COVID-19 Bawa Dinamika Baru, 93% Korporasi Ubah Strategi Prioritas TI

Rabu, 19 Agustus 2020 - 14:17 WIB
Sebanyak 77% responden di Singapura, Malaysia, Filipina, Australia dan Selandia Baru menetapkan ketangguhan dan keamanan TI untuk kelangsungan bisnis sebagai prioritas utama. Foto/Ist
JAKARTA - Mewabahnya virus Corona baru atau COVID-19 ikut membawa perubahan mendasar dalam iklim bisnis global. Korporasi harus mengkalibrasi ulang strategi transformasi digitalnya. (Baca juga: Menikmati Keindahan Alam Aceh Bersama Mitsubishi di Tengah Wabah COVID-19 )

Sebanyak 93% korporasi menyatakan telah mengubah prioritas TI (teknologi infomasi) mereka, baik secara bertahap, signifikan, atau dramatis. Pandemik telah menunjukkan bagaimana korporasi membutuhkan teknologi adaptif dan alat kolaborasi yang aman guna memastikan konektivitas tanpa kendala. Khususnya dalam menghadapi kondisi bisnis yang sulit dan volatilitas pasar.

Hal tersebut terungkap dalam penelitian bertajuk “Business Continuity, Flexible Working and Adaptive Infrastructure: Five Actions for When the Economy Reopens Following COVID-19” yang diprakarsai oleh Telstra, perusahaan telekomunikasi dan teknologi, sekaligus salah satu perusahaan induk dari telkomtelstra di Indonesia.

“Bisnis di Asia Tenggara dan Australia-Selandia Baru memiliki persiapan yang lebih baik untuk menghadapi pandemi dibandingkan wilayah lain, di mana mereka melihat tantangan COVID-19 sebagai katalis utama dalam strategi TI," Marjet Andriesse, Managing Director Telstra Asia Pasifik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/8/2020).

Dijelaskan Andriesse, pandemik ini telah menunjukkan kepada kita bagaimana bisnis memerlukan teknologi adaptif dan alat kolaborasi yang aman untuk menjamin konektivitas, terutama dalam menghadapi kondisi bisnis yang sulit dan pasar yang terus bergejolak.



Penelitian yang mengumpulkan data lebih dari 120 pemimpin bisnis di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Serikat, dilakukan untuk memberikan wawasan tentang mengkalibrasi ulang strategi TI. Penelitian yang dilakukan Telstra dengan GlobalData ini mensurvei jajaran petinggi korporasi (C-suites) dan pembuat keputusan Teknologi Informasi (TI) untuk memahami tanggapan organisasi terhadap pandemik.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan korporasi di wilayah Asia Pasifik, Eropa, dan AS sedang memperbarui strategi TI secara menyeluruh, dengan prioritas utama terkait proses kerja jarak jauh (remote). Ini termasuk berbagai inisiatif seperti memastikan karyawan dapat terhubung dengan aman saat mengakses aplikasi dan data.

Dalam penelitian tersebut juga terungkap bahwa hampir satu dari sepuluh perusahaan tidak memiliki Rencana Kesinambungan Bisnis (Business Continuity Plan/BCP) pra-COVID-19. Sementara organisasi-organisasi yang memiliki BCP, hampir sepertiga (29%) tidak memiliki rencana untuk menanggapi peristiwa global yang tidak terduga seperti pandemi. Di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru (SEA dan ANZ), hanya 22% korporasi yang mengaku memiliki BCP lengkap serta menunjukkan kesiapan untuk menghadapi peristiwa besar, termasuk pandemi.

Hasil penelitian juga menunjukkan perlunya bisnis untuk tidak hanya secara signifikan memperluas ruang lingkup BCP. Namun juga mengidentifikasi lebih banyak kerentanan dan mempertimbangkan strategi baru untuk mengendalikan risiko yang dapat timbul.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More