Saingi AS, China Siapkan Teknologi Internet Fiber Optik Bawah Laut
Selasa, 21 Mei 2024 - 09:01 WIB
BEIJING - Perusahaan-perusahaan telekomunikasi milik China dilaporkan sedang mengembangkan jaringan kabel internet serat optik bawah laut.
Proyek bernilai USD 500 juta ini digadang-gadang bakal menghubungkan Asia, Timur Tengah, dan Eropa, sekaligus menyaingi proyek serupa yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).
Menurut empat sumber yang terlibat dalam kesepakatan tersebut, rencana pengembangan jaringan kabel internet merupakan pertanda bahwa perang teknologi makin meningkat antara China dan AS, dan berisiko menghancurkan struktur internet.
Para sumber mengatakan bahwa tiga operator utama China Telecommunications Corporation (China Telecom), China Mobile Limited dan China United Network Communications Group Co Ltd (China Unicom) – sedang memetakan salah satu jaringan kabel bawah laut paling canggih dan luas di dunia.
Peta jaringan kabel yang dikenal sebagai Eropa-Timur Tengah-Asia (Europe-Middle East-Asia/EMA), diusulkan menghubungkan Hong Kong dengan provinsi pulau Hainan di Tiongkok, sebelum akhirnya ke Singapura, Pakistan, Arab Saudi, Mesir, dan Prancis.
Para sumber juga meminta kepada Reuters untuk tidak menyebutkan nama, mengingat keempat orang itu sebenarnya tidak diizinkan membahas potensi dagang rahasia ini.
Dalam penjelasan lebih lanjut, mereka mengungkapkan bahwa kabel internet serat optik bawah laut itu akan diproduksi, dan dipasang oleh HMN Technologies Co Ltd dari China – sebuah perusahaan kabel yang berkembang pesat dan dahulu dimiliki mayoritas oleh raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei Technologies Co Ltd.
“HMN Tech, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Hengtong Optic-Electric Co Ltd yang terdaftar di Shanghai, akan menerima subsidi dari Pemerintah China untuk membangun kabel tersebut,” ujar para sumber.
Namun saat dikonfirmasi mengenai proyek bernilai USD 500 juta, baik China Mobile, China Telecom, China Unicom, HMN Tech dan Hengtong tidak memberikan tanggapan apa pun.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan yang ditujukan ke Reuters bahwa “mereka selalu mendorong perusahaan-perusahaan China untuk melakukan investasi dan kerja sama luar negeri.” Pernyataan ini juga tidak menyebut soal proyek kabel internet EMA.
Di sisi lain, kabar soal rencana pembangunan kabel ini muncul pasca laporan Reuters bulan lalu yang mengungkapkan kekhawatiran Pemerintah AS atas penyadapan data internet oleh China.
Proyek bernilai USD 500 juta ini digadang-gadang bakal menghubungkan Asia, Timur Tengah, dan Eropa, sekaligus menyaingi proyek serupa yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).
Menurut empat sumber yang terlibat dalam kesepakatan tersebut, rencana pengembangan jaringan kabel internet merupakan pertanda bahwa perang teknologi makin meningkat antara China dan AS, dan berisiko menghancurkan struktur internet.
Para sumber mengatakan bahwa tiga operator utama China Telecommunications Corporation (China Telecom), China Mobile Limited dan China United Network Communications Group Co Ltd (China Unicom) – sedang memetakan salah satu jaringan kabel bawah laut paling canggih dan luas di dunia.
Peta jaringan kabel yang dikenal sebagai Eropa-Timur Tengah-Asia (Europe-Middle East-Asia/EMA), diusulkan menghubungkan Hong Kong dengan provinsi pulau Hainan di Tiongkok, sebelum akhirnya ke Singapura, Pakistan, Arab Saudi, Mesir, dan Prancis.
Para sumber juga meminta kepada Reuters untuk tidak menyebutkan nama, mengingat keempat orang itu sebenarnya tidak diizinkan membahas potensi dagang rahasia ini.
Dalam penjelasan lebih lanjut, mereka mengungkapkan bahwa kabel internet serat optik bawah laut itu akan diproduksi, dan dipasang oleh HMN Technologies Co Ltd dari China – sebuah perusahaan kabel yang berkembang pesat dan dahulu dimiliki mayoritas oleh raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei Technologies Co Ltd.
“HMN Tech, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Hengtong Optic-Electric Co Ltd yang terdaftar di Shanghai, akan menerima subsidi dari Pemerintah China untuk membangun kabel tersebut,” ujar para sumber.
Namun saat dikonfirmasi mengenai proyek bernilai USD 500 juta, baik China Mobile, China Telecom, China Unicom, HMN Tech dan Hengtong tidak memberikan tanggapan apa pun.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan yang ditujukan ke Reuters bahwa “mereka selalu mendorong perusahaan-perusahaan China untuk melakukan investasi dan kerja sama luar negeri.” Pernyataan ini juga tidak menyebut soal proyek kabel internet EMA.
Di sisi lain, kabar soal rencana pembangunan kabel ini muncul pasca laporan Reuters bulan lalu yang mengungkapkan kekhawatiran Pemerintah AS atas penyadapan data internet oleh China.
(wbs)
tulis komentar anda