoleh pendapatan iklan dari organisasi media sosial seperti Meta.
Beberapa gambar hiper-realistis ini telah mengumpulkan lebih dari 20.000 Likes dan komentar. Inilah yang disebut sebagai teori “dead internet”.
Teori "dead internet" pada dasarnya mengklaim bahwa aktivitas dan konten di internet, termasuk akun media sosial, sebagian besar dibuat dan diotomatisasi oleh “agen kecerdasan buatan”.
Di teori “Dead Internet”, aktivitas manusia organik di internet telah tergantikan oleh bot dan algoritma. Konten yang kita lihat di media sosial, forum, dan website sebagian besar dihasilkan oleh bot yang diprogram untuk meniru aktivitas manusia.
Algoritma juga berperan dalam menyaring dan mengkurasi informasi yang kita terima, sehingga membentuk persepsi kita tentang dunia.
“Agen” ini dapat dengan cepat membuat postingan berupa gambar yang dihasilkan AI yang dirancang untuk menarik engagement (klik, suka, komentar) di platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Salah satunya, seperti fenomena Shrimp Jesus.
Teori ini memungkinkan seorang “aktor negara atau organisasi tertentu“ memanipulasi internet untuk mengendalikan populasi. Mereka menggunakan bot dan algoritma untuk menyebarkan propaganda, memanipulasi opini publik, dan mengendalikan arus informasi.
Engagement Farming yang Tidak Berbahaya atau Justru Propaganda Canggih?
Sekilas, motivasi akun-akun itu untuk membuat konten AI jelas: engagement media sosial dan menghasilkan pendapatan iklan. Jika seseorang sukses membuat akun, mereka dapat memperoleh pendapatan iklan dari organisasi media sosial seperti Meta.
tulis komentar anda