Microsoft Down, Kekacauan Melanda Dunia
Jum'at, 19 Juli 2024 - 16:33 WIB
JAKARTA - Microsoft telah mengonfirmasi layanan cloud-nya mengalami gangguan global di Amerika, Australia, India, dan negara-negara lain.
Menurut Down Detector, 59 persen pengguna menghadapi masalah login, 22 persen dengan aplikasi, dan 19 persen dengan OneDrive saat ini. Gangguan ini telah berdampak pada layanan Azure dan Office 365 Microsoft di seluruh dunia bersama dengan maskapai penerbangan AS.
Dilansir dari Bussines Today, Jumat (19/7/2024) maskapai penerbangan Frontier Airlines, anak perusahaan dari Frontier Group Holdings ULCC.O, Allegiant, dan SunCountry melaporkan gangguan yang memengaruhi operasional. Frontier mengatakan sedang dalam proses melanjutkan operasi normal, dan penghentian darurat telah dicabut.
Microsoft menyatakan gangguan dimulai sekitar pukul 6 sore ET pada Kamis, dengan sebagian pelanggan mengalami masalah dengan beberapa layanan Azure di wilayah AS Tengah. Pengguna Microsoft Windows secara global juga melaporkan masalah error "layar biru" yang menyebabkan sistem tiba-tiba mati atau restart. Microsoft mengungkapkan kesalahan tersebut disebabkan oleh pembaruan CrowdStrike terbaru.
The Telegraph melaporkan, gangguan IT secara besar-besaran telah menyebabkan komputer Windows mati secara tiba-tiba, membuat saluran televisi, bandara, dan bank di berbagai belahan dunia offline.
Para pengguna layanan publik berbasis online melaporkan mengalami masalah di berbagai belahan dunia. Di antaranya Australia, Selandia Baru, India, dan Jepang, dengan Inggris terdampak parah.
Insinyur keamanan siber telah menunjukkan masalah dengan Crowdstrike, perangkat lunak antivirus yang digunakan di banyak sistem Microsoft, yang tampaknya menyebabkan komputer macet.
Seorang juru bicara Heathrow mengatakan bandara tersebut sedang menerapkan rencana kontinjensi untuk meminimalkan dampak dari gangguan IT global.
"Microsoft saat ini sedang mengalami gangguan global yang berdampak pada sistem tertentu di Heathrow. Penerbangan tetap beroperasi dan kami sedang menerapkan rencana kontinjensi untuk meminimalkan dampak pada perjalanan. Penumpang disarankan untuk check-in dengan maskapai penerbangan mereka untuk informasi penerbangan terbaru," ujarnya.
Menurut Down Detector, 59 persen pengguna menghadapi masalah login, 22 persen dengan aplikasi, dan 19 persen dengan OneDrive saat ini. Gangguan ini telah berdampak pada layanan Azure dan Office 365 Microsoft di seluruh dunia bersama dengan maskapai penerbangan AS.
Dilansir dari Bussines Today, Jumat (19/7/2024) maskapai penerbangan Frontier Airlines, anak perusahaan dari Frontier Group Holdings ULCC.O, Allegiant, dan SunCountry melaporkan gangguan yang memengaruhi operasional. Frontier mengatakan sedang dalam proses melanjutkan operasi normal, dan penghentian darurat telah dicabut.
Microsoft menyatakan gangguan dimulai sekitar pukul 6 sore ET pada Kamis, dengan sebagian pelanggan mengalami masalah dengan beberapa layanan Azure di wilayah AS Tengah. Pengguna Microsoft Windows secara global juga melaporkan masalah error "layar biru" yang menyebabkan sistem tiba-tiba mati atau restart. Microsoft mengungkapkan kesalahan tersebut disebabkan oleh pembaruan CrowdStrike terbaru.
The Telegraph melaporkan, gangguan IT secara besar-besaran telah menyebabkan komputer Windows mati secara tiba-tiba, membuat saluran televisi, bandara, dan bank di berbagai belahan dunia offline.
Para pengguna layanan publik berbasis online melaporkan mengalami masalah di berbagai belahan dunia. Di antaranya Australia, Selandia Baru, India, dan Jepang, dengan Inggris terdampak parah.
Insinyur keamanan siber telah menunjukkan masalah dengan Crowdstrike, perangkat lunak antivirus yang digunakan di banyak sistem Microsoft, yang tampaknya menyebabkan komputer macet.
Seorang juru bicara Heathrow mengatakan bandara tersebut sedang menerapkan rencana kontinjensi untuk meminimalkan dampak dari gangguan IT global.
"Microsoft saat ini sedang mengalami gangguan global yang berdampak pada sistem tertentu di Heathrow. Penerbangan tetap beroperasi dan kami sedang menerapkan rencana kontinjensi untuk meminimalkan dampak pada perjalanan. Penumpang disarankan untuk check-in dengan maskapai penerbangan mereka untuk informasi penerbangan terbaru," ujarnya.
(msf)
tulis komentar anda