Penjualan Apple Anjlok Gara-gara Aksi Balasan China terhadap AS
Minggu, 10 September 2023 - 07:42 WIB
BEIJING - Saham Apple turun 2,9 persen kemarin menyusul laporan bahwa China berencana memperpanjang larangan penggunaan iPhone kepada lembaga dan perusahaan yang didukung pemerintah.
Kabar tersebut menyebabkan banyak investor khawatir terhadap kemampuan Apple sebagai perusahaan publik terbesar di dunia untuk terus melakukan bisnis di China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Apple mulai mencatat penurunan harian terbesarnya yang melibatkan kerugian sekitar USD200 miliar dalam dua hari pada Rabu lalu, kinerja terburuk dalam indeks industri Dow Jones.
Larangan China dipandang sebagai pertanda buruk bagi Apple. China adalah pasar luar negeri terbesar bagi pembuat iPhone, dengan penjualan di Tiongkok menyumbang seperlima pendapatan Apple tahun lalu.
Apple tidak mengungkapkan angka penjualan iPhone berdasarkan negara, namun analis di firma riset TechInsights memperkirakan penjualan iPhone pada kuartal keuangan terakhir di Tiongkok lebih besar dibandingkan penjualan di Amerika Serikat.
Raksasa teknologi ini juga memproduksi sebagian besar iPhone-nya di pabrik-pabrik China.
Apple yang berbasis di Cupertino, California juga memainkan peran penting dalam perekonomian Beijing, kata analis KeyBanc Capital Brandon Nispel Rabu lalu.
"Larangan yang dilaporkan menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah China telah mengubah pendiriannya?" kata Nispel.
Rabu lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa China telah melarang pegawai pemerintah pusat menggunakan iPhone.
Keesokan harinya, kantor berita Bloomberg melaporkan, larangan tersebut diperluas ke perusahaan-perusahaan yang didukung negara termasuk raksasa energi PetroChina, yang mempekerjakan jutaan pekerja dan mengendalikan sebagian besar perekonomian China.
Kabar tersebut menyebabkan banyak investor khawatir terhadap kemampuan Apple sebagai perusahaan publik terbesar di dunia untuk terus melakukan bisnis di China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Apple mulai mencatat penurunan harian terbesarnya yang melibatkan kerugian sekitar USD200 miliar dalam dua hari pada Rabu lalu, kinerja terburuk dalam indeks industri Dow Jones.
Larangan China dipandang sebagai pertanda buruk bagi Apple. China adalah pasar luar negeri terbesar bagi pembuat iPhone, dengan penjualan di Tiongkok menyumbang seperlima pendapatan Apple tahun lalu.
Apple tidak mengungkapkan angka penjualan iPhone berdasarkan negara, namun analis di firma riset TechInsights memperkirakan penjualan iPhone pada kuartal keuangan terakhir di Tiongkok lebih besar dibandingkan penjualan di Amerika Serikat.
Raksasa teknologi ini juga memproduksi sebagian besar iPhone-nya di pabrik-pabrik China.
Apple yang berbasis di Cupertino, California juga memainkan peran penting dalam perekonomian Beijing, kata analis KeyBanc Capital Brandon Nispel Rabu lalu.
"Larangan yang dilaporkan menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah China telah mengubah pendiriannya?" kata Nispel.
Rabu lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa China telah melarang pegawai pemerintah pusat menggunakan iPhone.
Keesokan harinya, kantor berita Bloomberg melaporkan, larangan tersebut diperluas ke perusahaan-perusahaan yang didukung negara termasuk raksasa energi PetroChina, yang mempekerjakan jutaan pekerja dan mengendalikan sebagian besar perekonomian China.
(wbs)
tulis komentar anda