Meta Hapus Unggahan PM Anwar Ibrahim tentang Ismail Haniyeh, Malaysia Marah
Senin, 05 Agustus 2024 - 21:26 WIB
JAKARTA - Unggahan Facebook Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tentang pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang dihapus, berbuntut panjang. Pemerintah Malaysia memanggil pihak Meta Platforms Inc. (Meta), Senin (5/8/2024) siang untuk klarifikasi.
Laman NST melansir, pertemuan perwakilan Meta dan kantor perdana menteri berlangsung tertutup. Dari rilis resmi Bagian Media dan Komunikasi Stratejik Pejabat Perdana Menteri Malaysia, hasil pertemuan menyepakati bahwa Meta akan membuat pernyataan pers terkait isu tersebut dalam waktu dekat.
PM Malaysia menilai tindakan menghapus unggahan di media sosial sebagai diskriminasi terhadap kekejaman yang terjadi di Palestina.
Kericuhan ini bermula setelah Haniyeh dibunuh di Iran pada 31 Juli lalu. Sehari kemudian Anwar mengunggah rekaman video panggilannya dengan seorang pejabat Hamas untuk menyampaikan belasungkawa.
Unggahannya di Facebook dan Instagram kemudian dihapus oleh perusahaan milik miliarder AS, Mark Zuckerberg tersebut. Penghapusan unggahan tersebut disertai alasan terkait "Individu dan organisasi berbahaya."
"Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas untuk Meta: hentikan pertunjukan pengecut ini dan berhenti bertindak sebagai instrumen rezim Zionis Israel yang menindas," kata Anwar seperti dikutip oleh kantor berita negara Malaysia, Bernama.
Sikap Malaysia teguh mendukung perjuangan Palestina, dan Anwar berulang kali mengutuk perang Israel di Gaza serta tindakannya di Tepi Barat yang diduduki.
Aksi penghapusan konten media sosial sebelumnya sudah pernah terjadi. Pada Mei lalu Anwar bertemu dengan Haniyeh di Qatar. Ia mengaku memiliki hubungan baik dengan kepemimpinan politik Hamas tetapi tidak memiliki hubungan di tingkat militer. Haniyeh juga pernah mengunjungi Malaysia selama bertahun-tahun sebagai pemimpin politik Hamas.
Laman NST melansir, pertemuan perwakilan Meta dan kantor perdana menteri berlangsung tertutup. Dari rilis resmi Bagian Media dan Komunikasi Stratejik Pejabat Perdana Menteri Malaysia, hasil pertemuan menyepakati bahwa Meta akan membuat pernyataan pers terkait isu tersebut dalam waktu dekat.
PM Malaysia menilai tindakan menghapus unggahan di media sosial sebagai diskriminasi terhadap kekejaman yang terjadi di Palestina.
Kericuhan ini bermula setelah Haniyeh dibunuh di Iran pada 31 Juli lalu. Sehari kemudian Anwar mengunggah rekaman video panggilannya dengan seorang pejabat Hamas untuk menyampaikan belasungkawa.
Unggahannya di Facebook dan Instagram kemudian dihapus oleh perusahaan milik miliarder AS, Mark Zuckerberg tersebut. Penghapusan unggahan tersebut disertai alasan terkait "Individu dan organisasi berbahaya."
"Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas untuk Meta: hentikan pertunjukan pengecut ini dan berhenti bertindak sebagai instrumen rezim Zionis Israel yang menindas," kata Anwar seperti dikutip oleh kantor berita negara Malaysia, Bernama.
Sikap Malaysia teguh mendukung perjuangan Palestina, dan Anwar berulang kali mengutuk perang Israel di Gaza serta tindakannya di Tepi Barat yang diduduki.
Aksi penghapusan konten media sosial sebelumnya sudah pernah terjadi. Pada Mei lalu Anwar bertemu dengan Haniyeh di Qatar. Ia mengaku memiliki hubungan baik dengan kepemimpinan politik Hamas tetapi tidak memiliki hubungan di tingkat militer. Haniyeh juga pernah mengunjungi Malaysia selama bertahun-tahun sebagai pemimpin politik Hamas.
tulis komentar anda