Terus Ditekan Negara Barat, TikTok Malah Makin Canggih
Kamis, 09 Maret 2023 - 08:42 WIB
BEIJING - Mendapat tekanan dari negara-negara barat seperti Amerika Serikat, TikTok j ustru semakin canggih dengan meluncurkan Project Clover yang bertujuan untuk menyimpan data lokal pengguna di Eropa.
Wakil Presiden Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik TikTok, Theo Bertram dalam Briefing mengatakan TikTok tengah menyiapkan fitur terbaru dan migrasi data itu akan berlanjut hingga 2024.
“Kami adalah perusahaan pro-kepatuhan. Beri tahu kami apa masalahnya, dan kemudian mari kita bekerja bersama dalam solusi. Itu adalah pendekatan kami di AS, itulah pendekatan kami di mana-mana, “kata Theo Bertram, dilansir dari Reuters Kamis (9/3/2023)..
Parlemen Eropa, Komisi Eropa dan Dewan Uni Eropa baru-baru ini melarang penggunaan aplikasi Tiktok untuk para staf karena meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan data.
TikTok adalah perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan China, yaitu Bytedance. Eropa khawatir jika China akan dapat memanen data pengguna Eropa atau digunakan demi pemerintahan China.
Sementara itu, Gedung Putih telah mendukung undang-undang yang memberikan kekuatan baru kepada administrasi untuk melarang aplikasi video milik China Tiktok dan teknologi berbasis asing lainnya jika mereka menimbulkan ancaman keamanan nasional.
Sebagai bagian dari langkah ini, perusahaan mengkonfirmasi akan segera membuka pusat data kedua di Irlandia, dan satu lagi di wilayah Hamar di Norwegia. Pusat data ini akan dioperasikan oleh pihak ketiga yang dirahasiakan.
“Pendekatan kami sangat terbuka untuk pemerintah, regulator, dan ahli untuk memberi kami nasihat dan nasihat mereka tentang bagaimana kami dapat melakukan ini lebih efektif,” tambah Bertram.
Baca Juga
Wakil Presiden Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik TikTok, Theo Bertram dalam Briefing mengatakan TikTok tengah menyiapkan fitur terbaru dan migrasi data itu akan berlanjut hingga 2024.
“Kami adalah perusahaan pro-kepatuhan. Beri tahu kami apa masalahnya, dan kemudian mari kita bekerja bersama dalam solusi. Itu adalah pendekatan kami di AS, itulah pendekatan kami di mana-mana, “kata Theo Bertram, dilansir dari Reuters Kamis (9/3/2023)..
Parlemen Eropa, Komisi Eropa dan Dewan Uni Eropa baru-baru ini melarang penggunaan aplikasi Tiktok untuk para staf karena meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan data.
TikTok adalah perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan China, yaitu Bytedance. Eropa khawatir jika China akan dapat memanen data pengguna Eropa atau digunakan demi pemerintahan China.
Sementara itu, Gedung Putih telah mendukung undang-undang yang memberikan kekuatan baru kepada administrasi untuk melarang aplikasi video milik China Tiktok dan teknologi berbasis asing lainnya jika mereka menimbulkan ancaman keamanan nasional.
Sebagai bagian dari langkah ini, perusahaan mengkonfirmasi akan segera membuka pusat data kedua di Irlandia, dan satu lagi di wilayah Hamar di Norwegia. Pusat data ini akan dioperasikan oleh pihak ketiga yang dirahasiakan.
“Pendekatan kami sangat terbuka untuk pemerintah, regulator, dan ahli untuk memberi kami nasihat dan nasihat mereka tentang bagaimana kami dapat melakukan ini lebih efektif,” tambah Bertram.
tulis komentar anda