Perusahaan Teknologi Asal China Diminta Rilis Chatbot AI Sebanyak-banyaknya
Senin, 04 September 2023 - 15:44 WIB
BEIJING - ChatGPT memicu perlombaan global untuk memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI).
Kini perusahaan sensasional yang didukung Microsoft ini mungkin akan mendapat saingan baru yang serius dari China.
China mendesak perusahaan teknologi mengizinkan dirilisnya beberapa chatbot ke publik. Mungkin yang paling menonjol adalah Ernie, yang dibuat Baidu penyedia mesin pencari terkemuka di negara tersebut.
Seperti dilansir dari Reuters, Ernie sudah diluncurkan pada awal tahun ini, namun belum tersedia untuk umum.
Berbeda dari negara lain, China mengharuskan perusahaan untuk mendapat izin sebelum merilis produk AI ke pasar massal.
Namun pihak berwenang meningkatkan upaya guna membantu perusahaan-perusahaan domestik, karena AI menjadi fokus persaingan dengan Amerika.
Sebuah robot manusia (humanoid) dipamerkan di Jenewa, Swiss (foto: ilustrasi). OECD memperkirakan 27% pekerjaan berisiko digantikan oleh kecerdasan buatan atau AI.
Perusahaan-perusahaan lain yang meluncurkan produk yang disetujui pada Kamis termasuk SenseTime Group dan dua startup. Laporan media lokal menyebutkan total 11 perusahaan mendapat lampu hijau.
Menurut laporan, itu termasuk pemilik TikTok, ByteDance, dan raksasa produsen game, Tencent.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa raksasa toko online atau e-commerce Alibaba tidak mendapat persetujuan pemerintah untuk produknya sendiri.
Kini perusahaan sensasional yang didukung Microsoft ini mungkin akan mendapat saingan baru yang serius dari China.
China mendesak perusahaan teknologi mengizinkan dirilisnya beberapa chatbot ke publik. Mungkin yang paling menonjol adalah Ernie, yang dibuat Baidu penyedia mesin pencari terkemuka di negara tersebut.
Seperti dilansir dari Reuters, Ernie sudah diluncurkan pada awal tahun ini, namun belum tersedia untuk umum.
Berbeda dari negara lain, China mengharuskan perusahaan untuk mendapat izin sebelum merilis produk AI ke pasar massal.
Namun pihak berwenang meningkatkan upaya guna membantu perusahaan-perusahaan domestik, karena AI menjadi fokus persaingan dengan Amerika.
Sebuah robot manusia (humanoid) dipamerkan di Jenewa, Swiss (foto: ilustrasi). OECD memperkirakan 27% pekerjaan berisiko digantikan oleh kecerdasan buatan atau AI.
Perusahaan-perusahaan lain yang meluncurkan produk yang disetujui pada Kamis termasuk SenseTime Group dan dua startup. Laporan media lokal menyebutkan total 11 perusahaan mendapat lampu hijau.
Menurut laporan, itu termasuk pemilik TikTok, ByteDance, dan raksasa produsen game, Tencent.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa raksasa toko online atau e-commerce Alibaba tidak mendapat persetujuan pemerintah untuk produknya sendiri.
(wbs)
tulis komentar anda